Januari 2021
Ini bukanlah kali pertama Nando bertandang ke rumah sederhana yang didominasi warna broken white. Namun saat tengah duduk sendiri di ruang tamu seperti ini, membuat jantung Nando jumpalitan.
Senyum di bibir Nando sedikit tergaris di wajah tatkala wanita yang beberapa bulan ini menjadi kekasihnya muncul dari balik dinding pemisah ruangan. Nampan berisikan dua gelas sirop dan setoples camilan dibawa oleh sang kekasih. Nando dengan sigap membantunya meletakkan di atas meja.
"Lama nggak nunggunya?" tanya sang kekasih, sedikit tidak enak.
"Nggak pa-pa kok," balas Nando, mencoba menenangkan.
"Ah iya, diminum dulu minumannya."
Nando mengangguk, lantas membasahi kerongkongannya dengan minuman yang telah disediakan. Namun dinginnya minuman yang masuk melalui mulutnya, tidak lantas membuat jantung yang berdegup kencang itu makin membaik.
Tanpa sadar Nando menghabiskan hampir setengah gelas. Efek dari kegugupan yang tengah melandanya. Diliriknya sang kekasih yang terlihat tenang meneguk minuman,
"Kenapa ngelihatin gitu?" tanya sang kekasih.
Nando tersenyum kikuk. Tidak menyangka bahwa ia tertangkap basah tengah melirik sang kekasih.
"Kalau Abang masih ragu, mending nanti aja ngomong sama Bude Rina. Bude pasti ngerti kok. Dia juga tahu kalau hubungan kit aini serius," ucap sang kekasih, mencoba menenangkan Nando yang makin gelisah.
Nando menggeleng. "Nggak Ya. Meskipun Bude tahu kalau kita serius, Bude Rina nggak akan anggap hubungan ini serius kalau aku sendiri nggak ngomong langsung. Aku harus ngomong ke Bude kalau aku emang serius sama kamu."
Yaya—kekasih Nando—menghela napas pendek. Tahu maksud kedatangan Nando ke kediaman Rina yang menjadi tempat tinggalnya, Yaya ikutan nervous. Padahal tanpa perlu Nando katakan, Yaya sudah memberitahu budenya bahwa ia tengah menjalin hubungan yang serius dengan lelaki itu.
"Ya udah kalau gitu," kata Yaya, "tunggu bentar lagi aja. Palingan Bude sama Pakde beberapa menit lagi sampe di rumah."
Mengiakan ucapan Yaya, Nando mengangguk. Meski dilanda kegugupan, Nando memaksakan seulas senyum. Melihat hal tersebut, Yaya ikut tersenyum agar Nando bisa lebih rileks.
Seperti yang dikatakan Yaya, lima belas menit kemudian Rina dan Heru suaminya sampai di rumah. Kedatangan Nando ke rumahnya tentu disambut dengan baik. Terlebih memang Yaya sudah mengatakan bahwa Nando akan berkunjung ke sana hari ini.
"Pakde sama Bude ganti baju dulu, ya." Heru berkata sembari menepuk punggung Nando.
"Iya, Pakde." Nando mengangguk.
Sepasang suami-istri itu pun masuk ke dalam untuk berganti pakaian. Tidak menunggu lama, Heru dan Rina kini telah bergabung dengan Nando dan Yaya di ruang tamu. Rina bahkan membelikan camilan untuk kudapan mereka.
Meski sedikit sulit, ditambah dengan rasa gugup yang menyelimutinya sedari tadi, Nando akhirnya bisa mengutarakan maksud kedatangannya pada Heru dan Rina. Sebagai anak tertua di keluarga ibunda Yaya, Rina memiliki amanah dan tanggung jawab untuk menjadi wali Yaya.
Sama halnya seperti Yaya, ayah Yaya yang merupakan anak tunggal membuatnya lebih bergantung pada keluarga sang ibunda. Karena itulah, Rina yang dituakan mengambil alih semua hal untuk kebaikan hidup Yaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Kembali
RomanceRana dan Nando saling mencintai. Namun sayang, keputusan untuk menikah di usia muda membuat emosi mereka belum sepenuhnya terkendali. Alhasil, pernikahan yang disinyalir bahagia itu pun harus berakhir. Setelah bercerai, Rana dan Nando memutuskan kom...