10. Mata-mata

385 76 3
                                    

"AAAAAAA!"

"UWOOOOAAAAAAAA!"

"AAAAAAAAAA!"

Ni-Ki menyumpal telinganya dengan headset. Suara teriakan Jo yang walaupun teredam oleh bantal cukup membuatnya terganggu.
Terhitung sudah sedari pulang sekolah ia begini.

Di sekolah pun Ni-Ki memerhatikan Jo, hari ini Jo tidak banyak bertingkah. Hanya saja beberapa kali Ni-Ki memergoki kakaknya tersenyum sendiri saat ketiga temannya sedang tidak melihat ke arahnya.

Ni-Ki merasa aneh, namun ia sudah terbiasa dengan sikap Jo yang mode random seperti ini. Maka dari itu, Ni-Ki tidak mau bertanya lebih lanjut.

Niat hati ingin bersantai sembari mendengar playlist yang baru saja Hikaru bagikan sambil menghabiskan kentang goreng yang ia beli sepulang sekolah, Ni-Ki dikagetkan karena headset-nya ditarik dengan tiba-tiba.
Tentu pelakunya adalah Jo.

Ni-Ki memutar bola mata malas.
"Apa?"

Jo menatap Ni-Ki tidak percaya, lalu terjatuh dari sofa secara dramatis.
"Lo gak penasaran kenapa gue teriak-teriak gitu?"

Ni-Ki menggeleng cepat, ia memakai kembali headset yang tadi ditarik oleh Jo. Jo naik ke sofa, ia mencubit-cubit pipi Ni-Ki.

"Tadi pagi gue beginiin Rua"

Ni-Ki yang belum menyetel musik, tentu mendengar ucapan Jo. Ia menoleh cepat, menatap kakaknya tidak percaya.
"Modus banget, ketauan"

Tersenyum bangga, Jo menatap tangannya yang ia pakai untuk mencubit pipi halus Harua. Mendadak Jo ingin berteriak lagi, ia merasa malu sekaligus senang.

"Ini tuh holy hand, pokoknya gue gabakal cuci tangan!"

Ni-Ki memicingkan matanya, mendadak muncul ide jahil. Dengan sengaja, Ni-Ki mencolek saus kentang goreng lalu mengoleskannya di tangan Jo yang sedang terbuka itu.

Jo melotot terkejut, ia kesal, dan secara reflek menepuk dahi Ni-Ki dengan tangannya yang kotor saus lalu beranjak menuju wastafel.

Jo mulai menyalakan keran wastafel, ia berdiam diri cukup lama, tidak tega untuk membersihkan tangannya yang bekas mencubit pipi Harua itu.

Setelah mencuci tangan dengan perasaan berat, Jo kembali ke sofa, duduk menjauh dari Ni-Ki sembari membuang muka, Jo ngambek.

Ni-Ki tertawa melihat tingkah kakaknya. "Abang, maap" Ni-Ki meminta maaf, dengan tawa yang masih terdengar.
Jo kesal, ia masih membuang muka, enggan melihat wajah adiknya.

Karena Jo yang tidak merespon, Ni-Ki menyodorkan handphone-nya, Jo melirik, ia melihat sebuah video yang dikirimkan Hikaru menunjukkan klub voli yang masih berlatih.
"Daripada lo ngambek gitu, mending jadi mata-mata kita. Mumpung Kak Sunghoon hari ini ga pulang, gabakal kena omel" Ni-Ki menaik turunkan alisnya.

Jo terlihat tidak tertarik, ia bangkit dari duduknya. "Kurang kerjaan banget, mending tidur."

"Ada Harua, bang"

•°•°•

"Ayolah pak, izinin kita masuk, sebentar doang kok!" Pinta Jo memelas pada satpam yang sore ini berjaga di depan gerbang.

Satpam itu menggeleng tegas, ia mendorong Jo dan Ni-Ki pelan, mengusirnya agar tidak kembali masuk ke area sekolah.

Mata Jo memicing ke arah belakang satpam, mencari celah agar bisa lari masuk bersama Ni-Ki.

Dirasa satpam sedang lengah, Jo menarik Ni-Ki lari masuk ke dalam. Si satpam terkejut, ia hendak mengejar, namun urung dan lebih memilih tetap berjaga di pintu gerbang.
Pengalaman mengejar murid yang se-spesies, bukannya tertangkap, malah berakhir dia yang kelelahan.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang