🌹 24. Ketemu

204 12 0
                                    

Jonathan menyesap rokoknya yang mengepulkan asap ke sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jonathan menyesap rokoknya yang mengepulkan asap ke sekitar. Ia membubuhkan rokok yang tersisa setengah itu ke asbak saat ruangannya kedatangan beberapa orang berpakaian formal serba hitam.

"Bagaimana?" tanya Jonathan.

"Mereka pergi ke daerah Sunny Hill, Sir."

Jonathan mengangguk paham. "Kumpulkan semuanya dan kita akan pergi ke sana nanti malam. Aku harus segera membawa istriku kembali."

"Baik, Sir!"

Mereka kembali pergi meninggalkan Jonathan sendirian menikmati sebotol wine-nya yang langsung dia teguk di sana.

"Ana... Kau tidak akan bisa pergi jauh dariku. Kau harus kembali," gumam Jonathan di sela-sela minumnya.

Sementara itu, Anabela sedang terduduk santai di sofa sambil membaca sebuah buku yang ia dapat dari rak buku milik Sebastian di ruang televisi.

Beberapa kali wanita itu tertawa saat membaca, seakan sesuatu menggelitik perutnya.

"Apa hanya buku yang membuatmu tertawa seperti itu?" tanya Sebastian, membuat Anabela mengalihkan tatapan dari buku yang dibacanya ke Sebastian.

"Aku tidak mengira kau punya buku kumpulan humor receh seperti ini." Anabela sedikit mengangkat buku di tangannya.

"Well, setidaknya dia berguna membuatku tergelitik sepertimu," sahut Sebastian angkat bahu santai.

"Aku akan keluar sebentar. Roger yang nanti akan menjagamu di sini, Ana."

"Sebastian, aku bukan anak kecil. Aku berani sendirian di sini."

"Ana, Jonathan lebih berbahaya dari yang kau bayangkan," kata Sebastian yang membuat Anabela terbeku memikirkannya.

"Dia bisa melakukan apapun untuk membawamu. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Setidaknya, ada Roger yang bisa menjagamu malam ini di saat aku tak ada. Dia pandai bertarung."

Tatapan Anabela malah tidak fokus pada sebuah tas jinjing berwarna hitam yang Sebastian bawa.

"Kau mau pergi ke mana?" tanya Anabela.

"Aku ingin mengurus sesuatu sebentar," jawabnya yang membuat Anabela mengangguk paham saja.

Sebastian pun pergi saat Roger sudah ada di rumahnya. Anabela tak bisa menahan kecanggungan yang menyelimuti saat lelaki kekar itu terus mengamatinya secara terang-terangan seakan ingin terus memastikan Anabela ada di depan matanya.

"Okay, Roger. Aku akan tidur saja daripada terus kau amati begitu," geram Anabela lalu berjalan masuk ke dalam kamar untuk tidur.

Namun tidur nyenyak Anabela harus terbangunkan oleh suara gaduh di luar kamar. Dia kira itu suara Sebastian yang sudah pulang, makannya Anabela keluar dari kamar menuju ke sumber kegaduhan.

"A-apa yang..." Kalimat Anabela tergantung di udara saat melihat Roger sudah babak belur dipukuli oleh 10 lelaki berpakaian serba hitam.

Bahkan kedua tangan Roger kini sedang ditahan oleh dua lelaki lainnya, sehingga mereka bisa memukulinya habis-habisan.

Hal itu membuat kaki Anabela lemas bahkan terduduk di ujung tangga saat melihat kejadian tersebut.

"Ayo kita pulang, Ana."

Anabela mengalihkan tatapan pada Jonathan yang muncul dari pintu rumah yang ternyata sudah terbuka.

Roger berusaha melawan dan hendak menyerang Jonathan. Namun tangannya ditahan dengan kuat oleh orang-orang itu. Tanpa disangka, Jonathan mengeluarkan sebuah pistol dari balik mantelnya lalu menembaki Roger beberapa kali sampai darah keluar dari mulut dan beberapa bekas tembakannya.

Anabela menjerit ketakutan. Dia beranjak bangun lalu berusaha berlari menaiki tangga untuk bisa melindungi diri di dalam kamar. Namun tubuhnya ditangkap oleh Jonathan dari belakang.

"LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU!" jerit Anabela mencoba berontak saat mereka masih di tengah tangga.

Jonathan tak melepaskannya. Dia malah menarik tubuh Anabela untuk menuruni tangga meski wanita itu berontak dengan sekuat tenaga.

"Ana. Ana?" panggil Jonathan berusaha menenangkan Anabela.

"Ana!" bentaknya sambil membalik tubuh Anabela sehingga mereka berdua bisa saling berhadapan.

"Kau tenang. Okay?" pinta Jonathan. Dia menangkup wajah Anabela yang kini menangis dengan terisak dan ketakutan.

"Sekarang ayo kita pulang." Jonathan memeluk tubuh Anabela yang gemetar. "Aku tidak akan lagi membiarkanmu dan bayiku pergi."

Anabela memandangi tubuh Roger yang sudah tergeletak di lantai karena ditembak Jonathan. Pemandangan itu membuat Anabela membayangkan jika dirinya akan bernasib sama seperti Roger mulai sekarang.

"JONATHAN! LEPASKAN AKU! LEPAS!" teriak Anabela sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya yang kini terborgol di sandaran ranjang sesampainya mereka di rumah.

Anabela tak akan bisa kabur ke mana-mana lagi. Kini, dirinya semakin tak bebas bahkan terborgol secara nyata dalam kamarnya.

 Kini, dirinya semakin tak bebas bahkan terborgol secara nyata dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMETHING BETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang