Sumpah!
Arum tidak mengerti sama sekali, kenapa ia tidak dimarahi saat terlambat datang ke kelas akibat terlalu lama di kantin.
Terlihat guru-guru di sekolah ini berwajah datar dan cuek. Arum pikir ia akan menerima hukuman. Namun, nyatanya ia tidak mendapatkan sanksi sama sekali.
Huft!
Arum mengembuskan nafas lelah. Ia hendak mencatat apa yang bu guru tulis di papan tulis, namun laki-laki berbadan besar yang duduk di depan tampak menghalangi pandangannya.
"Nggak usah ditulis, percuma," ujar Zion dengan santainya sambil memejamkan matanya, kepalanya ia letakkan di lipatan kedua tangan yang berada di atas meja menoleh ke arah Arum.
"Tapi..."
"Gue punya buku yang sama persis kayak yang Bu Tuti bawa," sahut Zion dengan nada malas.
"Ntar gue pinjemin," lanjut laki-laki itu.
Mata Arum mendadak berbinar cerah setelah hampir seharian stress berada di sekolah ini. Bagaimana tidak, telinganya yang suci mendadak mendengar kata-kata kasar yang tidak patut anak sekolah seperti mereka katakan. Rentetan kata umpatan seperti beberapa hewan berkaki empat diucapkan dengan lantang.
Syok?
Tentu saja Arum syok berat. Di sekolahnya yang terdahulu tidak ada satupun yang berani mengumpat.
Seperti saat ini.
"Anjir! Cakep banget!" pekik Ken yang duduk di depan meja Zion dan Arum, suaranya melengking dan bersemangat.
Matanya melebar saat mengintip layar ponsel Juno yang duduk di sebelahnya.
"Siapa tuh Jun? Kenalin ke gue dong!"
"Sepupu gue sat! Jangan ganggu," ujar Juno sambil menggeplak kepala Ken, si playboy sok kegantengan.
"Pala gue sakit njirr!" Ken membalas perbuatan Juno. Menggeplak kepala teman sebangkunya tak kalah kuat hingga meringis kesakitan.
"Eh anak babi! Mau mati lo dihajar om gue yang galaknya ngalahin emak-emak!" Juno ngegas sambil menggosok kepalanya.
"Om lo yang mana?"
"Om Bondan yang dulu pernah ngejar elo sambil bawa golok karena elo ketahuan nyolong mangganya," ujar Juno dan membuat Ken mengingat kejadian itu sambil meringis ngeri.
"Nggak nyangka gue, om lo yang jelek itu punya anak secantik dia. Istrinya pasti selingkuh," ujar Ken sok tahu.
Plak!
"Njirr! Kenapa elo getok kepala gue? Sakit ogeb!"
"Jangan nuduh sembarangan lo, Rani mirip sama emaknya. Yang gue heran kok Tante Susi mau ya sama om gue yang jelek?" Juno bertanya-tanya.
"Ho'oh jeleknya sebelas duabelas sama lo," ujar Ken sambil mengangguk-anggukan kepalanya setelah memperhatikan wajah teman sebangkunya.
"Ho'oh," sahut Juno, namun sedetik kemudian dia sadar dengan perkataan Ken barusan.
Juno langsung menggulung buku yang tergeletak di atas meja lalu memukul Ken dengan membabi buta.
Plak! Plak! Plak!
"Mampus lo!" pekik Juno merasa puas.
Sementara Ken yang tak terima langsung membalas perbuatan Juno, hingga akhirnya mereka berdua saling pukul-pukulan menggunakan gulungan buku LKS.
Arum mengernyitkan dahinya. Di sekolah ini buku tidak untuk belajar melainkan untuk bermain-main.
Entah kenapa energi Arum terasa tersedot habis hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zion
Teen Fiction( Cerita yang terinspirasi dari mimpi ) jadi dilarang plagiat❗ Tangisan Arum membuat Zion si ketua geng turun tangan. Berandalan berambut putih itu menghajar siapa saja yang menyakiti gadisnya. Rank # 1- ketuageng (10 Agustus 2022) *** Sebuah cerita...