EXTRA PART : Masa Lalu

205 5 0
                                    

Beberapa tahun yang lalu...

Terdengar seorang wanita yang menyanyikan lagu opera dengan suara menggelegar ke seluruh penjuru aula. Selain keindahan suaranya, kecantikan yang terpancar membuat wanita itu banyak memberi ketertarikan pada para penonton di sana.

Salah satunya adalah Sebastian. Awalnya dia tak tertarik melihat konser opera klasik seperti ini, tapi wanita cantik di atas panggung itu membuat ketidaktertarikannya luntur.

Terimakasih pada Jonathan yang sudah memberinya tiket konser ini. Harusnya Jonathan yang berada di sini untuk menghadiri undangan dari salah satu rekan bisnisnya, tapi lelaki itu enggan untuk datang hingga diwakilkan oleh Sebastian.

Acara pun berakhir dengan gemuruh tepuk tangan dari para penonton yang merasa puas.

"Mr. Hendrick!" panggil wanita penyanyi opera itu yang berjalan cepat menyusul lelaki berambut putih di depannya.

"Ada apa?"

"Bisakah aku... mendapatkan bayaran sekarang juga?"

Permintaan itu membuat John Hendrick mengernyit. "Bukankah kau sudah mengambil bayaran untuk konser hari ini itu kemarin?"

"Maksudku... bayaran untuk konser selanjutnya. Apa aku bisa mendapatkannya sekarang?"

"Kau bercanda?" John tersenyum remeh. "Miss Hoover, aku tidak tahu kau akan diikutsertakan di konser selanjutnya atau tidak. Untuk apa aku memberimu uang saat ini juga?"

"Aku membutuhkannya untuk biaya perawatan ibuku. Dan juga membayar beberapa hutang," ungkap Anabela.

"Itu urusanmu, Miss Hoover. Pergi saja cari uang dengan cara lain. Penampilanmu saja tidak terlalu bagus!" decih John meremehkan.

"Mr. Hendrick?" panggil seseorang yang membuat John dan Anabela menoleh padanya.

"Mr. Reeves!" pekik John mengulas senyum dalam seketika.

"Kakakku katanya akan membiayai konser selanjutnya. Aku ingin membicarakan hal itu sekarang juga denganmu."

"Oh, tentu saja!"

"Dia yang akan menentukan siapa saja yang harus tampil," tambah Sebastian.

"Oke. Tidak masalah. Katakan saja pada Mr. Reeves untuk memilih siapapun artis untuk tampil di konser klasik selanjutnya."

Sebastian mengalihkan tatapan pada Anabela yang terlihat canggung di sana.

"Wanita ini," tunjuknya pada Anabela.

"Miss Hoover?" John terlihat bingung.

"Iya. Jonathan ingin dia tampil lagi nanti."

"Tapi, Mr. Reeves... Penampilan dia tidak terlalu bag--"

"Jonathan penggemarnya. Kau meragukan kualitas seni Jonathan?"

John langsung mengerjap. "Oh, tentu saja tidak. Baiklah, dia akan tampil nanti."

Mendengar hal itu, Anabela mengulum senyum senang sambil sesekali melirik Sebastian.

"Bagaimana dengan Shane Mayer?" tawar John.

"Boleh," sahutnya. "Tapi Miss Hoover harus tampil juga. Wajib."

"O-okay." John melirik kesal ke arah Anabela yang kini tersenyum bahagia karena kini dia bisa mendapatkan bayarannya di awal.

Semakin malam, udara semakin dingin. Saat itu juga Anabela sudah cukup lama berdiri menunggu taksi yang tak kunjung datang. Hingga sebuah mobil tiba-tiba menepi di depannya.

"Butuh tumpangan?" tanya Sebastian saat kaca jendela mobilnya turun.

"Ya ampun. Aku tidak sempat mengucapkan terimakasih padamu, Mr...?"

"Sebastian Reeves. Itu namaku."

"Terimakasih sudah membantuku tadi, Mr. Reeves." Anabela mengulas senyum. "Oh. Dan juga kakakmu... Apa benar dia penggemarku?"

"S-sure," sahut Jonathan tergagap, tak mau Anabela tahu kalau Sebastian membohonginya. Pasalnya, Jonathan memang tak pernah bertemu atau melihat Anabela.

"Aku tidak mengira akan punya penggemar," gumam Anabela.

"Kau punya banyak pengagum juga tadi," kata Sebastian mengingat para penonton banyak memuja Anabela.

"Masuklah. Aku akan mengantarmu pulang. Semakin malam akan semakin dingin."

"Thanks."

Anabela tersenyum senang mendapatkan tumpangan gratis yang bisa membawanya ke rumah tanpa harus menunggu taksi lama di tepi jalan.

"Namamu Anabela Hoover?" tanya Sebastian dalam rangka memecah keheningan.

"Ya."

"Kau penyanyi yang bagus, Miss Hoover. Bagaimana bisa suaramu secantik wajahmu?" goda Sebastian.

Anabela terkekeh. "Kau bisa saja, Mr. Reeves. Suaraku tidak seberapa jika dibandingkan dengan penampilan artis lain tadi."

"Memangnya kenapa? Di mataku penampilanmu adalah yang terbaik tadi," puji Sebastian.

"Benarkah?" Anabela menggigit bibit bawahnya menahan senyum kegembiraan. "Kalau aku tampil lagi, kau mau melihatku?"

Sebastian menoleh pada Anabela. "Kau mengundangku?"

Kepala Anabela mengangguk. "Saat aku tampil lagi di sana nanti, aku ingin kau dan kakakmu datang. Bisakah?"

"Sure," balas Sebastian tak masalah. "Kami akan datang."

Anabela pun menghembuskan nafas lega. "Karena aku dapat gaji sekarang, aku jadi ingin mentraktirmu sesuatu, Mr. Reeves."

"Aku tidak keberatan ditraktir seseorang." Sebastian kembali fokus ke depan. "Mau ke mana kita sekarang, Miss?"

SOMETHING BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang