Pagi ini gerombolan anak berandalan tidak lagi nongkrong di depan sekolah Luis high school setelah diancam oleh salah satu guru kemarin.
Hanya Zion yang berani datang untuk melihat Arum. Namun anehnya gadis itu tidak terlihat sama sekali pagi ini. Membuat Zion bertanya-tanya.
Pada sore harinya saat gerbang sekolah Luis high school terbuka dan siswa-siswi berhamburan keluar dengan jemputan yang sudah menunggu. Zion datang kembali dan mendekati salah satu siswa yang sedang menunggu jemputan.
Siswa laki-laki itu tampak mengernyitkan dahinya melihat penampilan Zion yang berantakan. Siswa itu mulai waspada saat Zion semakin dekat.
"Elo tahu cewek yang selalu pake sweater nggak?"
Siswa laki-laki itu tampak kebingungan.
"Cewek yang dianter pake motor," ujar Zion lagi.
"Oh cewek itu! Iya gue tahu. Emang kenapa?"
"Elo tahu rumahnya dimana?" Zion memainkan kunci motornya.
"Gue nggak tahu rumahnya dimana, tapi hari ini dia udah dikeluarin dari sekolah, maybe. Kurang ngerti juga sih."
"Dikeluarin?" Zion mengangkat sebelah alisnya.
"Yang gue denger sih gitu, sorry jemputan gue udah dateng," ujar siswa tersebut.
"Nama cewek itu siapa?"
"Arum," sahut siswa tersebut sebelum naik ke dalam mobil.
"Jadi namanya Arum?" Zion menatap gedung sekolah yang megah di depannya beberapa menit sebelum ia pergi.
***
Lukman sudah berkeliling ke sekolah-sekolah untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah baru. Namun entah kenapa sekolah-sekolah yang ia datangi tidak mau menerima Arum. Lukman sendiri pun tidak mengerti.Lukman pulang ke rumahnya dengan raut wajah letih.
"Gimana yah?" tanya Arum.
"Ayah udah mengurus kepindahan kamu ke sekolah baru, ini alamatnya, besok kamu langsung berangkat. Besok pagi ayah nggak bisa nganter kamu karena ayah mau keliling nyari kerjaan baru," ujar Lukman yang akhirnya menemukan sekolah yang bersedia menerima Arum.
"Iya, Arum bisa kok yah berangkat sendiri," ujar Arum sambil memijat kaki ayahnya.
"Ayah pasti capek. Arum bikinin kopi ya?"
"Boleh," sahut Lukman.
Sementara itu ditempat lain.
"Kalina, apa kamu sudah mengurus perintah saya kemarin?"
"Sudah bu, sesuai perintah ibu, saya sudah menghubungi semua sekolah di kota ini untuk tidak menerima murid pindahan dari Luis high school yang bernama Arum," sahut Kalina sekretaris Rena.
"Bagus, nanti saya akan transfer bonus kamu," ujar Rena dengan entengnya.
"Terima kasih Bu," sahut Kalina tampak sangat senang karena menerima tugas diluar pekerjaan dan tentu saja menghasilkan cukup banyak uang.
"Kalau begitu saya permisi bu," ujar Kalina.
"Hmm," sahut Rena yang tengah sibuk dengan setumpuk pekerjaannya.
Drrtt... Drrtt... Drrtt
Ponsel wanita itu berdering.
"Mami lagi sibuk, kenapa kamu telpon?"
"Makasih ya mi, udah ngeluarin Arum dari sekolah," ujar Tiara dari seberang sana. Dari suaranya tampaknya gadis itu sangat gembira.
"Mami udah nyingkirin gadis itu jauh-jauh, jadi kamu harus bisa bikin mami bangga sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zion
Teen Fiction( Cerita yang terinspirasi dari mimpi ) jadi dilarang plagiat❗ Tangisan Arum membuat Zion si ketua geng turun tangan. Berandalan berambut putih itu menghajar siapa saja yang menyakiti gadisnya. Rank # 1- ketuageng (10 Agustus 2022) *** Sebuah cerita...