"Aku senang bisa melihatmu di sini," ungkap Sebastian mengulas senyum melihat wajah Anabela.
"Ta-tapi, bukankah kau masih di Italia? Sejak kapan kau ke sini?" tanya Anabela masih tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
"Well, Miss Hoover. Apa kau tidak ingin melihatku di sini?" tanya Sebastian dengan maksud bercanda.
"Bukan begitu. Aku hanya... tidak menyangka melihatmu sekarang."
"Aku juga." Sebastian mengulurkan sebelah tangannya pada Anabela. "Mau berdansa?"
Anabela mengamati Sebastian dengan bimbang. Ia ingin sekali menerima uluran tangan Sebastian, berdansa dengan gerakan bebas tanpa ada belenggu Jonathan yang mengurungnya.
Namun, Jonathan yang sedang berbincang bersama tamu lain sudah melihat Anabela bersama lelaki yang berdiri memunggungi dirinya, sehingga ia tak bisa mengetahui siapa lelaki yang lancang mendekati wanitanya.
"Hei. Stay away from my wife!" seru Jonathan berjalan cepat mendekati Anabela.
Sebastian menghembuskan nafas lelah saat Jonathan berjalan melewatinya begitu saja lalu menarik Anabela mendekat padanya dengan protektif.
"Sebastian?" Kening Jonathan berkerut.
Sebastian mengangkat sebelah tangannya dengan santai. "Hallo, my brother. Long time no see."
Jonathan merangkul pinggang Anabela dan itu dilirik oleh Sebastian.
"Ayo kita pergi dari sini!" ajak Jonathan pada Anabela.
"Ayolah, Jonathan! Kenapa kau tidak menikmati dulu acara ini? Istrimu juga pasti ingin di sini dulu," kata Sebastian yang membuat langkah Jonathan terhenti.
"Jangan pedulikan kami. Pedulikan dirimu sendiri," balas Jonathan menatap tajam Sebastian.
"Okay." Sebastian mengangkat kedua tangan lalu memberi isyarat kalau Jonathan dan Anabela bisa pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan menjadi hal paling menegangkan bagi Anabela. Jonathan tak bicara apapun, tapi wajahnya tertekuk marah setelah pertemuannya dengan adiknya saat di pesta tadi.
"Aww! Jonathan, sakit." Anabela berusaha menyesuaikan langkah Jonathan yang lebar dan cepat menuju ke kamar.
Setelah sampai di sana, didorongnya tubuh Anabela hingga terbanting ke ranjang. Terdengar Jonathan menutup pintu cukup keras yang membuat tubuh Anabela tersentak.
"Kenapa kau bisa mengobrol dengannya di tengah orang banyak? Apa kau tidak berpikir apa yang akan orang pikirkan saat melihatmu yang sudah memiliki suami tengah berbincang mesra bersama lelaki lain?"
"Jonathan, dia adikmu. Wajar jika dia menyapaku--"
"Wajar?" Jonathan mengulas senyum miris. "Astaga, Ana. Kau mewajarkan hal itu seakan kau memang sudah banyak bicara dengan lelaki lain."
"Jonathan, dia hanya ingin menyapaku. Kami tidak mengobrol apapun lagi. Kenapa kau tidak percaya?" cetus Anabela berusaha meyakinkan.
"Percaya?" Jonathan menarik rambut Anabela hingga kepalanya mendongak. "Kau kira aku tidak tahu kalau kau diam-diam menghubungi selingkuhanmu tadi?"
Johnny?
Anabela langsung panik dan berusaha menarik jambakan Jonathan pada rambutnya seakan ingin merabut sampai ke akar.
"A-aku hanya... meminta tolong padanya untuk melihat ibuku. Lepaskan aku, Jonathan..." pinta Anabela yang sudah lirih ingin menangis.
"Sudah terbukti? Untuk apa aku percaya padamu?" Jonathan menghempaskan kepala Anabela dengan kasar lalu beranjak dari ranjang sambil mengatur penampilannya.
"Jonathan, aku mohon... Jangan libatkan Johnny. Jangan menyakitinya. Aku... Aku yang salah telah meminta bantuannya. Aku akan memberitahunya untuk tidak melakukan apa yang kusuruh. Aku akan patuh padamu, Jonathan. Tapi... jangan menyakiti orang-orang yang tidak bersalah lagi. Okay?" bujuk Anabela sambil bersimpuh di kaki Jonathan dengan sungguh-sungguh.
Jonathan menunduk melihat istrinya bersimpuh. Ia tertawa seakan sesuatu terlihat lucu yang membuat Anabela mendongak heran.
"Astaga, Ana. Demi lelaki itu, kau rela terlihat rendah seperti ini."
Anabela tersentak saat Jonathan kini mencengkram wajahnya dengan keras dan menariknya untuk berdiri. Kedua tangan Ana menahan pergelangan Jonathan dan sesekali menepuk dadanya untuk memberi isyarat agar lelaki itu melepaskannya.
"Kau mau jadi wanita murahan, hmm? Setelah menggoda lelaki lain, sekarang kau coba menggoda adikku lagi?" tuduh Jonathan yang membuat kepala Anabela menggeleng.
"Kau kira hanya lelaki itu yang akan aku singkirkan?"
Anabela menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah penuh harap saat menyadari arti dari ucapan Jonathan barusan.
"Sudah terlambat," kata Jonathan mendorong Anabela kasar. "Aku akan menyingkirkan semua orang yang menghalangiku."
Anabela terduduk lemah di sisi ranjang dengan wajah sedih mengingat kondisi Ingrid yang mungkin sekarang ada dalam bahaya.
Ternyata memang benar, Ingrid tengah dikurung dalam suatu ruangan yang tidak diketahui orang lain termasuk Anabela.
Ingrid sedang berdiri lemah dengan tangan diikat keras sehingga terangkat yang membuat tubuhnya yang lemas dan sakit harus terus berdiri.
"Bukankah sudah beberapa kali Mr. Reeves bilang, kalau kita harus mematuhinya dan tidak membuat masalah? Kenapa kau malah membantu wanita itu, Mrs. Wilson?" kata Wina sambil berjalan mengitari tubuh Ingrid.
"Kau..." lirih Ingrid yang menatap tajam Wina yang ternyata pengadu yang selama ini melaporkan setiap kegiatan di rumah kepada Jonathan.
"Kau... akan menerima... akibatnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING BETTER
FanfictionAnabela Hoover mengalami kekerasan dalam pernikahannya oleh Jonathan Reeves. Semua yang membantu Anabela menghilang. Banyak larangan dalam hidup yang membuat Anabela ingin lepas dan terbebas dari Jonathan.