Bagian 27

4.9K 259 3
                                    

~Amora~

"Andai sadari dulu aku mencintaimu
pakai logika, mungkin aku sudah
berhenti sejak lama, sialnya aku
mencintaimu Pakai hati."

****

Dikantornya saat ini Berta sedang di landa masalah karena uang perusahaan nya di gelapkan senilai 500juta, dan dia juga ditipu oleh rekan bisnis sendiri dari luar negeri. Perusahaan Berta anjlok dia kehilangan uang 1miliar lebih. Hal itu membuat Berta saat ini sangat frustasi.

Berta di buat pusing karna 3 hari lagi pembagian gajih karyawan. Laki-laki itu mengusap kasar wajahnya tidak tahu harus apa dan bagaimana mana. Pintu ruangan terbuka memperlihatkan Laurence berjalan anggun dengan senyum ciri khasnya.

"Haii Sayang."sapa Laurence mendaratkan bokongnya duduk di sofa.

Berta hanya diam tidak membalas sapaan istrinya. Laurence mengerut bingung dengan sikap suaminya apalagi melihat wajah laki-laki itu yang terlihat kusut.

"Kok kamu gak balas sapaan aku sihh?"protes Laurence.

"Udahlah Laurence jangan buat aku tambah pusing. Sebaiknya kamu diam, atau pulang."sentak Berta.

"Aku cuman nanya lohh, kenapa kamu jadi marah?"tanya Laurence.

Berta meraup kasar wajahnya lalu menghembuskan nafas. Ia menatap ke arah Laurence kemudian beranjak dan menghampiri. Laki-laki itu duduk di samping istrinya sembari menyenderkan punggungnya di sofa dan memejamkan matanya.

"Aku akan pulang, tapi berikan aku uang dulu buat shopping."pinta Laurence.

Mata Berta terbuka ia menatap tajam Laurence."Lagi? Sebenarnya uang yang aku kasih kek kamu itu, kamu gunakan itu apa Laurence?."

"Uang yang aku kasih tidak sedikit. Tapi kenapa sekejap mata kamu habiskan? Apa kamu tidak belajar untuk irit?."

"Aku sedang pusing memikirkan banyak hal tentang perusahaan ini yang sedikit lagi akan bangkrut. Aku tidak punya uang, jangankan buat kamu. Gajih karyawan saja aku tidak tau harus bagaimana mana untuk membayarnya."

"Belum lagi utang yang harus aku bayar. Seharusnya kamu sebagai istri, bisa mengendalikan uang dengan baik. Bukan malah berpoya-poya seperti ini."

Laurence seketika tersulut emosi ketika Berta menyalahkan atas semuanya. Wanita itu menatap tajam suaminya.

"Kenapa kamu jadi nyalahin aku? Masalah perusahaan kamu yang akan bangkrut itu bukan salah aku. Lagian juga uang yang kamu kasih itu cuman sedikit."

"Gak seberapa. Kamu pikir, anak-anak gak perlu uang untuk makan? Semua butuh uang. Kamu gak usah protes atau nyalahin aku, itu sudah kewajiban kamu sebagai suami buat nafkahin keluarga."

"Jangan kamu bawa anak-anak. Uang yang aku kasih kek kamu itu gak ada hubungannya dengan kebutuhan anak-anak. Apapun yang ada di rumah itu gak ada sangkut nya sama uang yang aku kasih kek kamu."

"Uang itu murni buat kamu tanpa ada hal apapun yang harus kamu tanggung dengan uang itu. Kamu jangan menjadikan anak-anak sebagai alasan atas keborosan mu ini."

Laurence beranjak dari duduknya dan menatap marah Berta. Wanita itu tidak mau berdebat yang pada akhirnya dia akan kalah dengan kebenaran. Tanpa pamot Laurence langsung pergi keluar dari ruangan Berta.

Berta menatap punggung istrinya yang sudah menghilang di balik pintu. Laki-laki itu menghela nafas, dan kembali bersender di punggung sofa. Berta mencoba memutar otak untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ada saat ini.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang