5. We are..?

600 109 7
                                    

"Jadi intinya lo marah ke adek lo karna dia gak ngasih tau kalo si adek lo ini temenan sama Harua?" Simpul Gaku setelah mendengar keluh kesah temannya satu ini. Jo mengangguk, tangannya ia lipat di depan dada.

"Lah, ga salah dong dia? Lo nya aja gak pernah nanya" Jungwon menoyor kepala Jo.

"Ya kan gue sendiri gatau kalo dia temenan sama dek manis"

"Adek lo juga gatau kalo lo demen sama Harua"

Jo dan Jungwon bertatapan sengit. Gaku lagi-lagi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya, heran, tiada hari tanpa bertengkar.

"Tapi Jo, berarti bisa dibilang lo udah temenan sama si Harua?" Yuma akhirnya bersuara setelah berpikir lama sehabis mendengar cerita Jo.

Jo memutus pandangannya dengan Jungwon, balik menatap Yuma.
Iya juga. Setelah kemarin, apa Jo dan Harua bisa di sebut sebagai teman?

Hening. Kebetulan suasana di kedai kopi sekolah hari ini tidak seramai biasanya.

Cukup lama keheningan melanda, keempatnya menoleh saat mendengar suara pintu dibuka.
Secara kebetulan, Harua disana, bersama Ni-Ki dan satu temannya yang Jo sendiri tidak kenal.

"Noh, Harua" Gaku tertawa meledek melihat Jo yang tidak berhenti memandangi Harua, pun dengan Jungwon.

"Hika, sini bareng!" Yuma berteriak secara tiba-tiba. Gaku, Jungwon, terlebih Jo reflek menoleh kaget ke arah Yuma.

Hikaru menoleh ke asal suara, mereka sedikit berunding lalu menghampiri meja yang saat ini berisikan empat orang.

Yuma menyenggol lengan Jo jahil, ia menahan tawa kala melihat Jo yang saat ini tengah mematung di tempat.

Hikaru sampai terlebih dahulu di tempat, disusul Ni-Ki dan Harua di belakang. "Kalo kita duduk disini.. apa gak ganggu?" Tanya Hikaru memastikan.
Yuma menggeleng mantap, ia mempersilahkan ketiga orang di depannya ini duduk.

Hikaru dan Ni-Ki sudah duduk terlebih dahulu, sedangkan Harua, nampaknya belum memutuskan untuk duduk dimana.
Jujur saja, Harua sedikit canggung saat ini.

"Ru, sini" Yuma menggeser tubuhnya keluar agar kursi panjang tempat ia dan Jo duduk memiliki space kosong. Harua mengangguk kecil, kemudian berjalan pelan untuk duduk di samping Jo.

Posisi mereka saat ini adalah, kursi panjang bagian kiri berisi Gaku, Jungwon dan Hikaru. Kursi panjang kanan Jo, Harua, Yuma. Lalu Ni-Ki duduk di kursi kecil yang tersedia di bagian pojok meja.

Lagi-lagi, keheningan tercipta. Baik Teman-teman Jo maupun Harua tidak ada yang bicara terlebih dahulu.

"Gue pesen dulu" Ni-Ki berdiri keluar dari perkumpulan manusia canggung. Hikaru yang sedikit tidak nyaman, akhirnya memutuskan untuk ikut berjalan di belakang Ni-Ki.
"Ki, aku mau ikut!"

Tersisa Harua.

Sebenarnya, Harua juga ingin ikut kedua temannya memesan kopi agar setidaknya bisa keluar dari hawa canggung yang ia rasakan sekarang.
Tapi apa boleh buat, posisinya yang berada di tengah-tengah Jo dan Yuma membuatnya tidak bisa bergerak kemana-mana.

Harua menengok, menatap Jo yang saat ini sedang memperhatikan tembok sekitar entah untuk apa.

"Harua," Panggil Gaku. Harua menatap mata Gaku dengan reflek, matanya sedikit melotot membuat Gaku secara tidak sadar meremas tangan Jungwon yang menganggur di bawah sana. Gemas.

"Kenapa, kak?" Tanya Harua. Gaku menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya. Tidak heran Jo menyukai orang di depannya, Gaku baru sadar bahwa Harua terlihat lucu saat berbicara langsung dengannya.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang