Bab 3 [ Roh Penjaga ]

311 295 263
                                    

"Chuya- apa kita jadi ke rumahmu?" tanya Karin. Gadis yg merasa terpanggil itu menoleh dan berkata "sepertinya tidak jadi, aku sangat lelah jadi kita tunda dulu ya"

"Oh, baiklah" kata Karin.

Karin hanya melihat chuya yang berlari dibawah hujan. Gadis itu tidak ikut beres beres karena harus menjaga adiknya.

Sesampainya didepan rumah, chuya langsung membuka pintu. "Chiyoko,,, apa kau didalam?" panggil chuya. Karena tak kunjung mendengar jawaban chuya melihat ke kamar adiknya itu. Chuya melihat adik kecilnya itu sedang tertidur. "Oh, kau tidur" kata chuya sambil meringis.

Tidak, tidak, aku tidak tidur, kakak kembalilah, rintih gadis kecil itu.

Malam hari pun tiba dan ini saatnya makan malam. "Chiyo apa kau tidak mau makan???" tanya chuya sambil berjalan menuju kamar chiyo.

Chuya mendekat dan mencoba membangunkan adiknya itu. Lampu kamar di situ mati, jadi chuya hanya bisa melihat sedikit. Gadis itu mengelus rambut adiknya yang semakin panjang. Rambut chiyoko juga berwarna putih salju, berbeda dengan rambut chuya yang berwarna putih aliceblue.

"Mengapa rambut chiyo sepanjang ini? Sepertinya kemarin tidak sepanjang ini. Atau cuma perasaan ku saja?" gumam chuya.

Dia pun memutuskan keluar dari kamar adiknya dan pergi ke kamarnya sendiri. Mungkin hanya kelelahan, itu yang ada dipikiran chuya.

Disekolah chuya jadi sering merenung. Dia jarang mengobrol dan tidak lagi pergi ke kantin.

"Chuya, apa yang terjadi?" tanya Karin yang duduk di bangku belakang chuya. "Emm, tidak, hanya saja chiyo akhir akhir ini terlihat aneh" jawab chuya. Gadis itu meringkuk di mejanya. "Aku hanya sedikit khawatir" sambung chuya. Karin mengangguk paham.

15.00 bel sekolah berbunyi dan menandakan semua pelajaran di SMA telah selesai. Chuya menarik tangan Karin yang hendak pergi. Karin menoleh dan bertanya "ada apa?". "Pinjamkan aku the magic book, aku ingin membacanya" jawab chuya sambil tersenyum.

"Apakah kau yakin? Isinya agak menyeramkan dan susah dimengerti" kata Karin ragu. Dia berkata seperti itu karena dia tau sahabat kecilnya itu seorang yang mudah takut. "Iya, aku yakin. Apakah kau meragukan ku ka-r-in?" kata chuya dengan mata dingin.

"Oh kalian belum pulang?" kata seseorang dari pintu. Karin dan chuya menoleh ke arah pintu dan melihat Lisa yang sedang bersandar di pintu kelas 1A itu. "Aku akan segera pulang setelah meminjamkan the magic book ke chuya" jawab Karin sambil memberikan the magic book. "Aku akan disini dulu" sahut chuya sambil memalingkan wajahnya.

Lisa berjalan kearah mereka berdua dan berkata " hey Karin, apa ada cara untuk menyegel para roh itu? Tanpa menggunakan the magic book". Tatapan matanya lebih dingin dibandingkan chuya.

"Buat mereka senang, seperti bantu mereka misalnya. Oh iya kalian juga harus berhati-hati" jawab Karin.

"Berhati-hati? Apa maksudnya?" tanya Chuya. Entah kenapa pupil matanya membesar, seperti senang tapi juga terkejut. Benar benar tidak bisa dijelaskan.

"Oh itu, hmm maksudya roh yang bisa kita bantu itu biasanya memiliki masa lalu, sedangkan yaa yang tidak memiliki masa lalu bisa jadi dia jahat" jawab Karin.

"Tapi bisa saja kita bukanlah yang terpilih untuk mengetahui masa lalu roh itu" timpal Lisa. Akhirnya Lisa dan Karin pun pergi pulang dan meninggalkan chuya dikelas sendirian.

Chuya duduk kembali di bangku nya dan wajahnya memerah. "B-bodoh, apa yang tadi ku lakukan kepada karinnnn" katanya sambil memukul mukul kepalanya menggunakan the magic book sampai buku itu terjatuh.

Ketika chuya ingin mengambilnya lagi buku itu terbuka pada halaman 40. Chuya membaca subjudulnya dan sedikit terkejut.

Penjaga
Aku adalah penjaga perumahan no 160. Tempat ini pernah terbakar sebelumnya. Aku memiliki rambut panjang dengan baju putih. Temani aku dikamar ya.....

Journey of Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang