[26] Puzzle Piece

7 4 0
                                    


"Ayah, lepaskan aku." Teriak Jaemin menghempaskan tangan Gongmin yang menggengam erat lengannya. "sudah berapa kali Ayah katakan pada mu, jangan pernah pulang kerumah Bunda, mu. karena sekarang kamu sedang bersama ku."

Jaemin menatap wajah Ayahnya yang berubah dingin, datar dan serius sungguh itu bukan wajah asli ayahnya.

"Jika aku tidak ingin pulang kerumah bunda, maka jangan pernah mengecewakan ku!!" Teriak anak itu berjalan meninggalkannya.

"Jaemin!! Kamu Dengar, Ayah tidak akan pernah membiarkan mu pulang kerumah bunda mu lagi." Tegas Gongmin. Namun, anak itu menutup kupingnya rapat-rapat.

"Ayah, seharusnya tidak seperti itu bicara dengan Jaemin." Ucap Jaehyun yang baru kembali dari dapur, "Memangnya kenapa?" Tanya Gongmin seakan-akan tidak mengerti maksud dari putranya.

"yang jaemin katakan memang benar, ayah selalu mengecewakannya begitupun aku. mungkin aku masih bisa menerimanya, karena aku telah terbiasa. tapi Jaemin? dia tidak akan bisa menerimanya---"

"sekian lama dia hanya menginap disini dan merasakan perhatian Ayah, tapi saat dia sudah disini tinggal bersama mu. kau selalu saja mengecewakannya, meninggalkanya, bahkan mungkin kau tidak lagi perduli dengannya."

Gongmin mencerna setiap perkataan Jaehyun, mungkin ia bisa sedikit mengerti dari ucapan Jaehyun dan memikirkan kembali dimana kesalahannya.

"Bukan seperti itu maksud Ayah." Lirihnya.

Jaehyun berjalan meninggalkan Ayahnya, ia pergi masuk kedalam kamar Jaemin dan mendapati adiknya yang tengah duduk dibalkon. menatap langit malam yang masih basah.

"Kita memang tidak terlahir dari rahim yang sama, tapi aku merasa kita seperti benar-benar memiliki ikatan yang sama. kita satu Ayah, aku merasakan seperti apa kasih sayang ayah sejak kecil." Jaehyun ikut duduk disampingnya ikut memandangi langit-langit itu.

"Sementara kamu, kamu merasakan seperti apa kasih sayang bunda. Dulu saat aku bersama bunda, aku harus menyesuaikan untuk dekat dengannya, begitupun dengan mu yang harus bisa memahami sikap Ayah yang kerasnya seperti apa." Jaemin menghela nafas berat ia tetap pada pendiriannya menatap langit-langit itu.

"Apa kau juga betah, saat orang bertanya abang anak siapa? apa abang nggak mau orang tau, identitas abang? Nanti kalau orang bertanya identitas abang gimana? abang gimana?"

Jaehyun terdiam mungkin yang dibilang Jaemin ada benarnya, meskipun dia anak angkat dan Gongmin sudah merubah identitas Jaehyun, tapi dia masih belum tau jika Ayahnya mempublikasinya sama halnya seperti Jaemin.

Sementara yang tau jika dia anak angkat Gongmin hanya teman dekatnya yaitu Mark lee, Lucas dan Juga Jungwoo selebihnya tidak tau.

"aku tidak punya jawaban untuk pertanyaanmu itu." Jawabnya Jaemin tersenyum dangkal saat kakaknya tidak punya jawaban untuk pertanyaannya.

_Balance_

Jeno terduduk diam dimeja belajarnya, setelah mengubrak-abrik barang-barang lamannya untuk mencari album foto masa kecilnya, karena entah kenapa saat ini ia merindukan adiknya itu.

Seusai mendapatkan album foto itu Jeno membuka setiap lembaran usangnya. dia sedikit terkekeh kala melihat fotonya dan Jaemin ketika berumur 7 tahun, yang pada saat itu mereka tengah bermain dihalaman depan rumahnya.

"Kenapa lo lucu banget." Gumamnya lalu tangannya membuka foto lainnya, "canggung banget." Dia menggaruk kepalanya sendiri, saat melihat foto dimana dia dan Jaemin mengenakan seragam SMP yang berbeda sedang memegang mendali.

Balance | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang