29-Amplop Coklat

3.8K 450 14
                                    

Sorry lama up nya

Mending pencet bintang nya dulu sebelum baca

Enjoy

•••••

Asa duduk menangis diatas kasur king-size nya, dia bingung harus mengucapkan kata maaf dengan cara apa kepada Devan.

"Kenapa harus kayak gini? Tuhan gak adil, selama ini gue rajin ibadah tapi kenapa cobaan selalu menyelimuti keluarga gue?" Asa menghapus air matanya yang terus mengalir.

Tok
Tok

Suara pintu kamar Asa diketuk, "Masuk!" Lisa masuk kedalam kamar Asa dengan membawa sebuah amplop berwarna coklat dan pita kecil diatasnya.

"Ini dari papah saat sebelum dia pergi, kita baca sama-sama ya?" Asa mengangguk saja dan mempersilahkan Lisa untuk duduk di sebelahnya.

Asa mengambil amplop berwarna coklat itu, Lisa memeluk Asa dari samping dan menyandarkan kepala nya di bahu Asa.

Asa mulai membaca isi surat itu dalam hati nya, kata demi kata telah Asa baca membuat air matanya kembali berjatuhan.

Kata terakhir dalam surat itu membuat tangis Asa dan Lisa semakin tersedu-sedu.

"Bunda," lirih Asa penuh rasa kesakitan, dadanya sesak. Tidak menyangka jika papah nya sesadis ini, jika Papah nya pernah membunuh orang, rasanya semua itu hanya mimpi bagi Asa. Asa belum bisa menerima kenyataan ini, hatinya masih merasa jika semua ini hanya mimpinya.

"Semua akan baik-baik aja" Lisa mengelus rambut Asa penuh sayang.

Lisa hanya ingin tetap bersama Asa, sekarang dia tidak peduli jika mereka jatuh miskin, asalkan Asa tetap ada di samping nya.

💀💀💀

Sebuah mobil berhenti di pekarangan rumah mewah, pekarangan yang luas serta taman yang membuat rumah itu tampak lebih mewah dari rumah lain nya. Rumah besar yang dipadu dengan cat berwarna putih serta lampu-lampu yang tampak sangat mewah.

Seseorang turun dari mobil bergegas masuk kedalam rumah itu, yang pertama ia lihat adalah lampu besar yang tergantung di langit-langit ruang tamu, lampu itu sangat megah dan mewah.

"Waalaikumsallam Devan" seorang wanita paruh baya menghampiri Devan dari arah dapur.

"Assalamualaikum" ujar Devan sembari menyalami tangan Ibu nya.

"Kemana aja baru pulang jam segini?" tanya Sarah, Ibu Devan yang sering datang kesekolah untuk menanyakan tentang hilang nya Dira. Tidak banyak orang yang tahu jika keluarga Devan sebenarnya tidak di luar negeri.

"Mana Ayah Bu?" tanya Devan tanpa menjawab pertanyaan Sarah.

"Kenapa Dev?" seorang lelaki menghampiri Devan dan Sarah, dia Dika Ayah Devan dan Dira.

"Ayah punya hutang berapa ke tante Julia?" tanya Devan tiba-tiba membuat Dika dan Sarah terkaget mendengarnya. Kenapa Devan bisa mengetahui nya?

"Dari mana kamu tahu?" tanya Sarah dibalas kekehan oleh Devan.

"Tante Julia sekarang ada di penjara, dia di tangkap karna kasus peneroran. Dia juga cerita kalo, kak Dira sengaja dibunuh karna hutang Ayah" ujar Devan penuh penekanan.

Misteri Perpustakaan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang