Bagian 17

5.8K 293 2
                                    

~Amora~
"Kata orang, tidak ada obat
bagi rindu kecuali pertemuan. Lalu bagaimana caraku mengobati
kerinduanku dengan orang yang telah beda alam? Sedangkan pertemuan tidak bisa ku dapatkan"

****

BRUK

"A-akkhh..."

Amora meringis karna tubuhnya dengan tiba-tiba ditarik. Amora mengerjapkan matanya saat melihat Shakeel yang berada di bawahnya. Dengan cepat Amora beranjak bangun begitupun dengan Shakeel.

"El, kamu gak papa? Shakeel tangan kamu berdarah."ucap Amora tidak sengaja menangkap luka yang ada di bagian siku Shakeel.

"Gue baik-baik aja Mora, ini cuma luka kecil. Kalau lo gimana? Lo gak papakan? Gak ada yang luka kan?"tanya Shakeel.

"Maaf udah buat kamu luka kaya gini, tadi aku beneran gak liat kalau ada motor. Maaf yahh El."ucap Amora merasa bersalah pada Shakeel.

"Santai aja, lo gak perlu minta maaf. Emang tadi lo mau kemana? Pake nyebrang segala."tanya Shakeel.

"Aku mau kesana El."ucap Amora menunjuk ke arah toko bunga itu.

Shakeel mengikuti arah yang Amora tunjuk."Toko bunga? Lo mau beli bunga?"tanya.

Amora menganguk."Iyaa, aku mau beli bunga buat bunda."ucapnya.

Shakeel langsung terdiam untuk sesaat. Lalu cowok itu tersenyum tipis. Tangan Shakeel meraih tangan Amora, membuat gadis itu terlonjak kaget dan menatap bingung Shakeel yang dengan tiba-tiba menggenggam tangannya.

"Ayo, gue temenin."ajak Shakeel.

Amora hanya diam menutur saja saat tangannya di tarik pelan oleh Shakeel. Sebelum menyebrang Shakeel menatap ke kanan-kiri lebih dulu memastikan kalau tidak ada pengendara yang lewat. Setelah merasa aman Shakeel langsung melangkahkan kakinya, diikuti oleh Amora. Dan tangan keduanya masih setia bertautan.

Sesampainya di toko bunga itu keduanya langsung masuk kedalam. Langkah Amora berhenti membuat Shakeel juga ikut berhenti, cowok itu menatap bingung Amora.

"Kenapa berhenti?"tanya Shakeel.

"Tangan aku El."ucap Amora, melirik ke arah tangan nya yang masih dalam genggaman cowok itu.

Shakeel yang sadar langsung melepas genggamannya."Sorry Mora, gue gak ingat."cengesnya.

Amora hanya menanggapi dengan senyuman lalu kembali melangkah, gadis itu langsung memilih bunga apa yang akan dia beli untuk berkunjung ke makam ibundanya.

"Permisi Kak... Aku mau beli bunga ini."ucap Amora menunjuk ke arah mawar putih yang sudah di susun rapi itu.

Penjual mawar itu berjalan menghampiri Amora lalu mengambil bunga yang gadis itu pilih.

"Yang ini?"tanya penjualnya.

Amora menganguk."Iyaa bunga itu. Berapa?"tanyanya.

"200rb."jawabnya.

"Inihh Mba, dijadikan satu yahh, langsung di jumlahkan harganya."sambar Shakeel dari belakang dengan menyodorkan bunga melati ke arah penjual itu.

"Baik, tungu bentar."suruh penjual itu.

Amora menatap kesal Shakeel."Kok jadi kamu yang bayar? Uang aku ada El, gak usah pakai uang kamu."ucap Amora.

"Simpan aja uang lo, siapa tau nanti lo ada kebutuhan, atau gak lo tabung aja buat beli rumah."kekeh Shakeel sedikit menaburkan candaan.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang