Bab 7 [ Lisa atau Hitori? ]

238 224 148
                                    


"Aduh..." rintih Chuya.

"Maafkan kami berdua~" kata salah satu anak laki-laki yang menabrak Chuya dengan lembut sembari membantu gadis berambut putih itu berdiri. Sedangkan kembarannya mengambilkan dan mengembalikan boneka Chuya yang jatuh.

"Terimakasih" kata Chuya sambil berusaha tersenyum dihadapan primadona kelas 1B.

Dua anak laki-laki kembar dari kelas 1B yang terkenal tampan, mengagumkan, menarik, misterius dan sangat pintar, Kyoka dan Kioka.

Kyoka yang berperan menjadi seorang kakak laki-laki dengan rambut ungu gelap serta beberapa helai berwarna ungu terang disebelah kanan, memiliki mata ungu gelap dan sangat dalam serta wajahnya yang terlihat sangat tenang.

Kebalikannya, Kioka berperan menjadi adik laki-laki dengan rambut ungu gelap yang juga beberapa helai berwarna ungu terang disebelah kiri, memiliki mata ungu gelap dan wajah pucatnya yang tampak polos.

"Semoga bonekamu tidak menimbulkan masalah lagi ya" kata Kioka seraya memiringkan kepalanya. "Baiklah?" jawab chuya sambil memegang erat boneka yang baru saja ia beli.

"Kenapa lama sekali?" tanya karin.

"Aku tidak sengaja bertabrakan dengan anak kelas 1B, tapi itu tidak penting. Bagaimana menurutmu boneka ini?" jawab chuya yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan dengan raut wajah senang.

Hanya boneka beruang dengan unsur yin yan.

"Itu lucu Chuya" jawab Karin sambil tersenyum. "Tapi, benda seperti itu bukankah sangat mudah untuk dimasuki oleh para roh?" tanya Lisa. "Itu benar...., tapi tidak apa-apa kalau memang ada roh pasti kita bisa menyegelnya" jawab Karin bangga diikuti oleh tawa kecil dari Chuya dan Lisa.

Bis mulai melaju meninggalkan desa floris dan segala kenangannya menuju ke SMA. Mereka langsung pulang ke rumah masing-masing begitu juga Lisa. Gadis itu harus menempuh jalan yang sedikit berbeda dengan Karin dan Chuya mengingat bahwa rumah mereka itu berbeda gang.

Lisa menatap rumah tua disamping rumahnya dan bergumam "bukankah menyenangkan jika ada seseorang yang tinggal disini?". Lisa kini merasa kesepian lagi. Gadis itu merasakan tetesan air dirambutnya dan mendongak keatas untuk menatap langit. Benar saja mulai turun hujan, karena tidak mau terkena penyakit Lisa pun segera berlari masuk ke rumahnya yang mewah.

"Kalau itu yang nona mau, aku bisa mengabulkannya" .

Hujan terus turun hingga keesokan pagi.

"Nona, mari berangkat" kata salah satu maid lisa. Lisa menengok dan berkata "hari ini aku mau berjalan kaki~".

"Baiklah hati-hati nona Lisa"

Sebenarnya para maid Lisa merasa khawatir kepada gadis pirang itu karena rumor yang terus menyebar dari dia kecil sama remaja saat ini yang menyebabkan perilaku kasar terhadap Lisa. Namun sekarang, Lisa dapat lebih mengendalikan dirinya sendiri dan membuat para maid serta bawahan mama dari Lisa juga ikut senang dan bangga. Pasalnya, keluar dari trauma itu sangat sulit bukan? Apalagi jika trauma itu terus-menerus hadir hampir setiap saat.

Ketika Lisa berjalan tiba-tiba gadis pirang itu tidak bisa melihat apapun. Lisa berhenti dan berusaha melepaskan tangan yang menutupi matanya.

"Siapa kau? Lepaskan aku!" bentak Lisa seraya terus memberontak.

"Ehhhh~ nona pasti tau aku siapa" kata orang itu lembut seraya melepaskan tangannya dari mata Lisa.

"Saka?" gumam Lisa ragu.

Gadis itu berbalik dan membuat ekspresi cemberut untuk menunjukkan bahwa dia sedang kesal."Apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut" tanya lisa dengan nada yang kembali dingin serta wajahnya yang menatap sendu kearah saka. Bukan karena apa-apa tapi, lisa sedikit terkejut karena bisa membuat ekspresi seperti tadi, mengingat sepanjang hidupnya dia hanya menggunakan ekspresi datar, tidak bersemangat kadang tersenyum, tapi juga bisa bersemangat serta menangis.

Journey of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang