23. Sekolah Lama Arum

149 6 5
                                    


***
Arum turun dari motor butut ayahnya dengan mengenakan seragam lamanya. Ini adalah hari yang tak pernah Arum sangka-sangka sebelumnya yaitu kembali ke Luis High School. Bagaimana tidak, beberapa bulan yang lalu ia dikeluarkan dari sekolah itu dengan berbagai alasan. Dan sekarang ia harus kembali lagi ke sekolah dengan bangunan besar dan kokoh namun berisi siswa-siswi yang angkuh.

Melihat sekolah lamanya, yang teringat di dalam benak Arum adalah Tiara. Gadis yng selalu saja membuat perkara. Padahal seingatnya ia tidak pernah sekalipun mengganggu gadis itu. Tapi sepertinya dia memiliki dendam yang sangat besar padanya.

Arum menarik nafas panjang lalu menghelanya dengan perlahan. Setelah kepergian ayahnya, Arum mulai memasuki gerbang sekolah lamanya dengan jantung berdegup kencang.

Seorang gadis masuk ke dalam kelas dengan terburu-buru.

"Tiara gawat!" pekiknya heboh mendekati tempat duduk Tiara.

"Apa?" tanyanya meski tatapan matanya masih terfokus ke buku yang ia baca.

"Arum balik lagi!" ujar gadis itu heboh.

"Arum?" Sontak Tiara mendongak dengan cepat.

"Arum, si gembel itu?"

Caca menganggukkan kepalanya dengan kencang.

"Yang bener lo?!" pekik Noni syok. Bagaimana mungkin gadis yang sudah disingkirkan oleh mamanya Tiara berani datang kembali ke sekolah mereka. Bisa-bisa sekolah mereka yang elit menjadi tercemar oleh keberadaannya.

Tiara mengepalkan tangannya lalu menutup buku miliknya dengan kencang.

Brak!

Gadis itu lantas bangkit dan berjalan dengan angkuh keluar kelas diikuti oleh kedua temannya. Tiara berdiri di tepi balkon dan melihat ke bawah. Dimana Arum berjalan dengan sedikit kikuk lantaran menjadi pusat perhatian semua orang. Bukan hanya siswa-siswi saja yang terkejut oleh kedatangannya melainkan para pengajar pun ikut terkejut. Tak menyangka Arum kembali lagi ke sekolah mereka setelah beasiswanya dihentikan.

Wajah Tiara kembali memerah. Hari-harinya yang mulai sedikit tenang mulai kembali lagi seperti neraka. Bagi Tiara, Arum adalah neraka. Gadis itu selalu saja merebut apapun keinginannya. Juara kelas dan cowok yang dia suka. Semuanya Arum miliki. Sementara ia hanya mendapat tekanan dari mamanya. Bahkan sekarang ia tidak diperbolehkan bertemu dengan Zion, cowok yang dia suka. Semuanya hancur karena Arum.

"Gue bakal bikin lo hancur," geram Tiara penuh dendam dengan tatapan tertuju ke arah Arum.

"Bukannya mama lo udah turun tangan, kok Arum bisa balik ke sekolah kita sih?"

"Iya Ra, kenapa Arum bisa balik lagi?" Caca menggoyangkan lengan Tiara.

"Berisik!" pekiknya lalu gadis itu berjalan menjauh dengan mulut terkunci rapat, saking emosinya sampai-sampai ia sengaja menabrak bahu orang-orang yang ada disekitarnya.

"Mi, kenapa Arum bisa balik ke sekolah?"

"Arum siapa?" tanya Rena tak tahu siapa yang anaknya maksud.

"Cewek gembel yang mami singkirin dari sekolah," sahut Tiara dengan gigi bergeletuk menahan emosi.

"Apa?!" pekik Rena tak percaya.

"Sekarang dia udah di sini mi," rengek Tiara penuh kebencian.

"Nggak mungkin, mami udah singkirin dia."

"Tapi sekarang dia di sini mi!" teriak Tiara.

"Oke, nanti mami urus," sahut Rena dengan tenang. Uang akan dengan mudah menyingkirkan gadis miskin sepertinya. Ia dulu pernah menyingkirkannya, mudah baginya menyingkirkannya untuk kedua kalinya.

ZionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang