The universe is not only about technology but also about magic
-o0o-
Jayden membuka halaman terakhir dari buku usang berjudul The Secret Of Universe. Jayden tersenyum tipis, setiap kalimat dari buku ini memang merupakan fakta. Kini Jayden menutup buku itu, meletakkannya di meja dekat ranjang Shaka.
Jayden mengingat dengan jelas bagaimana bunyi kalimat penutup. Disana tertulis, pada akhirnya takdir yang berbicara. Meski seluruh nyawa dikerahkan untuk mengubah kisah, garis kehidupan itu akan kembali seperti semula. Begitulah cara takdir bekerja.
Jayden tahu sejak awal bahwa manusia tak akan pernah bisa mengubah takdir. Namun, Jayden bersikeras membantah pernyataan itu. Pada akhirnya, dia mengalah, karena dia hanya manusia yang tak bisa merubah apa pun.
"Apa sudah waktunya kamu kembali, Jayden?" tanya Devita memegangi pundak Jayden.
Setelah mengantar Shaka dari semesta lain pulang, Jayden berjanji akan kembali ke masa asalnya. Masa depan suram yang harus dia jalani.
Shaka bangun dari ranjangnya. Dia menepuk lengan Jayden dengan senyum manis. Meski raganya terluka karena hukuman Jayden dan Devita yang membawanya ke dalam lubang dimensi, namun dia sangat berterima kasih karena sudah diingatkan.
"Terima kasih banyak sudah mengingatkanku. Sekarang aku benar-benar menyesal. Kuharap kamu selalu bahagia, meski takdirmu buruk, semoga di kehidupan selanjutnya kamu bisa terlahir menjadi manusia paling beruntung di dunia." Ungkapan Shaka mengingatkan Jayden pada satu hal.
Dia tak perlu pergi ke masa lalu untuk memperbaiki takdirnya. Kehidupannya memang buruk, dan tak bisa berubah. Lebih baik, Jayden memperbaiki diri di masa depan, supaya esok bisa terlahir kembali dengan banyak keberuntungan.
Pintu portal sudah terbuka, memberikan kilauan cahaya yang menyilaukan mata. Devita menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik, dia membuka portal itu supaya raganya dan raga Shaka bisa mendarat mulus pulang ke semestanya.
Jayden bangkit dari duduknya, dia melakukan salam perpisahan pada Devita untuk yang terakhir kali. Pertemuan mereka cukup singkat, Jayden mengunjungi semesta Devita dan mengajak wanita itu menghentikan aksi Shaka, karena saat itu Devita professor yang sangat terkenal kepintarannya. Sekarang mereka harus mengucapkan salam perpisahan karena misinya telah terselesaikan.
Mereka berpelukan, seperti ibu dan anak. "Jangan lupa makan teratur, tidur nyenyak, dan selalu menikmati kehidupan. Sampai jumpa, Jayden," ujar Devita. Tangannya mengusap puncak kepala Jayden penuh kasih sayang. Pikir Devita, Jayden tak pernah mendapat pelukan hangat penuh cinta dari seorang ibu. Mungkin dengan ini, Devita bisa memberi kebahagiaan untuk Jayden walau hanya sebentar.
"Terima kasih untuk semuanya, Prof. Ku harap, di kehidupan selanjutnya aku memiliki ibu sepertimu." Mendengar itu Devita tertawa pelan. Sekali lagi dia mengeratkan pelukannya pada Jayden, kemudian melepasnya.
Kini berganti, Shaka beranjak dari ranjang, lalu memeluk Jayden. Hanya dua detik pelukan itu berlangsung, Shaka melepasnya. "Aku pamit," ujar Shaka.
Tubuhnya sedikit kesusahan untuk berjalan, hingga Devita memapahnya. Sebelum mereka benar-benar kembali, Devita sempat menoleh pada Jayden dan memberikan senyum hangatnya.
Beberapa detik kemudian, mereka melesat cepat menembus dimensi. Portal tertutup dan hanya menyisakan puing-puing abu dari pintu dimensi.
Jayden mendekat ke ranjang Ganesha. Dia merupakan profesor pintar yang berhasil menemukan jalan untuk berkomunikasi antar semesta lain. Sayangnya dia berdiri di bawah naungan Shaka, hingga membuatnya menghancurkan semesta. Dalam catatannya, memang ada orang-orang pintar yang mengetahui seperti apa rahasia semesta. Contohnya Ganesha.
Jayden berbalik arah ke ranjang Shanju. Nampak di sana Shanju terlelap pulas. Dia melepas alat transfusi darah. "Meski kamu tidak bisa mendengarku, tolong tetap menjadi manusia baik, ya. Selain untuk kehidupan selanjutnya, menjadi orang baik juga menguntungkan untuk dirimu di masa sekarang," tutur Jayden.
Dia mengangkat telapak tangannya di atas kepala Shanju. Tak berselang lama sebuah cip keluar dari mulut Shanju, melekat di cincinnya.
Tak berselang lama, bulir bening jatuh dari kelopak mata shanju yang terpejam. Rasanya Jayden benar-benar menyesal karena memasang sebuah
"Shanju, maaf telah membuatmu kehilangan air mata. Aku tak bisa melihatmu terus menangis, jadi aku menghapus emosi tangismu supaya kamu tak pernah meneteskan air mata," ujar Jayden penuh penyesalan. Tak sengaja air matanya menetes karena rasa bersalah.
Setelah melihat air mata Shanju, dia menyadari satu hal. Dia hanya mengambil air mata Shanju, namun rasa sesak itu masih ada. Dia mengutuk dirinya sendiri karena melakukan hal bodoh pada Shanju. Rasanya pasti sangat sakit. Terjun dalam jurang kesedihan namun tak bisa mengeluarkan air mata. Shanju pasti tersiksa.
Dia mengusap pelan rambut Shanju. "Setelah ini, kamu harus bahagia, ya?"
Jayden beralih menatap Geladis yang masih tertidur pulas. "Terima kasih sudah menjadi manusia baik. Di kehidupan selanjutnya, kamu terlahir menjadi gadis penuh keberuntungan. Tolong jaga Shanju supaya tetap menjadi manusia baik, ya? Sekali lagi, terima kasih banyak, Geladis." Hanya itu, kalimat yang bisa terlontar dari bibir Jayden. Selanjutnya, Jayden tak bisa berbicara banyak karena dia harus kembali ke masanya.
Jayden mengeluarkan jam pasir dari sakunya. Saat dia mengunjungi masa ini, dia berbekal jam pasir untuk mengembalikan keadaan bila terjadi masalah besar.
Sudah dikatakan sejak awal bahwa semesta tak hanya tentang teknologi. Melainkan tentang keajaiban. Kini keajaiban itu ada dalam genggaman Jayden. Saat dia membalikkan jam pasir, maka semua akan kembali normal. Ingatan manusia tentang kehancuran semesta akan hilang. Dia kembali ke masanya, dan menjalani kehidupan normal seperti sedia kala.
Jayden menghela napas panjang, lalu membalikkan jam pasir itu penuh keyakinan. Tiba-tiba saja pandangannya berubah menjadi hitam. Semuanya akan kembali, dalam hitungan detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Universe
FantasiaParallel Universe. ----- Seharusnya dari dulu Shanju tahu bahwa ada yang tidak benar tentang kemunculan Shaka secara tiba-tiba. Setelah 3 tahun tak pernah bertemu, Shaka berubah 180° dari sifat, penampilan, dan pembawaan diri. Awalnya Shanju menga...