🌹 43. End

322 7 0
                                    

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian...

Dalam setiap media seperti televisi, radio, megatron, videotron, bahkan media sosial masih banyak berita tentang Jonathan yang berseliweran. Kejadian tak menyenangkan itu membuat Jonathan dikenang sebagai lelaki paling tidak diinginkan oleh semua orang karena sifat jahatnya yang sudah terkuak dengan banyaknya bukti.

Sebastian menghembuskan nafas lega lalu menurunkan pandangan setelah sedari tadi mendongak melihat berita tentang Jonathan di salah satu megatron.

Lampu lalu lintas pun berubah. Sebastian bersama pejalan kaki lainnya mulai menyebrang. Setelah itu, Sebastian terlihat memasuki sebuah gedung rumah sakit untuk menemui seseorang.

"Ana?" panggil Sebastian saat wanita itu tak terlihat di dalam ruang inapnya.

Sebastian mulai berjalan ke berbagai penjuru rumah sakit untuk mencari Anabela. Kepanikan melanda dalam seketika. Sebastian tak ingin kehilangan wanita itu lagi untuk kesekian kalinya.

Drrrttt... Drrrttt...

Sebastian merogoh ponsel dari saku celananya. Dia mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

"Sebastian?" sapa Anabela setelah panggilannya diangkat.

Sebastian menghembuskan nafas lega. "Ana, kau di mana? Kenapa kau tidak ada di ruanganmu?"

"Tenanglah, Sebastian. Aku sudah tidak apa-apa. Dokter bilang aku sudah boleh pulang, kok."

"Baiklah. Sekarang katakan padaku kau ada di mana," pinta Sebastian.

"Aku sedang dalam perjalanan ke suatu tempat, Sebastian."

Sebastian mengerutkan kening. "Ana, kau mau pergi ke mana? Biarkan aku bersamamu. Aku tak ingin--"

"Sebastian, Jonathan sudah tidak ada. Berhentilah mencemaskanku."

Ah, benar. Sebastian masih merasa parno setiap memikirkan Anabela apalagi Sebastian juga merasa bersalah karena kakaknya sudah membuat Anabela kehilangan segalanya.

"Aku akan memberitahumu nanti ke mana aku pergi. Tapi sekarang, aku hanya ingin sendiri dan menenangkan diri. Aku tak ingin... bayang-bayang Jonathan masih bisa kulihat jika aku ada di sana."

"Ana..." lirih Sebastian sendu.

"Aku ingin hidup sebagai Anabela, Sebastian. Ingin kupulihkan luka yang selama ini sudah menyakitiku. Jadi, jangan cemaskan aku karena aku pergi untuk pemulihan terlebih dahulu."

"Baiklah, Ana. Aku tak akan menghalangimu. Aku juga ingin kau tenang dan bahagia."

"Terimakasih, Sebastian. Kau memang lelaki yang baik."

Panggilan berakhir. Sebastian termenung sejenak memikirkan Anabela yang masih saja dikhawatirkannya. Tapi ini demi Anabela juga yang selama ini hidupnya sudah disiksa oleh Jonathan.

Jadi Sebastian tak akan menghentikan kaki Anabela untuk melangkah ke mana pun wanita itu mau.

🌹 THE END 🌹

SOMETHING BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang