From U
Absen 1 dolo yeuppp
••••
Semalam Saehan cuma berakhir memanjakan pikiran-pikiran buruk di kepala, dia tidur satu kasur bersama Jimin tetapi mereka cuma saling memunggungi sepanjang malam. Saehan masih sangat cemburu mengetahui Jimiin menyebut-nyebut Reika teramat manis di dalam mabuknya tadi malam. Hingga pagi ini, Saehan masih bertanya-tanya, jenis perasaan apa yang dimiliki Jimin untuk Reika? Tidak lebih dari sebatas saudara, 'kan? Saehan tidak mau berpikiran macam-macam karena ini masih terlalu dangkal untuknya punya kecurigaan sejenis itu.
Saehan terbangun pukul enam pagi, ini memanglah bukan kebisaaanya. Tetapi, sepanjang malam Saehan tidak bisa tidur nyenyak karena terus-terusan berpikiran buruk. Pelan-pelan dia putar posisi tubuhnya, demi jumpai daksa Jimin yang masih lelap. Pria itu, telah mengubah posisi dan kini mereka saling menghadap. Harusnya ini hari bahagianya, karena baru semalam mereka resmi jadi sepasang suami istri. Dengan perasaan murung, Saehan sejajarkan posisi wajah mereka. Bisa Saehan lihat secara jelas, bahwa Jimin tidur dalam kedamaian. Mata sipit Jimin masih terkatup rapat, hidungnya yang mungil menarik napas dengan teratur, lantas bibirnya yang tebal kelihatan menggemaskan karena tidak terkatup secara rapat.
Saehan beranikan jari telunjuknya bergerak, hal yang pertama kali dituju adalah sepasang alis Jimin yang tumbuh dengan amat teratur. Garis alis itu lurus, tebal dan berwarna hitam kecoklatan. Saehan menelusurinya pelan-pelan sampai pada pertengahan hidung, kemudian, terus bergerak menuju puncak hidung Jimin yang mungil dan tajam. Jimin tidak terlalu mancung, apalagi kalau sedang tersenyum seolah hidung itu tenggelam di antara pipi, hidungnya tidak bantas tetapi cukup bangir dan sempurna. Pelan-pelan jarinya terus bergerak, kali ini menuju area filtrum dan bergerak terus sampai mampir di bibir bawah. Jarinya sejenak berhenti di sana, pagi ini bibir Jimin nampak seperti bayi, tebal, merah jambu dan terasa kenyal-kenyal seperti permen jeli di minimarket.
Jimin nampak sekali tidak terganggu oleh kejahilan jari telunjuk Saehan, Saehan tersenyum ringan, entah kenapa dirinya bisa mencintai Jimin begitu dalam sampai Saehan takut Reika akan mengambilnya. Saehan merasa bodoh, karena punya pikiran bahwa Jimin selingkuh dengan Reika. Jauh-jauh dia enyahkan pikiran tak masuk akal itu lantas dengan berani Saehan dekatkan wajahnya pada Jimin. Pelan-pelan Saehan beri ciuman di bibir Jimin, bibir Jimin ternyata lebih kenyal dari permen jeli minimarket, bibir ini adalah edisi terbatas yang sekarang menjadi miliknya. Dalam hati, Saehan begitu berbunga-bunga, ini ciuman kedua mereka dan Saehan melakukannya diam-diam. Saehan tidak melakukan apa-apa selain hanya menempelkan bibirnya saja. Dengan gerakan pelan, karena takut Jimin terbangun Saehan menyudahi ciumannya, dia kemudian menyibak helaian surai Jimin yang jatuh ke dahi. Pria itu benar-benar tidak terusik sama sekali, tidur macam beruang hibernasi. Saehan sangat mencintai Jimin, rasa itu kian bertambah setiap kali Saehan ingat bahwa Jimin adalah suaminya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
From U [√]
FanfictionKarena perangai buruknya, Kim Saehan diumpati sebagai sosiopat, banyak yang benci padanya, salah satunya adalah Hong Reika, mereka menjadi musuh bebuyutan sejak perkelahian di suatu sore. Akibat perkelahian itu Reika terpaksa dilarikan ke rumah saki...