4. Met!

596 105 8
                                    

"..Harua?"

Kepala Jo terasa berputar saat keduanya berada tepat di depan Jo.
Pun dengan Harua, raut terkejutnya tak bisa di sembunyikan. Sangat terlihat kalau ia juga sama terkejutnya dengan Jo.

Jo menatap tajam Ni-Ki, matanya terlihat meminta penjelasan dan Ni-Ki paham itu. Namun, Ni-Ki abai dan lebih memilih mengabaikan tatapan Jo.

Keduanya, Jo dan Harua saling memandang.

"Kalian kenal?" Ni-Ki bertanya.
Jo dan Harua memutus pandangan saat mendengar pertanyaan Ni-Ki, Jo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"M-mungkin? Iya, kenal?" Ragu Harua.

Mata Ni-Ki menyipit tajam.
"Kalian pernah ketemu dimana? Kok gatau gue?" Ni-Ki mulai mengintrogasi keduanya.

"Di tempat kopi sekolah" Jo menjawab.

"Terus, kalian deket?"
Jo dan Harua reflek menggeleng bersamaan.

"Cuma saling tau nama?"
Kali ini Harua menggeleng sendiri.
"Dia tau namaku, aku gak tau nama dia" tutur Harua.

Kedua alis Ni-Ki bertaut, bingung dengan penuturan Harua.
"Lah, ko bisa?" Tanya Ni-Ki lagi.

"Banyak tanya persis reporter" Kesal Harua.
"Aku sama kakak kamu pernah ketemu, sekitar, dua kali? Kakak kamu ini pernah tanya namaku, tapi aku gak pernah tanya nama dia, jadi cuma kakak kamu yang tau namaku" Jelas Harua singkat.

Ni-Ki mengangguk mengerti, kemudian matanya menatap Jo yang saat ini terdiam kaku di sebelah Harua.

"Yaudah, sekalian aja kenalan disini" Ni-Ki menarik tangan Jo dan Harua bersamaan. Menautkan tangan keduanya enteng.

Jo panik, matanya melotot saat tangannya ditautkan dengan tangan Harua. Jantungnya berdebar kencang, mungkin sebentar lagi akan keluar dari tempatnya.

"Salam kenal, aku Harua" Harua kembali memperkenalkan dirinya.

"...Jo"

"Nah, udah, tunjukin jalannya bang" Suruh Ni-Ki, tidak ingin berlama-lama di tempat panas ini.

Jo mengangguk cepat, mulai menjelaskan rute ke dua orang di depannya, kemudian berjalan setelah meminta keduanya untuk beriringan.

Jo menatap Harua lamat dari samping.
Harua, entah kenapa dua kali lipat lebih cantik hari ini.
Dengan sweater berwarna cerah kebesaran, celana pendek serta baret yang menambah kesan lucu pada diri Harua.

Terlalu fokus memuja fitur wajah Harua, Jo tidak sadar kalau objek yang sedang ia kagumi menatap balik ke arahnya.

"Kak, kenapa? Ada yang aneh di mukaku?" Tanya Harua sedikit berbisik.

Jo sadar, menggeleng cepat lalu berjalan lebih ke depan dari dua manusia di sebelahnya.
Kupingnya memerah, Jo benar-benar malu. Sumpah, ia tidak menyadari kalau Harua menyadari tatapannya tadi.

Harua memiringkan kepalanya bingung.
"Kakakmu agak aneh ya Ki?"

"Emang, makannya jangan deket-deket"

Jo tentu mendengarnya, rasa malu kini bertambah jadi dua kali lipat.
Jo menundukkan kepala, berfikir kenapa pertemuannya dengan Harua selalu berakhir memalukan.

Kalau begini bagaimana mau memberikan kesan pertama yang keren pada Harua?

Diam, di sepanjang jalan Jo hanya terdiam tanpa bicara sepatah kata pun. Hanya berjalan, sesekali menengok ke belakang untuk memastikan apakah Ni-Ki dan Harua mengikutinya.

Harua merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini.
Mengumpulkan keberanian, Harua meninggalkan Ni-Ki di belakang, berjalan cepat menyusul Jo ke depan.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang