04. Mood

240 31 1
                                    

BLAM.

Jeno terpelonjak kaget saat Karina tiba-tiba menutup pintu dengan sangat kuat.

" Kamu kenapa?!" tanya Jeno.

Karina cengengesan dengan wajah canggung. " Ha.haha...aku ngagettin kamu ya.."

" Iyalah. Tiba-tiba gitu. Kalo pintunya rusak gimana?"

" Haha enggak, kok. Nih masih baguss." Karina sambil pura-pura ngecek kondisi pintu. " Btw, kamu mau nyari siapa?" tanyanya cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.

" Aku mau cari Pak Yesung. Dia belum masuk sampe sekarang. Padahal udah lewat 15 menit."

" O-oh Pak Yesung.."

" Iya. Kalo kamu? Habis nemuin siapa?"

" Aku habis naroh tugas di mejanya Pak Siwon."

Jeno ngangguk-ngangguk. " Yaudah, aku mau nemuin Pak Yesung dulu, ya."

Gawat!
Kebetulan sekali, Sunghoon juga mau keluar dari ruangan!
Semuanya akan terbongkar kalau mereka bertiga dipertemukan.

" Jeno tunggu!" Karina cepat-cepat menahan tangan Jeno yang tadinya mau buka pintu.

" Karina? Kenapa--EH?!"

Tanpa aba- aba, Karina tiba-tiba membawa Jeno lari, pergi sejauh-jauhnya.

" Karina?! Kita mau kemana?!"

" Ikut aja!"

Tidak ada tempat aman lagi selain area belakang sekolah.

" Sayang, kamu kenapa tarik-tarik aku kayak gini??" tanya Jeno kebingungan.

" Maaf.." Karina melepaskan genggamannya.

" Kenapa? Ada apa?"

Karina memutar otaknya, mencari alasan yang masuk akal dan mudah untuk dipercaya.

" Aku..."

" Iya??" Jeno terlihat sangat khawatir.

"....eum....kangen! Iya! Kangen!"

" Ka....ngen?"

" Iya! Aku kangen banget sama kamu, haha!"

Dahi Jeno berkerut. " Kamu serius?"

" I-iya! Makanya aku bawa kamu kesini supaya aku bisa ngilangin rasa kangen ini! Maaf ya... udah buat kamu kaget plus bingung..."

Jeno bukannya marah, dia malah tersenyum malu.
" Kamu ada-ada aja, sih. Kita kan baru ketemu. Masa udah kangen?"

" Haha iya gatau..."

" Yaudah sini." Jeno melebarkan kedua tangannya ke samping, mempersilahkan Karina untuk memeluknya.

Karina pun memeluk pinggang Jeno.
" Maaf, ya. Kalo tadi aku bikin kamu kaget." ucap Karina sembari membenamkan wajahnya di dada bidang itu.

" Gapapa. Aku malah seneng."

Ternyata Jeno mudah juga diboongin.

" Tapi kamu mau nemuin Pak Yesung, kan?"

" Eum, iya, sih. Tapi nanti aja."

" Serius?"

" Iya."

" Kalo kamu kayak gini aku jadi merasa bersalah."

" Merasa bersalah?" Jeno meregangkan pelukannya. " Kok gitu?"

" Ya kan gara-gara aku, kamu jadi disini."

" Nggak sepenuhnya salah kamu. Lagipula, aku nggak masalah kok. Aku juga mau ketemu kamu."

" Tapi--

Jeno menangkup gemas wajah Karina sampai bibir Karina maju.
" Gapapa. Jangan khawatir. Cuma sepuluh menit aja. Oke?"

I'm a (play) Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang