16. Pulang

262 45 13
                                    

Sudah terhitung satu Minggu setelah Ni-Ki mencoba berbicara pada Taki, tapi hasilnya nihil. Tidak ada kemajuan apapun pada mereka, semuanya berjalan seperti biasa.

Begitu juga dengan Jo dan Harua. Mereka berdua berinteraksi seperti biasa, walaupun hanya sekedar sapaan.

Akhir-akhir, semenjak ditunjuk menjadi ketua klub secara tiba-tiba karena ketua mereka mengundurkan diri, Harua terlihat sibuk.
Tidak ada waktu untuk mengobrol santai seperti biasa, jika bertemu Harua, yang Jo dapati hanya sapaan selamat pagi.

Belum lagi agenda membuat poster bersama di rumah tiba-tiba dibatalkan beberapa hari yang lalu, dengan alasan adik kelas Harua berhasil membujuk OSIS untuk menerima desain poster milik Harua.

Karena hal inilah, Jo jadi murung.

Jika Harua sibuk mengurus klub voli, maka Gaku sibuk mengurus Jo yang sedang tidak bersemangat. Sudah dua hari Gaku membujuk Jo agar mau beraktivitas seperti biasa, tapi hasilnya nihil.

Bahkan macaron pun sudah tidak begitu efektif. Gaku jadi pusing sendiri.

"Gausah dipikirin banget sih, ntar botak lo lama-lama" Jungwon tiba-tiba muncul dari arah belakang, berjalan ke arah Gaku dan Jo berada sembari menarik salah satu kursi kosong.

Jo yang menidurkan kepalanya di meja hanya menatap Jungwon sekilas, kemudian menutup matanya cepat.

"Tuh, liat, murung gajelas dia Won" adu Gaku pada Jungwon sambil menunjuk-nunjuk tepat di depan wajah Jo.
Jo tanpa membuka mata langsung menggigit jari Gaku, kesal karena di bilang tidak jelas.

Jungwon mengangkat salah satu alisnya, "lagian Jo, cuma gara-gara Harua sibuk gak harus begini juga lah, tau sendiri dia lagi repot ngurus berkas, ngurus anak voli" ujar Jungwon dengan nada yang terdengar agak ketus.

Jo hanya berdehem menanggapi, kalau hal itu dia juga tau jika Harua sedang di masa sibuk. Masalahnya adalah, dengan diangkatnya Harua menjadi ketua klub, waktu untuk mendekati si adik kelas makin menyempit. Kalau terus begini, bisa-bisa Jo tidak akan mendapat kesempatan menembak Harua.

"Emang jadi ketua sesibuk apa sih?" Jo bertanya kepada Jungwon yang merupakan mantan ketua klub karate. Jo sendiri tidak pernah mengikuti kegiatan klub seperti yang lainnya, apalagi menjadi ketua, jadi tidak heran jika Jo tidak mengerti.

Jungwon menumpu dagunya dengan satu tangan, mengingat-ingat apa yang ia lakukan saat baru menjabat sebagai ketua klub dulu.
"Ngurus berkas, sih, buat di serahin ke OSIS. Terus juga serahin proposal kegiatan klub setiap hari, ngatur anggota yang paling susah, kadang jadi pelatih buat adek kelas. Sibuknya di awal-awal, nanti juga lama-lama longgar" jelas Jungwon.

Jo mengangguk saja, mulai mengerti dengan kesibukan Harua sampai-sampai jarang mengobrol dengannya. Apalagi klub voli termasuk yang banyak anggotanya.

"Kalo mau ngobrol, berarti bisa pas pulang sekolah, kan? Jalan pulang bareng gitu" Gaku menyeletuk. Jo dan Jungwon bersamaan menatap Gaku,
"Tapi kalo begini, Jo harus nunggu Harua nyelesain proposal kegiatan klub" lanjutnya.
"Belom lagi Jo bawa sepeda kan? Berarti gak bisa" ujar Jungwon.

Jo terdiam, menimang-nimang celetukan Gaku yang menyuruhnya pulang bersama Harua.
Kalau menunggu, Jo bisa, itu tidak menjadi masalah sama sekali.
Masalah sepeda, gampang saja, tinggal menyuruh Ni-Ki pulang sendiri menggunakan sepedanya.

Macaron || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang