027| Thanks J [ END ]

295 57 12
                                    

From U

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

From U

chapter end

•••

Malam masih terlalu jelaga sewaktu Saehan mendadak terserang kontraksi palsu, dia terpakasa beranjak dari kasurnya sambil meringis-ringis memegangi bagian bawah perut yang terasa tegang. Tinggal menunggu hari menuju persalinan, dokter bilang, kontraksi-kontraksi palsu semacam ini normal terjadi.

Keadaanya memang perlu di bawah pengawasan, sebenarnya dokter sudah menyarankan Saehan untuk tinggal di rumah sakit sampai menjelang persalinan. Namun, Saehan terlalu keras kepala, yang dilakukannya malah mengisolasi diri di apartemen yang dulu ditempatinya bersama Jimin.

Hampir tak pernah sehari pun Saehan meninggalkan apartemen ini semenjak Jimin menghembuskan napas terakhirnya.

Kepergian Jimin membawa dampak yang besar bagi Saehan, terutama pada bagaimana cara Saehan menghadapi dunia sekarang. Saehan tidak tersentuh, dingin dan rapuh. Perubahan itu tidak serta merta karena kehilangan sosok Jimin, tetapi karena segala hal yang sudah dialaminya sejauh ini.

Pengkhianatan yang Sarah lakukan, penyiksaan yang Saehan terima dari Chris serta kematian suaminya. Semuanya hampir-hampir membuat hidupnya selesai. Mulanya, Saehan pikir hidupnya telah berakhir, layaknya retak seribu, Saehan adalah kepingan kecil yang malang, dia menjalani kehidupan dengan bayang-bayang kehancuran.

Namun, saat dilihat semakin hari perutnya semakin membesar, Saehan tersadar bahwa ada kepingan lain di dalam tubuhnya—yang tidak layak dibawa hancur. Saehan tidak ingin bayinya menjadi kepingan yang malang, untuk itu satu-satunya hal yang membuat Saehan ingin terus hidup adalah anaknya—dia ingin melahirkan anak Jimin meski jiwanya sudah ikut mati bersama pria itu.

Sudah berbulan-bulan yang lalu semenjak insiden yang menewaskan Jimin itu terjadi, kabar kematian itu tersebar ke seluruh Seoul dengan cepat—image Jimin sebagai seorang pengacara yang sukses di usia muda mencuri perhatian publik dengan kabar kematianya. Media meliput, orang-orang berkomentar serta papan belasungkawa berdatangan memenuhi rumah duka. Saat itu, Saehan merasa sedang ditembak mati, dia bisu dan kepalanya kosong.

Mengenai Chris, Saehan tahu betul pria itu telah pergi ke Neraka bersama dendamnya, lantas Sarah, gadis itu tidak mengampil kesempatan apa pun selain meminta sejumlah uang untuk membeli tiket pesawat untuk kembali ke Boston di mana gadis itu dilahirkan.

Sementara ayah, menjadi orang paling menyesal setelah semua ini berakhir.

Sekarang, yang tersisa cuma hari-hari tanpa Jimin, detik-detik yang kosong tanpa Jimin, dan udara tanpa harum-haruman Jimin. Hampir berbulan-bulan lamanya, sampai kini kandungannya sudah menginjak usia sembilan bulan, Saehan tidak pernah melewati hari tanpa merindukan pria itu.

From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang