Bagian 25

5.6K 262 13
                                    

~Amora~
"Aku memilih kesepian untuk
tenang, sepiku bukan perlihal sendiri,
tapi sepi ku perihal hati yang
aku biarkan mati."

****

Pagi-pagi buta Amora berangkat ke sekolah. Di sekolah terlihat sunyi hanya sedikit orang yang sudah ada di sekolah. Gadis itu sengaja untuk berangkat pagi karna ingin menunggu kedatangan Edgar. Amora ingin meluruskan permasalahan mereka sore itu.

Amira melangkah kakinya masuk ke dalam kelas yang terlihat sunyi itu. Ia mendarakan bokongnya duduk, dan kemudian mengeluarkan buku dari tasnya untuk menghilangkan bosan, Amora memutuskan untuk membaca.

Seiring berjalan waktu banyak siswa-siswi berbondong masuk ke dalam kelas. Amora yang melihat sekolah sudah mulai ramai memutuskan untuk keluar, ia ingin bertemu dengan Edgar.

Sedangkan di luar sana di hebohkan dengan kedatangan Edgar dan Agatha. Bahkan kedua sejoli itu berjalan memasuki halaman sekolah dengan bergandengan tangan, terlihat begitu mesra.

Langkah Amora seketika berhenti ketika melihat pemandangan tidak enak di pandang itu. Mata Amora memerah, entahlah Amora sangat cengeng. Agatha tersenyum ke arah Amora sahabat nya itu.

"Sayang, kita samperin Amora yok. Siapa tau dia mau ngucapin selamat buat kita."ucap Agatha.

Edgar melihat ke arah Amora yang memalingkan wajahnya sembari mengusap air matanya. Belum menyetujui ajakan Agatha. Tangan Edgar sudah lebih dulu di tarik oleh gadis itu, hingga Edgar hanya bisa pasrah.

Sesampainya di hadapan Amora. Agatha menyungging senyuman manis. Sembari memarekan kemesraan dengan Edgar. Gandengan tangan keduanya bahkan enggan Agatha lepas.

"Haii Amora!! Kata Edgar lo udah tau soal kami. Jadi gak salah dong kalau gue gandengan gini depan lo."ucap Agatha.

"Ohh iyaa, kata Edgar lo sama dia udah putus. Jadi gue pemenang nya nihh? Lo gak ada niat buat ngucapin selamat gitu buat gue?"timpal Agatha bertanya dengan raut wajah songong nya yang sok paling cantik.

Amora menahan nafas dadanya terasa sesak menahan tangis yang sadari awal ia tahan. Namun Amora berusaha untuk kuat, dan tidak menangis di hadapan keduanya. Amora tersenyum manis ke arah Agatha dan Edgar.

"Aku kira kamu jadi sahabat aku selama ini itu tulus. Nyatanya aku salah, kamu jauh dari apa yang aku bayangkan."ucap Amora menatap kecewa Agatha.

"Kalau emang kamu suka sama Edgar dari awal. Seharusnya kamu bilang kek aku Agatha. Biar aku tahu, gak kaya gini caranya."

"Tapi kamu tenang aja, aku gak marah sama apa yang udah kamu lakuin kek aku. Karna itu bukan sepenuhnya salah kamu."

"Aku boleh minta waktu buat bicara sama Edgar sebentar?"tanya Amora pada Agatha, dengan menatap ke arah Edgar yang hanya diam.

Agatha melirik ke arah Edgar kekasihnya. Yang juga melihat ke arah Amora, ada rasa marah yang Agatha rasakan namun ia kontrolkan. Perlahan Agatha melepas gandengan tangannya itu.

"Lo kalau mau ngomong sama Amora silahkan."kata Agatha pada Edgar.

"Bentar yahh. Gue butuh ngobrol sama dia."ucap Edgar.

"Sial!! Gue kira Edgar bakalan milih gue dan menolak kasar mengobrol sama Amora."batin Agatha kesal.

Tanpa sepatah kata Agatha langsung pergi dengan perasaan marah. Edgar melirik Amora, begitu pun sebaliknya.

"Ikut gue."ajak Edgar menarik tangan Amora.

Amora tersenyum saat tangannya di tarik oleh Edgar. Apalagi laki-laki itu lebih memilih nya. Amora tidak menyangka kalau Edgar mau berbicara padanya setelah apa yang terjadi sore kemarin di antara keduanya.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang