0.1

241 15 4
                                    

Di dalam sebuah mansion besar, terlihat dimana seorang laki-laki sedang menerima telpon dari kliennya. Laki-laki jangkung dan gagah itu, kini sedang duduk di meja kerjanya dengan memakai tuksedo rapih dan berkelas. Dimana isi percakapan mereka tentang transaksi narkoba dan obat-obatan ilegal, beberapa senjata dan tentu saja minuman keras.

Yap, laki-laki itu adalah seorang pemimpin dari Vandalas, grup mafia terkuat di kota ini. Selain produk ilegal mereka yang berkualitas, mereka juga di cap sebagai mafia terkejam, yang tak segan untuk membunuh siapa saja yang mengusik keberadaan atau mengacaukan usaha mereka.

Di balik itu semua, mafia kuat ini ternyata memiliki geng bernama Blackwolf, dimana mereka lah yang melakukan pengantaran bahkan pembunuhan, selain transaksi lainnya, mereka juga memiliki penyuplai senjata-senjata, narkoba serta minuman keras.

Geng yang dipimpin oleh seorang pemuda kasar dan dingin, dia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mengganggu ketenangan hidupnya, dia adalah Kang-Dae. Para mafia sering menyebutnya Sam/nightfury, selain ketepatan dalam menembak suatu sasaran, dia juga cepat dalam hal apapun, tak jarang banyak orang yang lumpuh karena serangannya yang begitu cepat seperti nightfury sang naga hitam seperti dalam film animasi How to Train Your Dragon.

Dia beserta ke lima temannya tinggal di sebuah rumah besar di pinggir kota, mereka benar-benar menyembunyikan identitasnya sebagai gengster, dan hidup normal seperti pemuda pada umumnya yang masih bersekolah.

"Dae, hyung..!!!!"

Park Min-Jun, pelaku yang berteriak memanggil Kang-Dae karena sebuah panggilan masuk dari ponselnya, yang terletak tepat di sampingnya.

Pemuda yang sedikit lugu. Namun, kecerdasannya yang setara dengan seorang profesor, mampu membuat siapa pun bungkam. Dia menjadi anak kesayangan para hyung-nya, karena dia adalah yang paling muda diantara mereka berenam.

Mendengar teriakan dari Min-Jun, Kang-Dae pun datang dan mengangkat panggilan itu.

"hello?"

"ada tugas untuk kalian besok malam, pergilah untuk penyeludupan 5 kg sabu di Pelabuhan Incheon, dan pastikan itu bersih lalu dapatkan uangnya. Aku ingin pekerjaan yang bersih seperti biasanya."

Panggilan pun terputus dan Min-Jun mendapat sebuah email, berupa data klien yang akan mereka temui besok malam.

"Hyung! pekerjaan baru kita?! Min-Jun pun terus berteriak, entah mengapa hari ini dia sangat banyak berteriak.

"Bisa ga sih, lo ga teriak-teriak? Kuping gue sakit, tolol!" ucap Joo-Won yang menghampiri, sambil memukul kepala Min-Jun, lalu duduk di sampingnya dan memperhatikan, bagaimana kerja anak itu yang ahli dalam hal meretas sesuatu.

Lee Joo-Won, memiliki karakter yang sama persis dengan Kang-Dae. Namun, minusnya adalah Joo-Won sangatlah emosional. Dia tak segan membunuh siapapun yang berani menyenggolnya tanpa sebab.

"Transaksi atau perampokan?" Ye-Seung yang duduk di sofa pun membuka suaranya.

Shim Ye-Seung, pemuda polos dan sangat lucu dibandingkan dengan kelima temannya. Si paling bisa mencairkan suasana, sekaligus orang yang paling sabar ketika teman-temannya kesal karena kelemotan dalam dirinya.

"Ya! Shim Ye-Seung, mereka itu orang kaya, gak mungkin lah mereka ngerampok, goblok! Pertanyaan yang gak masuk akal."

Yap, itu adalah Park Do-Yun bocah yang rajin, dan memiliki peringkat bagus di kampusnya. Sama seperti Min-Jun yang memiliki otak cerdas, Do-Yun kerap kali dimintai teman-temannya untuk mengerjakan tugas mereka, tentu saja Do-Yun melakukannya dengan bayaran, tapi jika Kang-Dae atau Joo-Won melihatnya melakukan pekerjaan orang lain, mereka berdua akan merobek buku itu dan melemparkan di wajah sang pemiliknya.

"Pelabuhan Incheon, 5 kg sabu, penyeludupan ke Hongkong" ucap Ye-Seung yang membaca isi email tersebut.

"Tunggu bukannya kargo ke Hongkong selalu ketat dengan pengawalan polisi?" sela Hyun-Ki yang mengingat jika kargo dari Hongkong itu sangat ketat.

Park Hyun-Ki, si paling memiliki pesona dan menjadi seseorang yang dipercayai untuk melakukan penyamaran. Selain pesonanya yang kuat, dia juga memiliki karakteristik yang dapat disesuaikan, sesuai penyamaran yang dia lakukan.

"Gue belum selesai ngomong, anjing!" ucap Ye-Seung sambil melempar botol padanya, dan langsung ditangkap oleh Hyun-Ki.

"Penyeludupan ke Hongkong setelah kargo barang diturunkan? maksudnya apaan? Gue ga paham anjing." sambung Ye-Seung.

"Idiot.! Maksud dari setelah kargo barang diturunkan adalah mereka sedang sibuk untuk memindahkan kargo-kargo itu, dan penjagaan di pelabuhan akan sedikit berkurang, karena mereka tidak akan fokus oleh orang yang berlalu-lalang memindahkan barang. Biasanya kapal akan menunggu para awaknya selesai memindahkan, dan itu adalah kesempatan yang bagus untuk penyeludupan." Jelas Do-Yun, sementara temannya yang lain hanya mengangguk mengerti.

Kang-Dae yang hanya melihat teman-temannya pun kini pergi ke balkon, mengambil ponselnya, dan menghubungi seseorang di kontaknya yang Rhino.

"Dimana kali ini?"

"Incheon."

"aman."

"aku tidak menerima resiko jika kau gagal."

"kau akan mendapat pekerjaan seperti biasa, jadi tenang saja."

"hmm.."

Panggilan pun ditutup, kemudian Kang-Dae pergi ke menuju teman-temannya yang masih membahas strategi, Kang-Dae yang duduk di sofa utama pun mengangkat suara,

"Cuma dua orang yang bakal turun, dan satu lagi mantau dari dalem van sama Min-Jun."

"Dua lagi, Dae?" tanya Do-Yun.

"Hyun-Ki sama Ye-Seung tinggal, gue takut ini cuma jebakan, jadi pastiin rumah aman."

Semua hanya mengangguk setuju, karena tidak ada yang bisa membantah perintah Dae selaku pemimpin di Blackwolf.

***

Malam harinya, mereka yang ditunjuk oleh Kang-Dae pun mulai bekerja dengan professional.

Do-Yun yang ditugaskan menjaga dari dalam van, bersama Min-Jun yang meretas seluruh cctv yang berada di Pelabuhan, sementara Joo-Won dan Kang-Dae yang mengantar barang.

"Sepi banget, tumben." Gumam Min-Jun yang terus melihat rekaman cctv di sekitar.

"Jun, coba liat. Itu bukannya polisi?" tanya Do-Yun melihat ada seseorang yang sedikit mencurigakan.

Min-Jun pun memincingkan matanya, melihat dengan jelas siapa yang berada dalam rekaman tersebut.

Di sisi lain, Kang-Dae dan Joo-Won kini tengah menjumpai dua orang laki-laki jangkung, dan transaksi pun berjalan sampai mereka dikejutkan oleh suara tembakan dari arah belakang.

Mereka yang tersentak pun kemudian bersembunyi, sedangkan dua pria yang mereka temui langsung lari begitu saja.

"Yah! Itu polisi, cepat lari!! Aish!!" suara Min-Jun dari sebrang sana, yang mengetahui pasti siapa yang telah memergoki mereka.

Joo-Won yang mencoba untuk lari malah menginjak kaleng dan membuat suara yang mengundang tatapan dari polisi itu, Dae yang melihatnya hanya bisa mengutuk, lalu menyuruhnya lari dan menembak saluran air untuk mengalihkan polisi itu.

Joo-Won berhasil melarikan diri dan menuju van, sementara Kang-Dae tertinggal. Do-Yun yang melihat Joo-Won berlari ke van pun langsung membukakan pintu untuknya.

"Dae mana?" tanya Do-Yun.

"Aish! Dia ketinggalan!" jawab Joo-Won yang masih terengah-engah.

"Terus gimana?" ucap Min-Jun.

"Jalan!!"

.

.

.

tbc?
just vote and comment, thanks~

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang