Februari 2022
Rana menekan kunci mobil otomatisnya sembari memasuki galeri wedding organizer tempatnya bekerja. Meski ada beberapa jadwal temu dengan beberapa pasang calon pengantin, galeri tidak terlalu ramai di pagi hari seperti ini.
Semalam, Yaya menghubungi Rana agar mengatur pertemuan di galeri. Rencananya, gadis itu akan mengunjungi galeri selepas makan siang.
Ini bukan kali pertama Yaya mengunjungi galeri. Setelah membayar DP di wedding organizer, Yaya meminta bantuan Rana agar turut andil dalam mempersiapkan pernikahan. Tentu Rana tidak keberatan. Apalagi memang sudah sewajarnya ia membantu Yaya yang telah memilih wedding organizer tempat ia bekerja.
Konsep pernikahan sudah ditentukan. Yaya dan sang suami memutuskan menggelar pernikahan di salah satu ballroom yang tidak jauh dari kediamannya. Meski belum pernah bertatap muka dengan calon suami Yaya, Rana bisa melihat betapa besar cinta yang lelaki itu berikan.
"Abang menyerahkan semua pilihan ke gue, Na," kata Yaya kala itu. "Bukan berarti dia lepas tangan dan nggak mau turut andil dalam persiapan pernikahan. Tapi dia percaya sama pilihan gue buat pernikahan kami."
Selagi menunggu pertemuannya dengan Yaya, Rana memutuskan untuk mengecek daftar vendor yang akan digunakan bulan ini. Tidak lupa pula mengecek jadwal di bulan Juli—bulan di mana Yaya akan menikah.
Meski Yaya merupakan sepupu Soni, tidak ada kecanggungan di antara mereka. Saling berbagi cerita, bahkan tidak jarang juga menceritakan kisah pribadi masing-masing. Bisa dibilang, Yaya dan Rana bagaikan dua sahabat yang sudah lama berteman. Bukan dua orang asing yang bertemu karena sepupunya memiliki kekasih.
Cukup sering pula Rana bertemu Yaya di luar jadwal. Meski Yaya merupakan klien Rana, mereka benar-benar nyaman dengan kedekatan yang terjalin. Rana bahkan mengagumi pemikiran Yaya mengenai status sang calon suami yang pernah menikah sebelum menjalin kasih dengannya.
"Ini sebenarnya pernikahan kedua bagi Abang, Na," ucap Yaya.
Sebuah kafe di lantai tiga mall menjadi tempat pertemuan mereka beberapa minggu silam. Sebelumnya Yaya yang menghubungi Rana karena merasa bosan di rumah setelah menjalani isolasi mandiri. Untungnya Yaya dinyatakan negatif dan bisa keluar dengan bebas. Tentu saja tanpa melupakan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Calon suami lo duda?" tanya Rana, sedikit berbisik. Meski kini mereka cukup dekat, entah kenapa Rana merasa pembahasan mengenai status calon suami Yaya adalah topik yang cukup sensitif.
Yaya mengangguk, menyeruput jusnya.
"Iya, tapi itu nggak masalah buat gue. Mau Abang duda apa bukan, gue tetap cinta sama dia." Senyum tipis terukir di bibir Yaya.
"Lo nggak kaget gitu pas dia ngaku kalau dia duda?"
"Awalnya gue syok. Kaget. Jujur aja. Gue nggak tahu apa yang harus gue lakuin setelah tahu kalau dia itu duda. Nggak ada tanda-tanda kalau dia udah pernah nikah atau belum." Yaya menatap lurus Rana sebelum melanjutkan, "Tapi gue seneng dia bilang di awal hubungan kami. Itu tandanya dia emang tulus dan serius sama gue. Gue lebih seneng dia jujur di awal kayak gini, ketimbang tahu fakta tersebut setelah hubungan kami melangkah lebih jauh."
Kalimat yang meluncur mulus dari bibir Yaya seketika membuat Rana tertohok. Pasalnya hingga detik ini, tidak pernah sekalipun Rana mengatakan pada Soni bahwa ia pernah menikah sebelumnya. Bahkan perceraian yang Rana alami membuatnya harus pergi jauh-jauh ke London agar bisa melupakan Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Kembali
RomanceRana dan Nando saling mencintai. Namun sayang, keputusan untuk menikah di usia muda membuat emosi mereka belum sepenuhnya terkendali. Alhasil, pernikahan yang disinyalir bahagia itu pun harus berakhir. Setelah bercerai, Rana dan Nando memutuskan kom...