24. Cowok Full Effort

31 1 1
                                    


Arum baru saja masuk ke dalam kelas setelah pergi ke toilet. Suasana kelas tampak sepi, teman-teman sekelasnya sibuk dengan buku masing-masing. Bahkan si ratu bully pun terlihat sibuk sendiri. Aneh, biasanya dijam-jam menunggu guru mata pelajaran selanjutnya seperti saat ini akan dimanfaatkan oleh Tiara dan teman-temannya untuk mengganggunya. Tapi kenapa kali ini tidak?

Arum berjalan ke kursinya dengan penuh kewaspadaan. Ia takut mengalami seperti kejadian sebelumnya, ia pernah duduk di kursi yang sudah diberi lem sehingga roknya lengket dengan kursi. Ia merabanya terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kursi yang akan ia duduki aman.

Menghembuskan napas lega Arum duduk di kursinya. Tak berapa lama guru mata pelajaran selanjutnya masuk. Arum membuka tasnya dan betapa terkejutnya ia saat tidak menemukan semua buku miliknya. Sontak saja Arum menatap ke arah Tiara. Di mejanya Tiara tampak tersenyum miring.

"Arum! Mana buku kamu?"

Tubuh Arum tegak seketika begitu ditegur. Wajahnya pucat dan gugup. "Itu miss, bukunya hilang," cicitnya jujur.

"Hilang?! Kamu pikir miss percaya? Kamu niat sekolah nggak?"

"Niat miss."

"Terus kenapa sampe nggak bawa buku?"

"Mungkin Arum udah ngerasa pinter kali miss," celetukan Tiara yang membuat guru tersebut semakin emosi karena merasa diremehkan.

"Nggak miss," bantah Arum cepat dengan panik.

"Oh jadi kamu udah ngerasa lebih pinter dari miss ya?

"Nggak miss, tapi bukunya memang hilang," bantah Arum begitu ketakutan. Ia tidak mau semua orang salah paham terutama gurunya.

"Sebagai murid harusnya kamu bawa buku pelajaran. Miss aja sebagai guru juga bawa buku. Jangan sok pinter kamu, mentang-mentang dapet beasiswa," ujar Miss Fitri.

"Hukum aja miss!" sorak teman-teman Tiara.

"Oke! Miss hukum kamu bersihin toilet sekarang!" Mendengar miss Fitri menghukum Arum membuat teman-teman Tiara tertawa cekikikan.

"Iya miss," cicit Arum sambil tertunduk malu.

"Anak-anak, jangan tiru kelakuan Arum ya, dia ini contoh murid yang tidak sopan dengan gurunya," ujar Miss Fitri dengan sinis.

"Mungkin dia udah ketularan siswa SMA Lentera Bangsa miss, Arum kan kemarin sekolah di sana," celetuk Oliv. Gosip tentang Arum yang pindah ke sekolah bobrok sudah tersebar ke seluruh murid Luis High School.

"Miss nggak nyangka ya, pernah sekolah di sana bisa buat kamu ikut bobrok juga. Miss harap kamu jangan bawa kebiasaan siswa sana ke sekolah ini. Ngerti kamu Arum?!"

"Iya miss."

"Udah sana bersihin toilet!" perintah Miss Fitri.
Tiara tersenyum penuh kemenangan begitu Arum dikeluarkan dari kelas.

"Ide lo bagus juga," puji Tiara kepada Caca.

"Yes of course, ide gue paling cemerlang," sahutnya dengan bangga.

"Gue yakin kali ini Arum go away dari sini. Jadi lo tenang aja queen," imbuh Noni.

"Kita lihat aja nanti, dia bakal bertahan berapa lama." Tiara tersenyum licik. Apalagi ia sudah meminta bantuan mamanya agar lebih mudah menyingkirkan gadis itu untuk kedua kalinya.

Toilet tampak sudah bersih. Arum menyeka keringatnya tepat saat bel istirahat telah berbunyi. Kalau dia tidak segera menemukan keberadaan semua bukunya, bisa-bisa seharian ini ia akan dihukum. Bergegas keluar dari toilet, Arum pergi ke tempat sampah, ia yakin Tiara membuangnya ke sana. Sayangnya di tempat sampah di depan kelasnya ia tidak menemukan buku miliknya. Bahkan di tempat sampah kelas sebelah.

ZionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang