🌹 10. Muak

293 16 0
                                    

Mata Jonathan mengarah pada Anabela yang hanya terduduk tanpa menyentuh makanannya sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Jonathan mengarah pada Anabela yang hanya terduduk tanpa menyentuh makanannya sedikit pun. Hal itu ternyata membuat Jonathan geram. Ia membanting sendok ke atas piring yang membuat Wina tersentak kaget saat sedang mencuci beberapa peralatan memasak di dekat dapur.

"Kenapa kau tidak makan? Kau sudah bosan hidup?" tanya Jonathan tanpa ada unsur kelembutan.

Anabela enggan menyahut seakan semua kalimat Jonathan barusan hanyalah angin lalu yang harus diabaikan.

"Anabela, kau mendengarkanku?!" bentak Jonathan menggebrak meja.

"Untuk apa aku mendengarmu? Kau bahkan tidak pernah mau mendengarkanku," balas Anabela dengan suara lemah.

Jonathan beranjak bangun untuk mencekik leher Anabela. Tanpa disangka, Anabela hanya memperlihatkan wajah datar seakan kehidupannya saat ini sudah tak ada emosi sama sekali.

"Kau masih menyalahkanku atas kematian ibumu?" tanya Jonathan.

Anabela terus menatap Jonathan dengan rahang menggertak. Tanpa disahut dengan kata-kata pun, sudah pasti Anabela kini kesal dan masih menyalahkan Jonathan atas kematian ibunya.

"Jangan menatapku seperti itu, sialan!" bentak Jonathan seraya menepuk kepala Anabela keras sampai terdorong hampir mencium meja.

"Dasar wanita tidak tahu diuntung! Aku menikahimu bukan untuk membiayai orang gila macam ibumu!" sarkas Jonathan beranjak pergi dari sana.

Plang!

Jonathan mengerang kesakitan saat sebuah sendok melayang membentur kepala bagian belakangnya dengan keras. Dia lantas menoleh pada sumber sendok melayang itu lalu menyeretnya pergi dari ruang makan dengan kasar dan penuh paksaan.

Tubuh Anabela terhempas kuat ke lantai sampai membentur sisi ranjang. Dia berusaha bangun saat Jonathan mengunci pintu kamarnya dengan penuh emosi.

"Siapa yang mengajarimu melemparku dengan benda itu, hah?! SIAPA?!" teriak Jonathan seraya mencengkram wajah Anabela agar mendongak.

"Kau..." sahut Anabela dengan berani menatap mata Jonathan. "Aku bahkan ingin melakukan lebih dari sekedar melempar sendok padamu."

Jonathan tersenyum meremehkan mendengarnya. "Sepertinya kau memang sudah bosan hidup, Ana."

"Aku memang sudah bosan hidup dengan pembunuh sepertimu!" Anabela memukul-mukul pundak Jonathan sambil menangis.

"Aku lebih baik mati daripada hidup selamanya denganmu! Bunuh aku sekarang! BUNUH AKU!"

Cengkraman Jonathan tiba-tiba mengendur saat melihat Anabela berlinang air mata. Lelaki itu terduduk sendu di depan Anabela seakan menyesali apa yang telah dilakukannya sehingga membuat istrinya menangis.

"Ana... Aku--"

"Lepaskan aku, brengsek!" berontak Anabela saat Jonathan lagi-lagi memeluknya untuk mengobati rasa penyesalan.

"Ana, aku melakukan ini karena aku sangat mencintaimu," ungkap Jonathan mencoba menahan tubuh Anabela yang didekapnya.

"Tahu apa kau soal cinta, Jonathan?" tanya Anabela dengan tangis yang mulai reda.

Mendengar pertanyaan itu, Jonathan melepaskan pelukan untuk melihat lebih jelas raut wajah Anabela saat mengatakannya.

"Cinta tidak membuat luka pada fisik atau hati seseorang. Hidup dengan cinta harusnya bahagia. Tapi apa yang kudapatkan? Kesengsaraan dan penyesalan terbesar... Karena aku pernah cinta pada lelaki pembunuh dan brengsek sepertimu!"

Jonathan bergeming mengamati Anabela selama beberapa saat, sebelum akhirnya ia beranjak berdiri. Sorot mata lelaki itu kembali dingin, bahkan lebih dingin dari sebelumnya.

"Jangan harap kau bisa hidup bahagia mulai sekarang, Ana. Aku akan memusnahkan semua orang yang mencoba memberikanmu bahagia sedikit pun!" ancam Jonathan.

Anabela mengepalkan tangan memandangi kepergian Jonathan yang kembali mengunci kamar. Sekarang, Anabela tidak akan bisa ke mana-mana lagi.

 Sekarang, Anabela tidak akan bisa ke mana-mana lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMETHING BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang