Bagian 21

5.8K 298 0
                                    

~Amora~
"Sahabat yang aku
banggakan ternyata dia yang
sedang memegang pistol."

****

Delora berjalan angkuh di koridor hanya seorang diri, gadis itu berjalan menuju kelasnya. Namun satu objek yang tidak sengaja di tangkap netra cantiknya membuat langkah Delora terhenti.

Gadis itu tersenyum sumringah ketika melihat ke arah Edgar. Gadis itu berjalan menghampiri Edgar dan langsung menghadang jalan cowok itu.

"Haii, Edgar sayang. Lama gak ketemu sama kamu, aku jadi rindu."ucap Delora.

Sedangkan Edgar hanya menatap datar Delora hang tersenyum di hadapannya. Cowok itu muak melihat gadis itu.

"Bisa minggir gak?"datar Edgar.

"Galak banget sihh Gar!!. Sama calon jodoh gak boleh galak-galak tau."ucap Delora tersenyum.

"Lo dengar ya Delora! Soal perjodohan itu, sudah bokap gue batalkan."tegas Edgar menatap tajam Delora.

Raut wajah Delora langsung berubah."Kamu becanda Gar! Gak mungkin di batalkan."elaknya.

"Lo tanya sendiri sama bokap lo."sarkas Edgar.

Setelah mengatakan itu Edgar langsung pergi. Delora berpaling menatap punggung Edgar, sesaat kemudian ia berlari mengejar cowok itu. Dan langsung menghadang langkah Edgar.

"Gar tunggu.!!"tahan Delora.

"Aku gak mau yahh Gar! Perjodohan kita di batalkan."tolak Delora.

"Lo siapa? Gue berhak buat nolak siapapun, lo kalau mau protes, protes ke bokap gue langsung."ucap Edgar.

"Edgar! Please. Aku mohon tolong jangan batalkan perjodohan itu. Aku mohon sama kamu Edgar!"mohon Delora menyatukan kedua tangannya di depan Edgar.

Mata Delora sudah berkaca-kaca."Aku sayang sama kamu Edgar. Aku gak mau kehilangan harapan buat milikin kamu. Aku gak bisa kehilangan cinta aku, Gar."lirihnya.

"Gue gak suka sama lo Delora. Gue cuma mau Amora,bukan lo."tekan Edgar di hadapan Delora.

Sebening kristal runtuh dari pelupuk mata Delora saat gadis itu menundukkan kepalanya.  Kepala Delora terangkat dan meraih kedua tangan Edgar.

"Edgar. Please jangan!! Aku mohon, tolong beri aku jalan buat bisa milikin kamu. Beri aku sebuah kata-kata yang bisa membuat aku semangat buat perjuangin kamu."ucap Delora menatap manik Edgar.

"Beri aku ruang di hati kamu Edgar. Aku cuma mau kamu, aku gak mau yang lain selain kamu."imbuhnya.

"Lo tuli atau gimana? Gue udah berapa kali bilang kek lo. Gue gak akan pernah mau sama lo. Apa yang lo harapan kek gue itu gak akan pernah lo dapatkan, sampai kapan pun."sarkas Edgar.

"Menjauh dari gue, karna gue gak suka sama cewek murahan kaya lo."tekan Edgar di hadapan wajah Delora.

Setelah mengatakan itu Edgar langsung pergi begitu saja meninggalkan Delora di tengah koridor. Gadis itu merasakan sesak di dadanya, kata-kata Edgar begitu menusuk hatinya. Delora terduduk di bangku dan menyentuh bagian dadanya yang terasa sakit.

Gadis itu menangis dalam diam. Delora sama sekali tidak berusara untuk tangisan. Hatinya terasa begitu sakit, ini kali pertama Delora merasakan sakit hati yang teramat sakit.

"Segitu tidak sukanya kamu sama aku Edgar. Seburuk apa aku dimata kamu."batin Delora.

Dari kejauhan terlihat Amora yang tidak sengaja melihat Delora adiknya. Gadis itu terlihat bingung. Amora menghampiri Delora berniat bertanya ada apa dengan gadis itu.

AMORA Injured girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang