Chapter 17

46 6 5
                                    

Tepat didepan Apartemen, Puttha dan Ody berdiri tegak dengan wajah cukup santai karena dia sudah menebak apa yang akan didalam mengingat pengalaman pribadinya yang cukup kelam. Berbanding terbalik dengan Puttha yang sudah sangat pucat, bulir keringat sudah mulai bercucuran di pelipisnya dan kini napas Puttha sudah tak beraturan terdengar jelas oleh Ody.

"Terus lo gak mau masuk? gue kan gak tau password Apart lo." tanya Ody santai seraya melipat kedua tangan didadanya.

Puttha menoleh ragu ke wajah Ody. "Gue anter lo balik aja ya," tawar Puttha yang seketika nyalinya menciut.

"Ck.. Lemah! kan lo yang bilang sendiri mau cerita ke gue. Kalo gak mau cerita ya udah gue balik sendiri bisa kok." ujar Ody seraya meninggalkan pergi Puttha.

Dengan cepat Puttha menarik tangan Ody dan memberhentikan langkah Ody, "Gue..." gumam Puttha menggantungkan ucapannya. Ody menatap balik Puttha dengan alis yang sudah terangkat satu setia menunggu kelanjutan ucapan Puttha.

Perlahan Puttha melepas tangan Ody dan segera membuka password Apartemennya, pintu pun terbuka dan Ody mendahului masuk kedalam Apartemen Puttha tanpa permisi. Tak bisa di pungkiri dalam hati Ody juga penasaran apa yang sebenarnya ingin Puttha beritahu, masa iya dia bertemu dengan pria yang mempunyai penyakit yang sama dengan orang yang ia cintainya dulu pikirnya.

Puttha yang masih menundukan kepalanya ikut masuk kedalam dan mengikuti kemana langkah Ody pergi. Ody menjelajahi seisi Apartemen Puttha dan tidak menemukan kejanggalan apapun yang ia dapati hanya aroma seperti jasmine namun sangat soft.

"Bagus juga Apartemen lo." puji Ody seraya menyender kan bokong nya di kepala sofa lalu menatap Puttha yang masih dalam tundukannya.

"Gak ada apa-apa juga disini, alibi lo doang kan nih bilang aja mau ajak gue kesini, ck.. elah," sinis Ody membuat Puttha menatap Ody sangat dalam dan tentunya hal itu membuat Ody sedikit tidak nyaman.

Memang ada satu ruangan yang tidak bisa Ody buka, ruangan itu berada tepat di samping kamar Puttha, Puttha pun melangkahkan kakinya lalu mengambil kunci yang berada disaku celananya dan membuka pintu itu perlahan.

Saat pintu itu sedikit terbuka ternyata memang sudah ada Ody di belakang Puttha yang menyerobot masuk kedalam, saat Ody sudah masuk ke dalam ruangan itu seketika Ody tersontak kaget melihat isi ruangan tubuhnya terdiam kaku, jantungnya mulai berdegup kencang, Ody merasakan Deja vu dan sangat tak asing baginya suasana ruangan ini mirip seperti ruangan milik Bible.

Suara pintu tertutup membuat Ody tersadar dalam delusinya yang sempat membuat ingatannya kembali ke masa saat dia bersama Bible, Ody membalikan badannya menatap Puttha dengan mata yang sudah memerah dan akhirnya Puttha berjalan mendekati Ody perlahan membuat Ody melangkah mundur dengan ketakutan.

Sampai akhirnya kepala Ody terbentur ringan dengan Choker besar yang menggantung di antara rantai, dengan reflek Ody menoleh dan sorot matanya tertuju pada tulisan yang ada di choker tersebut.

Ody meraih choker tersebut dengan kedua tangannya lalu membacanya pelan, "Puttha?" lirihnya terheran-heran mengapa ada nama Puttha tertulis jelas di choker itu.

Dari belakang Puttha memeluk Ody dengan lembut seraya menompangkan pelipisnya ke pundak milik Ody. "Gue, Masokisme." gumam Puttha lirih membuat Ody dengan cepat melepas pelukannya itu.

"Haha, sekarang apa lagi?" gertak Ody sedikit menjauh dari Puttha.

"Kenapa gue selalu bilang kita itu ditakdirkan bertemu, ini alasannya Ody, dan lo harus tau gue udah lama menanti majikan baru gue yang gue yakin sekarang adalah lo." jelas Puttha menatap Ody dengan menahan air mata di pelupuk matanya.

Complicated Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang