[ A story fanfiction ]
[Saehan • Jimin ]
By veronisaKarena perempuan setan itu, Reika harus mengalami patah tulang di tangan kiri. Gips membungkus tangannya rapat-rapat dari pergelangan sampai ke ruas ibu jari. Reika tidak bisa banyak bergerak dengan keadaan kakinya yang terkilir sampai bengkak, pelipisnya yang koyak juga dapat beberapa jahitan. Seminggu ini, Reika banyak menahan sakit di sekujur badan, dia menangis acap kali tubuhnya terasa nyeri yang luar biasa. Benturan bertubi-tubi, membuat tubuhnya terluka parah. Hasil dari CT-scan mengatakan cideranya cukup serius.
Dan Reika benar-benar menyalahkan sosok Saehan yang membuatnya sampai luka parah seperti ini. Sewaktu Reika berguling-guling di anakan tangga yang curam, Saehan hanya melipat tangan di depan dada, menatapnya sambil tersenyum. Lantas setelah Reika mengerang kesakitan, perempuan setan itu pergi melewati tubuhnya yang teronggok dengan tawa ringan. Apa kelakuan itu bisa disebut manusia?
Saehan pemicu perundungan di kampus. Khususnya pada mahasiswa kurang mampu, Saehan menjadi bibit awal, sampai orang-orang yang tak punya otak lainnya ikut-ikutan merundung. Pakaian mewah yang selalu dipakai Saehan terlihat sampah baginya, secantik apa pun dia, semewah apa pun dia. Baginya, Saehan tetap tidak ada bagus-bagusnya. Intinya, di mata Reika. Saehan itu definisi penampungan setan. Segala keburukan ada pada gadis itu.
Reika ingat apa kata kakak sepupunya, memanusiakan manusia. Reika belajar itu darinya, Shin Jimin memang punya jiwa sosial yang tinggi, dia menuntut keadilan pada sesama manusia. Jalan pikiran Jimin rumit, contohnya ketika Jimin menghargai lgbt, Reika tidak mengerti bagaimana Jimin. Baginya, itu sebuah penyimpangan tidak bermoral. Namun, melihat bagaimana Jimin menghargai itu, Reika jadi kagum. Dia lantas berhenti menghujat kaum lgbt dan jadi masa bodo.
Kalau diingat-ingat, sedari kecil Jimin itu memang dewasa sekali. Reika pikir, itu karena keadaan yang memaksanya. Jimin didewasakan oleh keadaan, pria itu melalui hal berat sebelum keluarganya memutuskan untuk mengasuhnya.
Pada umur Jimin yang ke 7 tahun, ayah dan ibu Jimin tewas dalam tragedi berdarah. Rumah Jimin mengalami perampokan, ibunya mengalami permekosaan dan dapat dua tembakan di kening dan dada. Sedangkan ayah Jimin, tewas karena luka tusukan di rusuk. Sampai Jimin yang saat itu baru berusia 7 tahun mengalami ganggungan stress pascatrauma.
Keluarga Reika, adalah satu-satunya kerabat Jimin. Jimin dibawa ke rumahnya bahkan mengurus Jimin dengan kesabaran. Jimin jadi anak yang antisosial awalnya, mengisolasi diri dan misterius. Sering kali Jimin bicara sendiri, lalu berakhir menjerit-jerit minta tolong dengan gemetaran padahal tidak ada hal apa pun yang membahayakan.
Seorang psikiater anak pernah sangat dekat dengan Jimin, psikiater itu memberi Jimin sebuah novel berjudul Crime and Punisment karya dari Fyodor Dostoevky era delapan puluhan. Tidak disangka, kepala kecil Jimin dapat menampung bacaan berat di dalamnya. Sampai Jimin mulai tertarik dengan hal-hal politik, hukum dan filsafat. Jimin banyak menghabiskan waktunya dengan berpuluh-puluh buku referensi yang berbau hukum dan politik. Jimin mulai sembuh dari pascatraumanya, tapi beralih jadi kutu buku akut.
KAMU SEDANG MEMBACA
From U [√]
FanfictionKarena perangai buruknya, Kim Saehan diumpati sebagai sosiopat, banyak yang benci padanya, salah satunya adalah Hong Reika, mereka menjadi musuh bebuyutan sejak perkelahian di suatu sore. Akibat perkelahian itu Reika terpaksa dilarikan ke rumah saki...