BAB 18

1.2K 119 8
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, masa tahanan Reihan pun hanya tinggal menghitung hari. Seminggu lagi ia akan bebas dari penjara. Senang rasanya bisa menjalani ini bersama Jovino. Ia hanya harus menunggu lelaki itu bebas dari masa tahanannya. Ia sudah membayangkan nanti setiap minggunya ia akan mengunjungi Jovino, berbincang, bersenda gurau dan makan bersama untuk menemani lelaki itu. Reihan terkikik geli saat tersadar dirinya sedang halu.

Saat ini semua tahanan sedang bersih-bersih halaman yang memang semak belukar nya sudah tinggi. Setelah selesai membersihkan semuanya, sebagian ada yang bermain sepak bola, ada yang beristirahat sambil bercanda, ada pula yang jajan ke kantin termasuk Reihan. Ia membeli 2 botol pocari untuknya dan Jovino yang sedang bermain bola dibawah teriknya matahari.

Reihan menonton permainan sepak bola itu dipinggir lapangan. Beberapa menit kemudian terjadi perkelahian ditengah lapangan itu hingga membuat kerumunan. Reihan menghampiri kerumunan itu takut-takut Jovino yang berkelahi dengan tahanan lain. Namun untungnya bukan Jovino yang berkelahi. Reihan tersenyum karena lelaki itu benar-benar berubah. Selama dipenjara Jovino tidak pernah membuat keributan dan selalu mematuhi peraturan yang ada.

Reihan menarik Jovino keluar dari kerumunan itu lalu menyodorkan 1 botol pocari yang masih dingin ke arah Jovino. "Hari ini jadwalnya Jevano sama Naufal besuk kita kan? Lo mau nitip apa sama mereka? Nanti biar gue telpon mereka dulu"- ucap Reihan yang berniat menitip makanan favorit nya.

"Gausah, gue lagi gak pengen apa-apa"- jawab Jovino dengan senyumnya.

Tidak lama setelah itu mereka berdua benar-benar bertemu dengan Jevano dan Naufal. Seperti biasa mereka berempat mengobrol dan bercanda, tak lupa mengambil beberapa foto untuk diabadikan.

"Gak kerasa, seminggu lagi lo bebas, Rei"- ucap Jovino "beda sama gue, gue masih lama banget"- sambungnya.

"Kalo gak salah lo bisa ngajuin banding biar masa tahanan lo berkurang"- sahut Jevano.

"Gak perlu, Van. Lo ganti hukuman mati gue sama penjara seumur hidup aja gue udah bersyukur banget"

Mereka berempat hanya terdiam setelah mendengar kalimat Jovino barusan. Tidak terasa jam besuk sebentar lagi selesai. Jevano dan Naufal bersiap untuk pulang.

"Van"- panggil Jovino "jaga diri lo baik-baik ya"- ucap nya sambil tersenyum menatap kembarannya itu. Tatapan nya beralih ke arah Naufal "gue titip Vano ya, Na... Tolong jagain dia, jangan pernah lo sakitin dia"- sambung nya.

"Lo ngomong apaan sih, Vin"- sahut Jevano. Jovino ini berbicara seperti orang yang akan pergi jauh saja.

"Gapapa. Masa tahanan gue masih lama, gue gak bisa jagain lo untuk sekarang-karang ini——makasih ya, Van. Makasih banyak atas semua kebaikan lo selama ini ke gue... Sekali lagi gue minta maaf buat semuanya"

Jevano benar-benar kesal mendengar kalimat Jovino "lo kenapa sih, Vin? Ngomong kek orang mau mati aja lo... Gue gak suka lo ngomong gitu!"- seru Jevano yang membuat Jovino tertawa sedangkan Naufal dan Reihan hanya mendengarkan obrolan kakak beradik itu.

Setelahnya Jevano dan Naufal pun pulang, meninggalkan Jovino dan Reihan. Mereka kembali ke rumah dinas Naufal di Jakarta.

Hari ini sungguh sangat melelahkan bagi mereka berdua. Jevano segera membersihkan diri sedangkan Naufal langsung rebahan diranjang berwarna maroon itu.

Naufal menarik Jevano yang baru saja keluar dari kamar mandi, membuat yang lebih tua jatuh diatas tubuhnya. Naufal memeluk erat pinggang Jevano sambil menarik handuk yang menutupi bagian bawah lelaki itu.

"Gue kangen, Jev"- bisik Naufal dengan suara rendahnya.

"A-apasih... Tiap hari ketemu masa kangen haha"- jawab Jevano dengan tawa hambarnya. Jantungnya mulai berdetak kencang jika Naufal sudah dalam mode seperti ini.

"Kangen dalam tanda kutip, Jev"- goda Naufal sambil mengedipkan matanya lalu membalikkan posisi mereka.

Naufal mengukung Jevano dibawahnya. Ia mulai menciumi seluruh wajah Jevano sampai ke leher, dada, perut, paha dalam dan berakhir menciumi penis Jevano yang sudah berdiri tegak itu. Membuat Jevano menahan aliran listrik dalam dirinya akibat semua sentuhan yang diberikan Naufal.

Naufal benar-benar memberi rangsangan yang dahsyat hingga Jevano terbuai dan tak ingin berhenti. Naufal membiarkan yang lebih tua mengenakkan dirinya sendiri. Kini Jevano berada diatasnya sambil mencoba memasukkan penis Naufal ke dalam lubang anal nya. Walaupun mereka sudah pernah melakukannya sebanyak 2 kali, tetap saja lubang Jevano terasa sempit.

Naufal terkekeh melihat Jevano yang kesulitan. Tubuh berkeringat, wajah memerah dengan mata sayu itu membuat Naufal tidak tahan. Ia kembali mengukung Jevano. Mengocok penis nya sebentar lalu menghentakkan nya ke anal Jevano.

"Akhh"- rasanya sakit walaupun tidak seperti saat pertama kali mereka melakukannya.

"Boleh gerak hm"- bisik Naufal meminta izin. Jevano hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Naufal mulai memaju mundurkan pinggulnya. Mencari titik manis yang menjadi candunya. Ia mencium bibir Jevano untuk mengalihkan lelaki itu dari rasa sakit dibawah sana.

Naufal terus menghujam anal Jevano dan memainkan kedua puting lelaki itu, membuat  banyak tanda kepemilikan hampir diseluruh tubuh Jevano.

Jevano memeluk erat tubuh Naufal saat dirasa sebentar lagi mencapai pelepasannya. Peluh membanjiri tubuh keduanya. Saliva pun mengalir dari sudut bibir Jevano. Matanya terpejam erat dengan desahan nikmat saat Naufal menembakkan spermanya didalam sana. Rasanya sangat nikmat dan lelah disaat yang bersamaan.

"Gue janji, gue bakal jagain lo sampe kapanpun. Gue bakal selalu ada buat lo kapanpun lo butuh. Gue bakal selalu peduli tentang lo... Love you, Jevano Alkatiri"- bisik Naufal lembut. Membuat Jevano terharu dan meneteskan air matanya.

"Ssttt.. Jangan nangis, Jev"- ucapnya sambil mengusap air mata Jevano "gue sayang banget sama lo"- sambung nya.

"Gue juga sayang banget sama lo hiks gue pegang semua janji lo hiks kalo lo ingkar gue aduin ke Vino biar lo dibunuh sekalian hiks"- balas Jevano sambil bercanda, membuat keduanya tertawa ditengah kesunyian dan dinginnya malam.

Naufal mengangguk sambil tersenyum. Ia mengecup kening Jevano "night baby"- bisik nya dengan suara bariton khas miliknya.










-🐰🐶-

Akhir² ini setiap ada scene nganu²an aku udah ngga pernah nulis sedetail dulu. Iya. Soalnya aku bosen nulis scene gituan. Rasanya monoton aja gitu karena dari dulu setiap nulis scene nganu selalu gitu² aja ngga ada progres. Jadi ya diskip aja dan cuma ditulis singkat. Jadi bayangin aja sendiri, oke👍

Btw, ada MARKREN shipper gak disini? Diriku ada nulis new story nich hehe

Markren area ygy👌Baru publish cast nya doang sih, tapi udah nulis sampe chapter 4, tinggal up aja kalo emang banyak yang minat☺👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Markren area ygy👌
Baru publish cast nya doang sih, tapi udah nulis sampe chapter 4, tinggal up aja kalo emang banyak yang minat☺👍

Jangan lupa dicek ya, siapa tau suka😭 udah deh, bye.

ANAK RANTAU | JAEMJEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang