Senyum licik pun terbit di bibir gadis itu. Benar saja, keesokan harinya Tiara kembali datang ke kediaman Zion, namun kali ini ia datang dengan sebuah rencana.Tiara menyuruh sang sopir menghentikan mobilnya beberapa meter dari rumah Zion, lalu Tiara menyuruh sang sopir membuat ban belakang mobilnya bocor.
"Kenapa lama?" tanya Tiara tak sabar, sebentar lagi Zion pulang melalui jalan ini. Dan rencananya harus berjalan dengan sempurna.
"Buat apa non ban mobilnya dibocorin?" sang sopir tampak kebingungan.
"Udah, bapak nggak usah banyak tanya."
Tak berani bertanya lagi, sang sopir lantas menjalankan perintah aneh dari anak majikannya.
Setelah ban mobil bagian belakang berhasil dibuat bocor, cepat-cepat Tiara mengusir sang sopir agar pergi menjauh.
"Sekarang bapak pergi dari sini."
"Pergi kemana non?"
"Bapak pergi ke sana." Tunjuk Tiara ke arah warung.
"Sana bapak ngopi kek atau makan juga, terserah," ujar Tiara menyerahkan uang seratus ribu beberapa lembar dengan nada mengusir.
"Dan jangan mendekat kalo saya nggak panggil bapak," titah Tiara mutlak.
"Baik non," sahut sang sopir, lalu pria itu berjalan menuju ke warung yang tadi ditunjuk oleh Tiara.
Beberapa saat kemudian sebuah motor berhenti tak jauh dari tempat Tiara dan mobilnya berada.
"Thanks," ujar Zion yang turun dari motor. Cowok itu memang biasa dibonceng oleh temannya ke sekolah akhir-akhir ini. Lantaran motornya digunakan oleh sang ayah.
"Yoi!"
Motor yang baru saja mengantar Zion masuk ke dalam gang. Sehingga dari sana Zion harus berjalan kaki beberapa meter menuju ke rumahnya.
Melihat Zion semakin mendekat, Tiara keluar dari mobil dan pura-pura mengecek ban mobilnya dengan ekspresi kesal.
"Kok bisa bocor sih?!" Tiara sengaja meninggikan nada suaranya agar Zion mendengar keluhannya. Tak lupa ia juga menendang ban belakang mobilnya untuk memperlihatkan kekesalannya.
Zion berhenti melangkah. Ia melirik ban mobil Tiara sebentar sebelum mendekat.
Tanpa bertanya Zion langsung berjongkok dan mengecek ban mobil Tiara hingga membuat gadis itu bersorak dalam hati. Benar dugaannya, meski penampilan Zion tampak urakan tapi hati cowok itu baik. Ia tak tega melihat gadis cantik seperti dirinya kesusahan.
"Ini kayaknya ada yang sengaja bikin ban mobil Lo bocor," ujar Zion saat melihat ada robekan yang disengaja di ban mobil Tiara.
Jantung Tiara berdegup kencang.
"Ya ampun, jahat banget mau bikin gue celaka," ujar Tiara mulai berakting.
"Nasib baik Lo masih bisa hidup," ujar Zion melihat Tiara dari ekor matanya.
"Iya," sahut Tiara sambil menganggukkan kepalanya. Diam-diam Tiara mengulum senyumnya.
"Lo ada ban serep?"
"Ada," sahut Tiara.
Dengan cekatan Zion mengganti ban mobil Tiara yang bocor dengan ban serep. Melihat dari dekat Tiara semakin terpesona kepada Zion. Bukan hanya ganteng dan keren, tapi cowok itu juga baik. Saat itu juga Tiara semakin jatuh cinta kepada Zion. Meskipun ia tahu perbedaan status diantara mereka yang bagaikan langit dan bumi.
Zion menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor setelah mengganti ban mobil Tiara.
"Makasih ya," ujar Tiara memberikan beberapa lembar uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zion
Teen Fiction( Cerita yang terinspirasi dari mimpi ) jadi dilarang plagiat❗ Tangisan Arum membuat Zion si ketua geng turun tangan. Berandalan berambut putih itu menghajar siapa saja yang menyakiti gadisnya. Rank # 1- ketuageng (10 Agustus 2022) *** Sebuah cerita...