November 2021
Secangkir kopi hitam menemani Nando di depan teras rumahnya. Ponselnya tergeletak di atas meja. Namun Nando hanya diam memandangi benda berlayar sentuh itu. Keraguan menghinggapi Nando setelah pertemuan tidak sengaja yang terjadi di antara dirinya dan Rana.
Siapa yang menyangka hari ini ia akan kembali bertemu dengan Rana? Meski dalam waktu singkat, Nando dapat mengenali dengan jelas sosok Rana. Apalagi saat itu Rana tengah melepas maskernya.
Seiring bertambahnya umur, Rana terlihat semakin dewasa dari terakhir yang ia ingat. Rana di dalam kenangan Nando adalah seorang wanita berusia belasan yang ia nikahi beberapa bulan sebelum akhirnya bercerai.
Rana memilih mengakhiri ikatan pernikahan mereka dan pergi dari hadapan Nando tanpa sekali pun menoleh ke belakang. Meninggalkan Nando seorang diri di rumah mereka yang ia harapkan dapat ditempati berdua hingga rambut mereka memutih.
Namun sayang, harapan itu menjadi kosong. Meski Nando tetap tinggal di rumah mereka hingga menyelesaikan kuliah, Rana tidak pernah datang. Keberadaan Rana seolah ditelan bumi. Rana tidak lagi ia dengar kabarnya.
Menemui Rana pun percuma. Karena Aldo selalu menghalangi Nando agar bisa bertemu dengan sang mantan istri. Barulah saat akhirnya Nando kembali bertemu dengan Aldo di pernikahan Hendra dan mereka berkumpul bersama, ia mengetahui sedikit mengenai keberadaan Rana.
"Rana udah lama nggak di Indonesia. Dia lanjut kuliah di luar negeri."
Perkataan Aldo membuat dada Nando sesak. Terlebih tatapan Aldo kala itu seolah mengatakan bahwa sudah harusnya Nando berhenti berharap sejak lama. Kesempatan untuk kembali bersama Rana sudah sepenuhnya tertutup.
Rana bahkan rela pergi sejauh mungkin dari hidup Nando agar tidak lagi bisa bertemu dengan lelaki itu. Sembilu di hati Nando membuatnya seolah mati di tempat. Aldo menyaksikan dengan jelas semua kesakitan itu.
Nando sekarat tanpa berdarah. Seketika lumpuh, tanpa bisa terelakkan.
Cacian setajam apa pun akan ia terima. Namun kenyataan bahwa Rana benar-benar menghindari dan membuangnya seperti ini membuat Nando seolah tak berjiwa. Hanya sebuah raga yang jiwanya terenggut secara paksa ke dunia lain.
Tidak sampai di situ saja penderitaan Nando. Meski tahu Aldo tidak mempunyai niatan jahat saat mengatakan bahwa Rana telah memiliki kekasih di luar negeri, tetap saja luka di hati Nando tergores begitu dalam.
"... but she was in a relationship now."
Nando membeku beberapa detik. Kalimat Aldo terasa seperti dengungan lebah yang berkumpul di dekat telinga Nando.
Angan-angan Nando untuk kembali meraih Rana ke dalam pelukannya, terasa sangat mustahil. Rana telah memiliki kekasih, seperti yang Aldo beritahukan padanya. Selain itu, seperti yang Aldo harapkan juga, ada seseorang yang kini menemani hari-hari Nando.
Bukan karena Aldo meminta Nando untuk mencari pengganti Rana. Namun Nando benar-benar jatuh cinta dengan wanita yang kini berstatus menjadi kekasihnya. Hubungan yang Nando jalani dengan sang kekasih bahkan sudah di tahap yang serius.
Nando secara resmi telah melamar sang kekasih. Mempertemukan kedua belah pihak keluarga untuk menentukan hari baik penyatuan cinta mereka. Mengikat sang kekasih dengan status pertunangan sebelum dinyatakan sah sebagai suami-istri di mata hukum dan agama.
Di dalam kamus Nando, tidak ada kata main-main saat menjalani hubungan. Nando selalu bersungguh-sungguh setelah menjatuhkan pilihannya untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Sama seperti saat ia meminta Rana untuk menjadi kekasihnya dulu dan akhirnya pernikahan mereka berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Kembali
RomanceRana dan Nando saling mencintai. Namun sayang, keputusan untuk menikah di usia muda membuat emosi mereka belum sepenuhnya terkendali. Alhasil, pernikahan yang disinyalir bahagia itu pun harus berakhir. Setelah bercerai, Rana dan Nando memutuskan kom...