[20] BESTFRIENDS

12 7 0
                                    


Sore ini para remaja tengah  menikmati hamparan langit yang begitu indah siapa lagi jika bukan aku, Junkyu juga Jihoon. kami sepakat untuk mengisi absen kami meskipun sehari setelah itu berulah lagi.

Aku sudah hampir satu minggu tinggal bersama Ayahku, meskipun dulu aku sangat ingin tinggal bersamanya. tapi entah kenapa sekarang rasanya begitu berbeda dibandingkan tinggal bersama Ayah Donghae dan Bunda juga Jeno.

Bahkan sampai sekarangpun aku masih tinggal bersama Ayah Gongmin.

Kalian pusingkan dengan hidup dan identitasku, sama aku juga pusing rumit jadi satu.

"Junkyu, kenapa lo suka banget mandangin langit?" Tanya Jihoon. Junkyu nampak menghela nafas berat.

"Ibu gue udah ada diatas, jadi setiap gue rindu sama dia. gue selalu mandangin langit dan berharap ia tau, jika anaknya baik-baik saja bersama nenek juga ayahnya."

Junkyu itu misterius bahkan Jihoon yang sejak kecilnya berteman dengan Junkyu pun, suka merasa heran dengan sikapnya yang kuat juga tegar, kadang juga tidak bisa ditebak.

Karena menurut Junkyu, menjadi anak seorang pengacara harus kuat dan tegar menghadapi hukum dan aturan dunia.

"Eh, cari makan yuk laper gue." Ajak Junkyu tiba-tiba, "gue juga haus." Sahut Jihoon. Kami memutuskan pergi untuk mencari minum, karena ketiga dari kami tidak ada yang membawa motor, jadi kami memilih jalan kaki.

Kami bertiga begitu asik mengobrol sampai atensi kami bertiga teralihkan, dimana kami melihat banyak orang yang sedang berkerumun dan sepertinya tengah menyoraki seseorang.

kami memutuskan untuk melihatnya bukan untuk menambah ribut.

Sekali lagi, hanya melihatnya...

Aku menerobos kerumunan orang-orang itu. diikuti dengan Jihoon dan juga junkyu, kami bertiga terkejut saat disana ada Jeongwoo dan juga ibunya yang tengah menangis.

"Bukankah itu jeongwoo dan ibunya?"

"Iya, tapi kenapa?"

Terdengar semua orang mengatakan jika Jeongwoo adalah pembunuh tapi entah kenapa. "Bawa saja orang ini kekantor polisi, dia sudah mencuri dan membunuh."

"Iya masih remaja sudah dipekerjakan, seperti inilah jadinya. dia telah membunuh." Semua orang melempari Jeongwoo dan ibunya dengan sampah.

"kami memang orang yang tidak punya apapun, tapi saya tidak pernah mengajarkan anak saya untuk mencuri. apalagi membunuh." Bela Ibu Jeongwoo. Namun, sepertinya mereka tidak ada rasa untuk mengasihaninya.

Aku baru tau kalau Jeongwoo bekerja sebagai kurir, dan sepertinya dia dituduh saat sedang mengantarkan barang kerumah ini.

Tak lama kemudian suara sirene polisi terdengar membuat semua orang menepi, "Ayah." Lirih Jihoon.

Ya Dia adalah komandan Park jung in ayah jihoon, dia adalah seorang komandan polisi. sebab itulah Jihoon sedikit tegas dan berani, tapi dia tidak pernah takut saat membolos dan melakukan keonaran, meskipun ia tau Ayahnya adalah seorang polisi.

"Harap tenang, jangan ada yang melakukan kekerasan. kami sekarang sudah disini dan ini adalah tugas kami, jadi untuk semuanya harap segera pulang kerumah kalian." Perintahnya mampu membuat semua orang meninggalkan tempat kejadian.

Jihoon menghampiri Ayahnya begitupun aku juga Junkyu. "Ayah." Komandan park Jung in menoleh dan mendapati anaknya.

"jihoon, kau disini? Apa kau ikut terlibat?" Tanyanya Jihoon menggeleng cepat.

"Tidak, tapi ayah aku rasa Jeongwoo bukan pelakunya. aku tau dia anak baik, bahkan setau ku peringkatnya dikelas juga bagus meskipun dia nakal."

komandan park terkekeh dengan ucapan Anaknya, bagaimana bisa dia semudah itu menyimpulkan.

Balance | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang