Jangan lupa tinggalkan jejak bintang ⭐⭐
Typo dimana-mana*_KAMU TERLALU SIBUK MENGUATKAN ORANG DI SEKITAR MU, HINGGA KAMU LUPA BELAJAR BAGAIMANA JIKA HIDUPMU TANPA DIA"
Dari author
Untuk Adhistil Adriani Abhista🍒🍒
Dalam kesesakan aku mencoba untuk tetap bertahan, namun rongga pernapasan ku di bungkam hingga rasanya semakin sesak
Aku mencoba untuk tetap berdiri tegak, namun ombak menerjang ku sedemikian hebat hingga akhirnya aku tumbang
Begitu pelik rasanya, tapi aku tidak tau penyebabnya
Air mataku yang telah kusimpan jauh di dalam, namun lagi-lagi tamparan dunia memaksanya untuk kembali tercurah
Aku mencoba menulikan jiwa tentang rasa, namun dentuman keras menerjang hatiku hingga rasa sakit kembali ku rasakan
Sakit, sesak, gundah, sulit untuk ku bedakan, semua rasanya sama saja, hanya menorehkan luka
Bahkan luka yang belum sembuh pun kembali tersayat pisau yang lebih tajam
Bahu yang kucoba untuk selalu tegap dan kokoh, perlahan mulai menunduk dan bergetar menahan beban dan tangis
Hati yang kucoba untuk mati, kini kembali hidup menelan kepahitan
Raga yang selalu kutunjukkan kuat akhirnya hilang, meninggalkan jiwa yang rapuh bersama dengan kehancuran
Pada akhirnya sepertinya dunia memang harus tau bahwa aku rapuh
Ya aku adalah rapuh yang mencoba kokoh
Cicha hanya terdiam, setelah selesai membaca catatan Ista barusan.
Entahlah apa namanya, mungkin puisi, sajak, syair atau apapun itu tapi menurut Cicha makna yang terdapat dalam tulisan itu terlalu menyakitkan.
Sejak kemarin malam, Arsa belum juga sadar dia masih setia dalam komanya.
Dan satu malaman Ista dan Cicha tidak tidur. Mereka menunggu Arsa sadar, namun ternyata nihil, bahkan hingga saat ini Arsa masih tetap di ruangan ICU.
Cicha membuang nafasnya perlahan, dia mengingat perbincangannya tadi malam dengan Ista.
"kak, kak Arsa pasti baik-baik aja kan" Ista tersenyum mendengar pertanyaan Cicha
"Ya dia pasti baik-baik aja kok" entahlah Cicha pun tidak tau harus bagaimana. Bahkan di saat-saat seperti inipun Ista masih bisa tersenyum menguatkannya.
"Kak, aku takut" Ista merangkul bahu Cicha
"Don't worry okay. everything will be fine " Ista mengusap rambutnya lembut "kita harus berdoa"
"Kak, tapi kita selalu berdoa, tapi kenapa sampe sekarang pun keadaannya gak berubah, tapi makin parah kak" Cicha mulai mengeluarkan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (END)
Teen FictionIni bukan kisah ketua OSIS dingin yang teladan dengan cewek barbar, ini bukan kisah murid emas dengan murid berandalan sekolah, ini juga bukan kisah ketua mafia yang bucin ke korbannya sendiri, ini juga bukan tentang kesalahpahaman di masa lalu yang...