Raylin melangkah kearah ayahnya dengan kepala menunduk , dalam diam hatinya terus meracau. Kenapa aku tidak lari, kenapa aku selalu menuruti semua ucapan ayah, kenapa aku tidak meminta bantuan, kenapa? Hatinya terus berbicara tanpa ada yang mengetahui. Pandangannya melihat kebawah, Raylin semakin takut dengan apa yang akan ayahnya katakan.
"Raylin ..." panggil Loin dengan satu tangan di dagunya, senang melihat putrinya sangat penurut dan menunduk takut kepadanya.
Tolong jangan panggil aku
"Apakah ada pelajaran yang kau lupakan beberapa hari ini?" tanya Loin dengan suara dalam dan mengerikan, penuh dengan amarah.
Tolong jangan bertanya hal itu
"Jawab!" bentak Loin setelah beberapa menit, amarahnya seperti dipancing saat Raylin tidak menanggapi pertanyaannya dan bertingkah seperti boneka tanpa jiwa.
Tolong jangan memberikan perintah
Kesabaran Loin kini benar-benar habis. Laki-laki itu menarik tangan kecil Raylin dan melemparkan tubuh itu keatas kasur dengan kasar. Tangan kanannya menahan kedua tangan milik Raylin dengan mudah sementara tangan lainnya menahan leher gadis kecil itu. Tatapannya mulai menggila, Loin sekarang tersenyum sinis.
Tolong jangan menatapku seperti itu
"Sayang ... kau tau apa yang membuat ibumu meninggal?" tanya Loin dengan kekehan kecil.
Tolong jangan ingatkan aku
"Ya benar~, dia tidak mau menggugurkan dirimu! Lalu dia juga melarang ku untuk menyayangimu dengan caraku sendiri setelah kau lahir. Bukankah dia hanya wanita brengsek?" lanjut Loin, kali ini dia mulai menciumi kulit putih pucat Raylin.
"Mari lakukan hal itu kepada budak kita juga!"
Ekspresi gadis itu langsung berubah, pupil nya membesar, bibirnya bergetar. Raylin tau ayahnya tidak akan segan-segan membunuh teman barunya. Raylin menggeleng pelan, menolak ajakan Loin tadi. Tentunya Loin langsung mengerutkan keningnya, kesal atas perubahan tingkah laku Raylin. Beberapa tamparan keras mendarat dengan sempurna diwajah gadis kecil itu, membuat kulit selembut salju itu memerah.
"Jangan lakukan itu kepada Nao, gunakan aku saja ayah" ucap Raylin setelah tamparan itu mereda, wajahnya memelas, penampilannya sekarang tampak sangat berantakan.
"Bagaimana aku bisa? Kau hanya akan memikirkan budak itu Raylin Snowden! Kau hanya bisa berbicara bukan bertindak" bantah Loin, Raylin dapat merasakan kalau nafas ayahnya menjadi lebih berat.
Raylin kembali menggeleng pelan, dia bangkit lalu duduk diatas pangkuan ayahnya. Tangan kecil dengan lebam itu melingkar dileher seorang Loin Snowden.
"Raylin akan memikirkan ayah, Raylin hanya mencintai ayah. Maaf karena telah menjadi anak nakal"
Aku bohong, aku tidak bisa
Setelahnya Raylin mencium Loin dengan lembut, membuatnya terbuai dan meredakan amarahnya sesaat.
"Pria itu benar-benar menyebalkan" gumam Karin kesal. Bagaimanapun juga dia tidak akan bisa membalaskan dendam milik Raylin karena kejadiannya sudah terjadi puluhan tahun silam, gadis penyegel hanya harus melihat kenangan itu sampai selesai, bukan yang lain. Tapi gadis penyegel kali ini adalah Karin, dia pasti akan melakukan sesuatu agar roh Raylin tenang, bagaimanapun caranya.
Ciumannya selesai, menyisakan Raylin dengan nafas terengah-engah karena tidak mampu menandingi permainan Loin.
Karin melirik kearah Jam besar lantai yang menunjukkan pukul 00.00, sebentar lagi selesai, pikir Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Mystery
Fantasimff lgi konslet bc aj cuy, emng rd krinj tpi gaoaoa sumpah gaoaoa