11. Mayday! Mayday! Pt.1

178 19 2
                                    

Revisi terus berjalan.
Akan ada perubahan kalo penulis merasa ada yang kurang tepat dari penamaan tokoh, penempatan alur, dll. Berlaku untuk chap selanjutnya juga.
.
.
.
.

" Eum...Jeno?"

" Iya?"

" Mau sampe kapan?"

" Apanya?"

" Ini. Tangan kamu. Udah lewat loh waktunya."

" Sampe besok pagi pun aku ga keberatan."

" Jen, aku seriusssss."

" Iya aku serius."

Karina menghela pasrah. Sampai detik ini pun, Jeno belum juga melepaskan pelukan eratnya. Padahal sudah lewat dari waktu perjanjian. Cowok itu masih ingin berduaan dengan Karina.

" Kamu beneran ga takut ada yang mergokkin kita lagi??"

Jeno menggeleng sembari menguselkan wajahnya di leher jenjang Karina.

" J-jeno..."

" Kenapa, sayang? Kamu nggak mau lama-lama berduaan sama aku?"

" Bukannya gitu. Kalo kali ini ada guru yang mergokkin kita gimana? Kamu masih mau kayak gini?"

" I...itu sih..."

" Hayo. Kamu pasti nggak berani, kan?"

Dengan sangat terpaksa, Jeno akhirnya melepas pelukkannya. " Yaudah iya. Aku lepas."
Padahal dia masih pengen berduaan dan mesra-mesraan sama Karina.
Memeluk tubuh langsing itu, apalagi mencium aroma parfum yang begitu manis, membuatnya candu.

" Jadi kamu beneran gamau lanjut tanding?" tanya Karina.

" Nggak. Aku gamau balik ke sana lagi."

" Terus habis ini kamu mau kemana? Mau langsung pulang?"

" Iya. Sekalian nganter kamu pulang."

Karina melirik jam dinding. " Sebelum pulang ke rumah, kita jalan-jalan bentar, yuk. "

" Nggak. Kamu kan masih sakit, sayang."

" Aku kan udah bilang, aku udah sembuhh."

" Karina--

" Ayolahhh. Ya?? Ya???"

" Tapi--

" Plisss. Aku bosen di rumahh."

Jeno pasrah. " Yaudah. Tapi kalo tiba-tiba kamu ngerasa sakit, kita pulang, ya?"

" Yeeee! Enaknya jalan-jalan kemana, ya??"

Jeno mikir sebentar. " Eum entahlah. Aku juga belum tahu. Nanti kita pikirin lagi di jalan. Sekarang..." Jeno turun dari ranjang. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Karina. " Silahkan tuan putri."

" Haha terima kasih..." ucap Karina sembari menyambut uluran tangan itu.

👸👸👸👸👸👸

" Festival seni kataya fix diadain minggu depan. Gue udah dapet surat resminya dari ketua klub seni." Haewon memberikan surat yang dia maksud kepada Sunghoon.

" Nih. Dibaca lagi aja kalo ada yang salah."

" Hm." Sunghoon menggapai surat itu dengan lesu.

Haewon yang menyadarinya, tidak mau ambil pusing.
" Soal acara upgrading jadinya kapan? Kita nggak mungkin ambil waktu di minggu depan. Udah diambil sama anak seni."

I'm a (play) Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang