People can change anytime
-o0o-
Kini Geladis dan Shanju berjalan santai keluar dari ruangan. Sungguh waktu yang melelahkan. Jarang sekali pak Juned memberi kuis hanya 3 soal. Biasanya 5 atau bahkan lebih. Sudah dikatakan sejak awal, bahwa pak Juned adalah orang yang kejam. Dia tak segan-segan memberi nilai D untuk mahasiswa yang tidak sesuai kriterianya. Jarang sekali ada yang mendapat A, mentok hanya 1 atau 2 orang.
"Dis, ingat Shaka nggak?" tanya Shanju ada Geladis.
"Shaka kutu buku itu? Emang ngapain kamu nanya dia, Nju?" tanya Geladis.
Gadis dengan tinggi 178 cm itu adalah teman baik Shanju dari SMP hingga Kuliah. Takdir begitu baik membiarkan Geladis si anak introvert yang sulit berkenalan dengan orang lain, bersahabat dengan Shanju yang notabenenya social butterfly atau singkatnya, bisa dengan mudah bergaul dengan orang lain.
Ada saat dimana Geladis sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Shanju, tapi ada kalanya Geladis harus menahan malu karena tingkah memalukan Shanju. Contohnya kemarin, Geladis bercerita bahwa dia tertarik dengan pria bernama Abhirama. Dan tahu apa yang dilakukan Shanju? Dia masuk ke dalam kelas akuntansi kemudian berbicara keras di depan papan bahwa Geladis tertarik dengan pria yang duduk di belakang pojok, memakai kaca mata frame hitam. Rasanya Geladis ingin menguliti Shanju hidup-hidup.
"Tadi aku ketemu Shaka. Dia ganteng banget, Dis! Dia banyak berubah," tutur Shanju girang. Geladis menepuk kepala Shanju dengan makalah berisi 56 lembar.
"Semua orang aja kamu bilang ganteng!" cibir Geladis. Sedangkan Shanju hanya menunjukkan deretan giginya. Memang dunia Shanju hanya berpusat pada si tampan.
"Shaka ini beneran ganteng, Dis! Kamu harus ketemu Shaka!" balas Shanju tanpa pikir panjang. Shanju hafal betul gelagat Geladis yang tak suka di sandingkan dengan pria. Dia sudah bersiap menghindari serangan pukulan makalah Geladis.
Shanju berjalan cepat mendahului Geladis, sesekali mengejek sahabatnya itu. Dasar Shanju!
Saat Shanju berjalan ke depan sambil menengok Shanju di belakangnya. Tak sengaja tubuhnya menabrak dada bidang seorang. Buru-buru Shanju mengalihkan pandangan, melihat siapa manusia yang dia tabrak.
"Eh maaf!" pekiknya terkejut.
"Ngapain sih lari-lari?" tanya seorang pria dengan tinggi 181 cm. Alis mata tebal, bulu mata lentik, menjadikannya pria tampan.
"Habis dikejar Geladis!" tuduh Shanju sambil menunjuk Geladis yang sedang berjalan santai dibelakang.
Geladis yang merasa namanya dipanggil hanya mencibir kesal. Pria itu Jayden, mahasiswa peraih banyak prestasi di bidang ekonomi dan akuntansi. Dia bersahabat Shanju dan Geladis di kampus ini. Shanju bukan anak yang pandai, tapi dia mendapat banyak keistimewaan. Di kampus ini, dia terjamin lulus karena latar belakang yang kurang beruntung, pihak kampus harus memaklumi. Ditambah lagi paman Shanju adalah pemilik yayasan kampus ini. Sungguh keberuntungan bukan?
"Kamu gak capek apa lari-lari di siang bolong gini?" ujar Jayden sambil mengibaskan makalah ke wajahnya.
"Kayaknya mau peralihan musim deh. Tapi, kemarin baru aja musim hujan, rumahku aja kebanjiran," balas Geladis sambil menggandeng Shanju untuk berjalan maju.
"Gak tau ah, Indonesia aneh," timpal Shanju.
Suasana kampus sedang sepi. Mungkin sebagian masuk ke kelas masing-masing hingga koridor terasa kosong. Bahkan dalam diamnya mereka, terdengar suara kucing mengeong serta kicauan burung menggeliat kepanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Universe
FantasyParallel Universe. ----- Seharusnya dari dulu Shanju tahu bahwa ada yang tidak benar tentang kemunculan Shaka secara tiba-tiba. Setelah 3 tahun tak pernah bertemu, Shaka berubah 180° dari sifat, penampilan, dan pembawaan diri. Awalnya Shanju menga...