Bagian 31

5.7K 317 3
                                    

~Amora~
"Ternyata wahana
paling menakutkan adalah
kehidupan"

****

Shakeel berjalan santai menyusuri koridor laki-laki itu berniat pergi ke perpustakaan karna malas di dalam kelas ada drama antara Edgar dan Agatha. Sedangkan Amora entah kemana gadis itu pergi. Di arah yang sama ada Savana dan Yunia yang sedang mengejar Delora.

Netra indah Savana melirik ke arah Shakeel dengan senyuman manisnya. Gadis itu seketika berhenti, membuat Yunia harus seorang diri menyusul Delora ke kelas.

"Haii Boy."sapa Savana di hadapan Shakeel.

"Haii."datar Shakeel.

"Datar amat. Kenapa? Kok muka lo kelihatan bete gitu? Is there any problem?."tanya Savana.

"Nothing"datar Shakeel.

Mengerti kenapa Shakeel berubah dingin. Raut wajah Savana seketika berubah datar juga gadis itu menatap kesal Shakeel.

"Lo kesal gini karna Amora? Iyakan? Gue tau kok. Lo sebaiknya jujur sama gue sekarang El. Lo suka sama Amora?"tanya Savana.

Shakeel terdiam sembari menatap wajah Savana yang terlihat marah. Shakeel juga menangkap sebuah kecemburuan di manik gadis itu.

"Lo cemburu?"tanya Shakeel secara tiba-tiba. Savana terdiam sesaat nemun setelah itu ia memberanikan diri untuk jujur.

"Iyaa! Karna gue suka sama lo."jawab Savana Jujur.

"Lo suka sama gue?"tanya Shakeel sedikit tidak percaya akan jawaban yang Savana berikan. Sedikit tidak percaya kalau Savana sang primadona sekolah, menyukai dirinya dari sekian banyak yang yang suka pada gadis itu.

Tentu semua laki-laki yang menginginkan Savana menjadi kekasih nya dari keluarga yang terpandang. Jelas selevel dengan Savana, yang berasal dari anak kaya raya seorang pengusaha. Shakeel menjadi merasa tidak pantas jika Savana menyukai dirinya ataupun menjadikan gadis itu kekasihnya.

"Bercanda lo gak lucu Sav. Lagian selama ini gue nganggap lo gak lebih dari teman. Lo cantik, lo baik, lo kaya, lo primadona. Kenapa harus memilih suka sama cowok kayak gue?."

"Cinta itu gak memandang apapun. Mau lo banyak kurang nya, kalau udah cinta pasti bisa menerima semuanya El."

"Gue udah lama suka sama lo. Lo alasan kenapa gue selama ini menolak banyak cowok. Nama lo melekat di hati gue El."

Shakeel seketika merasa bersalah pada Savana karna tidak bisa membalas perasaan gadis itu. Ketahuilah bahwa, hati Shakeel masih untuk Amora. Nama gadis itu terukir di hatinya sampai saat ini. Tidak ada yang mampu mehapusnya.

"Maaf 'Sav, gue gak bisa balas perasaan lo."ucap Shakeel.

"Kenapa? Karna Mora yahh?"tanya Savana lirih.

Laki-laki itu diam, dengan diamnya Shakeel membuat gadis itu yakin kalau apa yang di katakan itu benar.

"Diam lo berarti iya."ucap Savana."Apasihh yang spesial nya dari Amora sampai lo suka sama dia?"timpalnya bertanya.

"Amora! Sudah lama mendapatkan posisi di hati gue. Dia gak bisa di gantikan oleh siapapun. Gue sangat sayang sama dia. Terdengar jahat, tapi itu kenyataannya."jawab Shakeel dengan jujur.

Savana membuang mukanya ke samping lalu menundukkan kepalanya sejenak. Sakit, tentu. Apalagi mendengar kalau Shakeel menyukai Amora, membuat hatinya bertambah sakit.

"Gue kalah banget yahh El di bandingkan Amora? Gue tulus banget sayang sama lo Shakeel. Tapi gue gak sejahat itu buat maksa lo suka sama gue."

"Ini memang sudah menjadi resiko gue. Mendapatkan cinta yang bisa timbal balik itu kadang sulit."kekeh Savana dengan air mata yang sudah luruh tanpa gadis itu sadari.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang