Selamat malam 🥰🥰
Cieeeee yang gak malam mingguan, soalnya ini kan malam Rabu ya🤗🤗
Jangan lupa tinggalkan bintang ⭐⭐⭐*_ HIDUP ITU SEBENARNYA GAK SUSAH, YANG SUSAH ITU BERSYUKUR DAN BERUSAHA , MELIHAT KE ATAS UNTUK TAU DIRI MELIHAT KE BAWAH UNTUK BERSYUKUR._*
Dari Ista untuk Cicha
🍒🍒
Di lift Ista merasa waktu berjalan sangat lama, lagi-lagi dia harus terjebak dengan orang yang sama beberapa hari lalu, dan di tempat yang sama pula. Bedanya jika hari itu mereka hendak turun, sekarang sebaliknya, mereka hendak naik.
"Ekhmm" Ista menormalkan wajahnya yang sedari tadi di tekuk sejak laki-laki disampingnya itu masuk ke lift.
"Kamu Ray, yang tadi kan?" tanya Ista. Retoris memang, tapi dia sudah kelewat canggung.
Sedangkan yang di tanya barusan hanya berdehem dan mengangguk, membuat Ista hanya memaki dalam hati.Untung saja mereka sudah sampai, dan Ista buru-buru keluar dari lift
"Duluan ya Ray" pamitnya kemudian berlalu tanpa menoleh pada Ray.
"Ya, hati-hati" sahutnya yang juga keluar dari lift, membuat Ista menoleh dan tersenyum ke arah Ray.
Kemudian dia melangkah ke arah kanan dan berhenti di kamar paling ujung, kamar Anaphalis nomor satu, Ray tetap memperhatikannya hingga masuk ke kamar tersebut.
Setelahnya dia membawa langkahnya ke kiri menuju kamar paling ujung juga, kamar Gypsophila dengan nomor yang sama yaitu nomor satu juga.
Sebenarnya dia kepo untuk apa Ista kesini, menjenguk orang sakit sih sudah pasti, tapi siapa, sepenting itukah, bahkan bajunya saja belum di ganti. Dan ya tentang baju, dia seperti pernah melihat seragam karate yang digunakan Ista tadi tapi dia tidak terlalu memikirkan hal iu.
Ray menghentikan langkahnya, dia memegang kenop pintu dan membukanya
"Selamat sore cantik, gimana hari ini?" Dia menyapa orang yang berada di dekat jendela kamar, orang itu duduk di kursi roda.
"Sore Abang" orang tadi menoleh dan tersenyum" hari ini aku baik seperti biasanya" lanjutnya tersenyum cerah.
Ray menatap adiknya itu,ya dia mengunjungi adiknya CELENA DEEPA ISHARA , sering di panggil Isha atau Cicha.
"Maaf ya kakak baru bisa datang" Ray menghampirinya dan duduk di sofa yang tepat di samping kursi roda Cicha.
"Gakpapa kok kak, kan kakak sekolah" dia melirik ke arah kakaknya dan senyumannya tidak luntur, "lagian aku punya teman kok disini" dia mengalihkan pandangannya ke luar. Mereka sedang memperhatikan padatnya jalanan di akhir pekan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (END)
Teen FictionIni bukan kisah ketua OSIS dingin yang teladan dengan cewek barbar, ini bukan kisah murid emas dengan murid berandalan sekolah, ini juga bukan kisah ketua mafia yang bucin ke korbannya sendiri, ini juga bukan tentang kesalahpahaman di masa lalu yang...