Lima Belas

115 14 1
                                    


Mei 2022


Rana sekali lagi menempelkan ponsel ke telinga. Nada sambung kembali terdengar, tetapi tidak satu pun panggilannya terjawab. Menatap layar ponsel, Rana mendesah pelan. Entah ini sudah panggilan ke berapa, tetapi tidak satu pun sambungan telepon tersebut terhubung.

Mengambil notebook bersampul kulit warna hitam, Rana berdiri. Tidak lupa membawa ponsel yang kembali menyuarakan nada sambung.

"Gue pergi dulu. Kalau Mbak Yaya ke sini, bilang gue lagi meeting sama klien di luar," pesan Rana pada Joe, salah satu karyawan di Loana Wedding Organizer.

Joe mengacungkan jempol, seiring dengan berlalunya Rana dari sana.

Hari ini seharusnya Yaya melakukan fitting baju pengantinnya. Setelah wanita itu meminta dibuatkan kebaya modern untuk acara resepsi alih-alih gaun modern seperti rencana awal. Rana selaku salah satu karyawan yang turut membantu merancang kebaya pengantin Yaya, sesuai dengan yang wanita itu impikan.

Sayang, saat akhirnya Yaya melakukan fitting dengan didampingi calon suaminya, Rana berhalangan menemani. Untuk hari ini ia akan berada di tim lain dan bertolak ke Yogyakarta untuk mengurusi pernikahan klien di sana hari Minggu nanti.

Rana sudah berusaha menghubungi Yaya. Bermaksud meminta maaf karena tidak bisa menemani dan Rana rasa menghubungi via pesan teks sedikit kurang tulus. Karenanya, Rana berinisiatif untuk menelepon. Sayang, Yaya tidak mengangkat.

"Mungkin dia lagi sibuk," gumam Rana. Menyimpulkan alasan di balik teleponnya yang tidak dijawab Yaya.

Rombongan tim Rana sudah menunggu di depan galeri Loana Wedding Organizer. Sebelum bertolak ke Yogyakarta sore nanti, dengan tim yang sama Rana akan meeting dengan calon pengantin yang akan menikah dua minggu lagi.

Belum semenit Rana duduk di bangku penumpang belakang, ponselnya berdering. Nama Yaya muncul sebagai si penelepon. Tanpa membuang waktu, Rana segera menerima panggilan tersebut.

"Maaf Na, gue baru cek HP. Tadi gue lagi mandi," kata Yaya, terdengar merasa bersalah.

"Iya, nggak pa-pa," balas Rana. "Hari ini jadi kan fitting sama Abang?"

"Iya, jadi kok. Sekalian mau sambil nyari-nyari perlengkapan buat nikahan. Kemungkinan habis Ashar kami ke sana."

Dahi Rana mengerut bingung.

"Habis Ashar? Gue kira sekarang."

"Duh, sorry¸ Na. Gue lupa ngasih tahu lo. Tapi gue udah bilang kok sama Mbak Fira kalau habis Ashar gue ke sananya sama Abang buat fitting," sesal Yaya. Ia memang lupa memberitahu Rana mengenai perubahan jadwal fitting.

"Oh iya, nggak pa-pa, Ya. Gue kira sekarang. Soalnya gue lagi ma uke Yogya, makanya gue nelepon lo tadi."

"Jadi lo nggak nemenin gue fitting ya?" tanya Yaya. Nada suaranya berubah. Rana jadi sedikit merasa bersalah setelah mendengar suara murung Yaya.

"Iya, sorry banget, ya. Soalnya kalau sekarang, gue lagi mau meeting. Terus sorenya baru deh ke Yogya sama tim."

"Hm, oke deh. Nggak pa-pa, Na."

"Nanti kalau ada yang kurang, ngomong aja sama Mbak Fira."

"Of course. Ya udah kalau gitu, take care ya, Na. Semoga selamat sampai tujuan."

Menikah KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang