014| Medical

317 60 17
                                    

From U

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

From U

•••

Di tahun terakhirnya saat SMA, Saehan mengalami tragedi yang akan terus diingatnya sampai seumur hidup, kenangan pahit itu terjadi bagai mimpi buruk yang mengerikan. Sejak saat itu, Saehan menganggap dirinya manusia cacat, kotor dan rendahan, cangkang keras yang Saehan tunjukkan pada orang-orang cuman sebatas topeng alibi untuk menutupi kekotoran pada tubuhnya. Sejak saat itu pula, Saehan begitu menggilai kesempurnaan dan dia bertekad hanya akan menunjukan kesempurnaanya pada dunia sampai orang-orang tidak akan pernah menyangka kalau Saehan memiliki kecacatan.

Saehan sering bersikap jahat pada orang, terutama pada orang-orang lemah yang sering menangis-nangis, dia membenci hal itu, karena rasanya seperti melihat sebuah kecacatan yang tak perlu dilihat dunia. Baginya, tangisan adalah sebuah kecacatan.

Di tengah traumanya, Saehan sama sekali tidak pernah menunjukan tangisan pada orang lain, dia melalui masa depresi terberatnya sendirian. Menenggak obat tidur, melamun sampai subuh dan mimpi buruk sampai Saehan terserang panik, kerap kali Saehan muntah-muntah dengan hebat sampai dia ketiduran di kamar mandi. Semua itu, dilaluinya tanpa diketahui siapa pun. Itu adalah tahun terberatnya sepanjang hidup, pun setelah semua itu berhasil Saehan lalui, Saehan kembali menjadi perempuan normal yang kesepian.

Keputusannya untuk tetap diam adalah hal yang tepat, karena, meski Saehan telah mengalami pemerkosaan, namanya tetap bersih tanpa ada satu pun orang yang membicarakannya. Itulah mengapa Saehan menutup hal ini rapat-rapat, tetapi Saehan agaknya terlalu bodoh jika menyembunyikan hal ini dari Jimin —suaminya sendiri. Sentuhan Jimin kemarin malam itu membangkitkan traumanya yang mendalam, Saehan kira dia bisa bertahan dan selamanya akan tetap bungkam. Tetapi, prilakunya hari ini sudah sangat jelas membuat Jimin curgia, Saehan tidak bisa lagi mengelak.

Meskipun begitu, Saehan butuh waktu untuk bisa menceritakan semuanya pada Jimin. Pria itu menurut setelah tadi malam Saehan minta ditinggal sendirian, setidaknya Jimin cukup menghargai permintaannya. Saehan ingin menangis tanpa disaksikan Jimin, dia juga perlu menenangkan diri tanpa diganggu, meski tahu Saehan sedang tidak ingin diusik, Jimin begitu mengkhawatirkannya sepanjang siang. Selama mengurung diri, Saehan menyimpan ketakutan besar, dia khawatir setelah Saehan bercerita Jimin tidak akan menerima keadaanya. Saehan membayangkan kejadian memalukan itu sepanjang siang sekaligus khawatir Jimin akan menceraikannya.

Hari ini berat, energinya terkuras habis, terlebih lagi tidak makan juga minum. Tepat pada pukul lima sore, Saehan merasakan kehausan yang parah dan dia memutuskan keluar kamar, di atas sofa dijumpainya Jimin sedang lelap tidur siang, pria itu lelah setelah sepanjang siang membujuknya untuk keluar. Saehan cukup tersanjung karena ketika dia memasuki dapur, Ella bilang Jimin memasakkan makanan korea untuknya, rupanya Jimin mengerti Saehan tidak terlalu cocok oleh makanan Hawaii.

From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang