~Amora~
"Lebih baik dihantam dengan satu kali pukulan sakitnya hanya saat itu saja, dari pada dihantam bertubi-tubi dengan
situasi yang sama dan berulang."****
Amora berjalan guntai memasuki rumah, tatapan gadis itu terlihat kosong dengan mata yang sembab. Berta, Laurence, Delora dan Alstair. Yang melihat Amora berjalan seperti orang hidup tapi mati mengerut bingung.
"Amora!"panggil Berta namun tidak di hiraukan oleh gadis itu. Amora malah tetap melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
"Amora! Berani kamu mengabaikan Ayah?"tanya Berta dengan nada tinggi. Tapi Amora tetap tidak merespon.
"AMORA!"teriak Berta.
Karna tersulut emosi melihat putrinya itu mengabaiknya. Berta beranjak dan menghampiri Amora yang memberhentikan langkahnya tanpa berbalik badan. Dengan kasar Berta membalik badan Amora agar menghadapnya.
PLAK
PLAK
Sebuah tamparan bulak balik Berta layangkan di kedua pipi Amora. Membuat wajah gadis itu langsung memerah, tapi untuk kali ini tidak ada suara ringisan yang keluar dari mulut Amora. Gadis itu seolah tidak merasakan sakit apapun.
Tangan Berta dengan kasar menarik dagu Amora dan mencengkramnya kuat. Tatapan tajam laki-laki itu layangkan pada putrinya yang terus menatap kosong.
"Berani-beraninya kamu mengabaikan Ayahmu sendiri?"tanya Berta geram.
"Apa kamu sudah bosan hidup? Kamu ingin mati karna sudah berani mengabaikan ku?"imbuhnya menekan setiap perkataannya.
"Jangan menjadi anak tidak tahu diri kamu Amora. Contohin adik mu Delora yang punya sifat baik, tidak seperti mu."
"Dia tau caranya sopan dengan Ayah. Dan tidak pernah sekalipun mengabaikan Ayah. Sedangkan kamu? Sangat jauh berbeda dengan Lora."
Amora menatap manik Ayahnya dengan tatapan yang sedih. Gadis itu menepis tangan Berta yang mencengkram dagunya. Perlakuan gadis itu mampu membuat semua orang disana menatap nya sedikit tidak percaya.
"Apa Ayah tau tentang ku? Apa Ayah tahu betapa terlukanya aku? APA KAU TAU PENDERITAAN KU?"teriak Amora di akhir katanya.
"Sekali saja 'Ayah. Bertanya apa aku baik-baik saja atau tidak."lirih Amora bersama dengan air matanya.
Alstair dan Delora juga Laurence cukup terkejut dengan sikap Amora hari ini. Gadis itu dengan betani berteriak di depan wajah ayahnya Berta, yang terbilang kejam bahkan sering menyiksanya.
"Yang Ayah pikirnya cuma Delora! DELORA! DELORA! DAN DELORA!"teriak Amora lagi.
"Terus keberadaan aku disini apa Ayah? Dari kecil aku gak pernah Ayah perhatikan seperti Ayah memperhatikan Delora. Aku Ayah abaikan bagaikan anak tiri."
"Aku ini putri mu Ayah. Aku putri kandungmu, darah daging mu sendiri. Kamu yang membawa ku kedunia ini. Tapi kenapa hadirnya aku Ayah jadikan layaknya hewan yang selalu Ayah siksa?"
"Aku gak pernah berharap terlahir ke dunia, Ayah. Aku gak pernah mengharapkan itu."
Kali ini Amora akan mengeluarkan segala onek-onek yang selama ini ia simpan dengan rapat. Amora sudah tidak sanggup dengan semua penderitaan yang ia hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA Injured girl (END)
Random[ FOLLOW ME DULU SEBELUM BACA ] Ini cerita murni dari pemikiran Author sendiri. "Jangan pergi dari aku yahh!" "Iyaah, aku gak akan pergi dari kamu Mora" **** "Aku gak akan pergi dari kamu Elan. Sekecewa apapun aku, aku tetap bertahan. Kamu tau kenap...