Tujuh Belas

117 12 2
                                    

Mei 2022


Yaya sebisa mungkin menarik senyum. Meski kejadian di depan matanya tidak terelakkan, tetapi cepat atau lambat Yaya tahu semua pasti akan terjadi. Kebaya yang Yaya kenakan membuat geraknya tidak seluwes biasa, tetapi dengan elegan ia melangkah menuju Nando dan Rana yang saling menatap dalam diam.

Bahkan orang awam pun bisa langsung tahu ada sesuatu di antara keduanya. Tatapan Rana dan Nando menunjukkan kejujuran. Tanpa ada satu pun tanda kebohongan di dalamnya.

Dada Yaya bergemuruh, tetapi ia dengan apik menyembunyikannya. Tepat di depan mata Rana yang membeliak, Yaya menggandeng lengan Nando. Seolah menegaskan bahwa lelaki itu adalah miliknya.

Tentu Yaya melakukan hal itu bukan tanpa alasan. Ia ingin memperkenalkan Rana pada calon suaminya yang selama ini tidak pernah bertegur sapa dengan kekasih Soni itu.

"Rana, kenalin ini calon suami gue. Namanya Nando. Abang, ini Rana, pacarnya Soni sekaligus yang ikut ngurusin acara pernikahan kita."

Dapat Yaya rasakan tubuh Nando menegang. Namun senyum itu harus tetap Yaya sunggingkan di wajah. Ia tidak ingin menambah kecanggungan yang tiba-tiba memenuhi udara di sekitar mereka.

Nando yang pertama kali bereaksi. Lelaki itu mengulurkan tangannya pada Rana, seolah baru pertama kali berjumpa.

"Nando," ucap lelaki itu pelan.

Tanpa sadar Yaya menahan napas, ingin tahu respons Rana. Ragu-ragu Rana menjabat uluran tangan Nando sebelum dengan cepat ia lepaskan.

"Gimana kebayanya, Ya? Ada yang kurang?" tanya Rana, langsung mengubah alur percakapan.

Yaya mengangguk. Senyum puas itu tidak bisa ia tutupi.

"Nggak ada. Ini udah perfect banget. Nggak sabar makenya secara resmi di resepsi nanti," tutur Yaya.

"Oke deh kalau gitu."

Rana tersenyum tulus. Turut senang jika Yaya merasa puas dengan kebaya pengantinnya. Diam-diam, atensi Rana teralihkan. Dalam seperesekian detik, netranya menangkap tangan Yaya yang masih bergelayut mesra di lengan Nando.

Tidak ada tanda-tanda risi di wajah Nando. Sebaliknya, lelaki itu tampak kelewat nyaman dengan keberadaan Yaya di sisinya. Seolah kedua insan yang akan segera melangsungkan pernikahan itu memang tercipta untuk satu sama lain.

Rana berdeham. Mencoba mengusir sesuatu yang mengusiknya. Entah kenapa, ia malah merasa tidak nyaman dengan apa yang tertangkap indra penglihatannya. Yaya juga seolah enggan menjauhkan diri dari Nando.

Sadar akan posisinya yang bukanlah siapa-siapa di antara keduanya, Rana pamit undur diri. Ia menyerahkan urusan Yaya dan Nando pada Fita dan Dhila. Saat ini Rana benar-benar butuh mengistirahatkan diri sebelum bertolak ke Yogyakarta.

Selain itu juga, Rana butuh ruang untuk menenangkan diri. Fakta bahwa Nando adalah calon suami yang selalu Yaya ceritakan padanya, cukup membuat Rana terguncang. Wanita itu sama sekali tidak menyangka permainan takdir akan begitu kejam padanya seperti ini.

Seusai melaksanakan fitting, Yaya dan Nando undur diri dari galeri. Tidak lupa Yaya menyempatkan untuk berpamitan dengan Rana dan berharap agar perjalanan wanita itu berjalan dengan baik.

Meski Xpander yang membawa tubuh Yaya dan Nando sudah berlalu dari pandangannya, Rana masih berdiri mematung di depan pintu masuk galeri Loana Wedding Organizer. Kejutan yang ia terima masih belum sepenuhnya Rana pahami dengan benar.

Menikah KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang