1.9

25 6 1
                                    

"Nona Ha-Neul bekerja pada Blackwolf, tuan." ucap seseorang dari sebrang sana.

"Anak itu benar-benar.. Ck! Awasi dia!" ucap Han-Wol yang cukup kesal.

"Baik tuan. Dan satu lagi," lanjut Jang-Su.

"Apa?"

"Nona Ha-Yeon bekerja pada kepolisian, dan telah menjadi seorang detektif."

"Apa?! Mengapa kau bisa lengah padanya?!!"

"Maafkan saya tuan, setelah dia meninggalkan rumah, semua akses padanya ditutup dan disembunyikan oleh nona Ha-Neul, tuan."

"Shit!! Baiklah, awasi mereka berdua, jangan sampai terjadi apapun pada mereka. Dan, jika sekali lagi kau lengah, saya tidak akan segan untuk memecatmu Yoon Jang-Su!" tegas Han-Wol sambil mematikan panggilan.

Kini terlihat Jin-Ae yang memasuki ruangan, sambil membawa kopi untuk Han-Wol.

"Siapa yang baru saja kamu telpon, hm?" tanya Jin-Ae sambil meletakan kopi lalu duduk di pangkuan pria itu.

"Tidak ada, aku hanya menelpon Jang-Su untuk menanyakan putriku." jawab Han-Wol sambil menyesap kopi yang dibawakan oleh istrinya.

"Mereka sudah dewasa, jangan terlalu mengkhawatirkannya, mereka pasti baik-baik saja." ucap Jin-Ae.

"Tetap saja, mereka adalah anak-anak gadisku, sayang. Aku akan terus khawatir pada mereka." ucap Han-Wol yang kini menurunkan Jin-Ae.

"Aku harus pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik ya." lanjutnya sambil mengecup kening istrinya lalu pergi.

Jin-Ae yang tersenyum melihat kepergian suaminya, kemudian pergi dari ruangan tersebut dan memanggil seseorang dari ponselnya.

"Ada apa?" tanya seorang pria dari sebrang sana.

"Apa kau sudah berhasil melakukannya?" tanya Jin-Ae pada pria itu.

"Aku sudah menjalankan sesuai perintahmu, dan kabar baiknya, gadis itu berhasil terluka." jelas pria itu.

"Bagus, buat dia terus mendapatkan luka sampai akhirnya dia mati, dengan begitu aku akan lebih mudah untuk menguasai semuanya."

"Baiklah, tapi mengapa kau melakukan ini? Bukankah mereka tidak tau apa-apa soal kematian Ji-Eun?"

"Insting seorang anak itu sama kuatnya dengan seorang ibu, jika mereka bisa menguak tentang kasusnya kita akan tamat. Jadi, lakukan saja apa yang ku perintahkan padamu, jika kau masih ingin hidup bersamaku Kim Seo-Jun."

"Baiklah kak, aku akan melakukan apapun yang kau perintahkan."


***


Seminggu setelah itu, terlihat seorang gadis dengan mata sipit tengah berjalan menuju sebuah apartemen, milik seorang dokter ternama di kota ini.

"Oh- hai! Kamu udah dateng? Maaf, saya ga bisa jemput kamu. Saya harus beresin apartemen dulu, ayo masuk!" ucap Chris sambil mengajak Na-Ra untuk masuk ke dalam apartemen miliknya.

"Gapapa kok dokter, lagian yang harusnya jemput aku'kan Kang-Dae, tapi dia malah sibuk." ucap Na-Ra yang kini duduk di sofa.

"Haha! Kenapa kamu masih manggil saya dokter? Panggil Chris aja, atau Kak Chris mungkin, biar lebih akrab. Lagian saya juga bakal jadi dokter pribadi kamu." kekeh Chris sembari memberikan minuman pada Na-Ra.

"Eh- baiklah kak, hehe.. Udah lama aku ga manggil kakak." ucap Na-Ra yang dibarengi dengan kekehan.

"Saya tau, kamu udah berhasil lewatin masa sulit kamu, jadi saya mohon selama kamu disini, kamu harus bisa jaga pola makan kamu. Karena saya juga pasti akan sibuk di rumah sakit." Ujar Chris yang kini tengah membuat beberapa makanan.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang