[03] What do you mean?

54 13 10
                                    


Hari senin hari pertama diantara hari hari lain, hari yang sangat sangat sibuk namun selalu diawali dengan cuaca cerah. tempat yang paling nyaman damai dan itu ada disekolah ini.

meskipun terkadang setiap siswanya seperti memiliki sifat ganda, tapi sekolah inilah yang mengajarkan attitude baik. bahkan sampai membawa seorang Kim Jaeman sebagai idol yang terkenal dengan attitudenya yang baik.

cerita ini bukan mengisahkan tentang seorang Idol itu, tapi cerita ini akan mengisahkan tentang Seorang gadis yang mengalunkan musik lewat earphone bluethoothnya yang bertengger ditelingannya.

ia yang tengah menikmati alunan musik grup kesukaannya itu mendadak tidak mood. saat dihadapannya berdiri segerombolan para brandalan.

Gadis itu mencabut alat yang terpasang ditelingannya, dia sungguh muak bila harus berhadapan dengan mereka.

anak brandalan langganan ruang konseling mereka diketua oleh Lee jeno dan pasukannya Na jaemin, Lee haechan dan yang mungil sendiri diantara temanya yang lain Huang Renjun.

"Hei minggir, kalian menghalangi jalan ku." Gadis itu mengibas ngibaskan tangannya.

"Ngapain sih kita gangguin dia, bosen banget mana tubuhnya ramping kurus kek spek sapu lidi." Decak si tengil Haechan.

"Heh tengil, mulut lo tuh sama aja kek cabe rawit samping lo itu. udah ah minggir kalian." Kesalnya yang mulai risih karena Jeno terus saja menperhatikannya.

"Tunggu-tunggu, maksud lo cabe itu gue gitu?" Tanya Renjun yang merasa ternistakan. "Sudahlah minggir."

Gadis itu menerobos tubuh mereka yang berjejer layaknya buku diperpustakaan.

"Kim Airi." gadis yang bernama Airi itu menghentikan langkahnya saat suara berat jeno memanggilnya.

"Gue tunggu lo diroftof selesai pelajaran Doyoung-ssaem." Pintanya Airi memutar bola matanya malas lalu masuk dan duduk ditempatnya.

Mereka berempatpun beranjak pergi dari sana berniat pergi membolos. Namun, sepertinya sudah tidak keburu karena bel berbunyi dan  itu tidak mengurungkan niat mereka.

"Hei bocah, kalian budek atau bandel. apa kalian tidak dengar suara bel berbunyi huh?" Ucap seorang guru dari balik tubuh mereka.

Renjun memutar balikan tubuhnya ia menyengir layaknya kuda "ahaha Chittatho sauce-ssaem."

"Chittatho sauce, chittatho sauce. Emangnya saya cemilan, nama saya Chittaphon Leechaiyapornkul. panggil saya Ten." Guru yang bernama Ten itu menepuk nepuk telapak tangannya dengan buku paket.

Mereka semua berbalik menghadap guru yang terkenal fleksibel itu, meskipun dia guru seni tapi tubuhnya lentur banget ke karet jepang.

"Panjang bener, padahal tinggal bilang aja sepuluh." Lirih Jaemin pelan.

"Ei kau Jaemin, panggil namaku yang benar." Tegurnya yang dapat mendengar lirihan Jaemin, "Iya Ten Eleven, twoeleven."

"Sudah-sudah, kalian masuk tidak ada yang boleh pergi ke kantin." Pintanya mencoba mengusir mereka

"Laper soalnya ssaem, jadi kita mau kekantin dulu." Haechan mengeluarkan jurusnya yaitu mengeles.

"Tidak ada, masuk atau kalian saya laporin sama kuncoro-ssaem. mau?" Mereka semua menggeleng dan pergi masuk kekelas mereka kecuali jeno yang beda kelas.

Balance | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang