Bagian 15

5.9K 288 0
                                    

~Amora~
" Aku kira rumah adalah tempat
terindah saat sedih, nyatanya
tidak denganku."

****

Mendengar suara klakson mobil sarpam yang tengah duduk santai sembari minum kopi dan menonton sinetron di ponselnya, dengan cepat beranjak dan berlari untuk membukakan pagar. Karna yang datang itu adalah tuan mudanya, Edgar.

Setelah pagar terbuka, mobil Edgar masuk ke dalam. Tepatnya menuju garasi, setelah memarkirkan mobilnya Edgar keluar dan berjalan masuk ke dalam mansion. Sesampai nya di dalam Edgar langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai 2.

"Dari mana aja kamu Dylan? Jam segini baru pulang?"suara bariton Mark Mampu membuat langkah Edgar terhenti.

Edgar berbalik badan menghadap ke arah ayahnya yang berjalan menghampiri. Satu alis cowok itu terangkat dengan menatap datar ayahnya.

"Kalau Papah nyemperin aku cuma buat bicara soal perjodohan gila itu. Jawaban aku tetap sama."ucap Edgar

"Siapa gadis yang udah buat kamu menolak Delora, Dylan?"tanya Mark.

"Nanti Papah akan tau siapa gadis yang udah membuat aku menolak gadis lain demi dia."ucap Edgar.

Setelah mengatakan itu Edgar langsung melangkah pergi dari hadapan ayahnya. Mark hanya diam sembari menatap punggung putranya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Mark mengeluarkan ponselnya lalu, jemarinya dengan cepat mengetik sesuatu berniat mengirim kan pesan untuk seseorang. Setelah terkirim, ia menyimpan kembali benda pipih itu.

"Gadis itu secepatnya akan Papah temukan, Dylan."gumam Mark dengan senyum miringnya.

Sesampainya di kamar Edgar langsung mendaratkan bokongnya duduk di sofa, cowok itu menyenderkan kepalanya di punggung sofa dengan memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di kamar Edgar langsung mendaratkan bokongnya duduk di sofa, cowok itu menyenderkan kepalanya di punggung sofa dengan memejamkan matanya. Perlahan mata Edgar terbuka ia menatap langit-langit kamarnya.

Kilasan memori moment-moment berduanya dengan Areola tiba-tiba terlintas di benaknya.

Di sebuah taman Amora dan Edgar tengah berlari-larian, keduanya bermain kejar-kejaran. Gelak tawa keduanya terdengar lantang di taman itu, dan terlihat begitu bahagia.

"Hahaha..."tawa Amora.

"Kejar aku blee.."ejek Amora ke Edgar.

Edgar yang tidak terima diejek dengan sigap berniat menangkap Amora namun, kalah cepat. Gadis itu sudah lebih dulu berlari, menghindari.

"Awas yahh kamu, Mora. Kalau ketangkap aku cubit habis-habisan pipi kamu."ucap Edgar masih mengejar Amora.

"Kamu aja gak bisa nangkap aku Elan."kekeh Amora.

Bruk

"A-akhh..."

"MORA"

Edgar berlari menghampiri Amora yang terjatuh. Dikarenakan gadis itu tidak melihat ada batu, alhasil kesandung dan terjatuh. Amora meringis kecil, Edgar datang dan langsung berjongkok di hadapan kekasihnya.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang