Bab 22 [ Bangkit ]

22 6 2
                                    

Tubuh Coraline yang terbalut oleh daging  busuk dan membengkak itu, kini seolah berdenyut. Mengembalikan sebagian dari kesadaran gadis keturunan Snowden itu. Tangannya digerakkan oleh benang yang terlihat tipis namun tajam, membentuk sebuah segel.

"Kalian semua menjauh!" teriak Tara, kali ini wajah tenangnya benar-benar berubah menjadi panik. Dua buah kitsune milik Tara dengan sigap menarik Karin, Lisa dan Kebara menjauh lalu menciptakan perisai berwarna ungu.

Hal yang terjadi selanjutnya adalah seluruh ruang manekin dipenuhi oleh cahaya yang menyilaukan mata. Cahaya meredup perlahan, menyisakan Tara yang terbaring lemas. Sebelum kehilangan kesadaran, Tara sempat berkata "Lisa, panggil dia sekarang, rubah milikku tidak bisa menahan kekuatan Lune lebih lama."

"Panggil dia Lisa, karena kali ini perkataan Tara benar. Kekuatan Lune adalah membiarkan korbannya dimakan oleh mimpi mereka sendiri," ucap Karin. Gadis penyegel itu masih menahan darah yang keluar dari tubuhnya, membuat si gadis pirang mengangguk.

"Saka," Lisa memanggil nama itu dengan lirih sembari melirik kearah Kebara. Gadis pirang itu tersenyum kecil saat melihat Kebara langsung menyatukan kedua tangannya dan mulai kehilangan kesadarannya.

Pada waktu yang sama di bagian kastil yang lain, sebuah tubuh yang telah kaku dan dingin itu perlahan menghangat. Darah yang berada di pakaiannya menghilangkan, jantungnya mulai berdetak perlahan. Dia membuka matanya, memperlihatkan netra berwarna hijau emerald yang cantik. Dia menyingkirkan kain putih yang menutupi tubuhnya, meregangkan otot-ototnya karena terlalu lama diam di ruangan itu.

Dinding bagian kanan dari ruang manekin itu kemudian hancur, menyebabkan beberapa manekin terjatuh dan menciptakan debu yang cukup banyak.

"Nona memanggilku?" tanya anak laki-laki dengan rambut putih itu, dia masih memiliki senyum hangat diwajahnya. Meletakkan tangan kanannya di dada, dan tangan kiri dibelakang tubuh lalu sedikit membungkuk. Rambut putihnya terlihat lebih panjang dengan mata yang masih memperlihatkan bahwa tubuhnya kelelahan.

 Rambut putihnya terlihat lebih panjang dengan mata yang masih memperlihatkan bahwa tubuhnya kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau masih hidup?” tanya Raylin dengan nada kesal.

Nature itu kemudian tersenyum miring lalu menjawab "ya, karena Nona Lisa memberikan perintah. Aku akan mengabulkannya sekalipun harus melewati kematian."

“Nature memang salah satu makhluk paling menyebalkan ya?” kekeh Raylin kemudian. Roh itu merasa semakin tertantang untuk membuat para remaja itu menjadi sebuah mainan, semakin lama mereka bertahan, berarti semakin kuat hasil akhirnya nanti.

“Pantas saja Coraline sering merasa dejavu  jika didekat Kebara. Ternyata memang orang yang sama ya? Lihatlah itu Coraline, dia benar-benar menipu kita” desis Raylin sembari mengarahkan pandangan Coraline ke Saka yang tengah berjalan santai menuju perisai yang terlihat semakin lemah.

“Bukankah menurutmu dia menggunakan cara licik untuk mendekati Nona Achilles-mu?”

Coraline semakin lama semakin terpengaruh dengan kata-kata Raylin. Wajahnya berubah menjadi kesal, dia menatap nyalang kearah Saka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Journey of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang