008| I love you

275 67 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang vote absen dulu sini di kolom komentarminimal tekan 1 😌buat upah nulis author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang vote absen dulu sini di kolom komentar
minimal tekan 1 😌buat upah nulis author


From u


Kedua saudara sepupu itu memang sangat menyebalkan, Kim Saehan terus-terusan mengumpati mereka dalam hati sambil teguk gelas-gelas alkohol. Dia ingin mencabik-cabik wajah Reika yang sombong, dia ingin mencakar wajah Jimin sampai puas. Saehan dongkol setengah mati, dia ingin teriaki Reika dengan umpatan-umpatan kotor. Kemarahannya sedang di ubun-ubun, dia kesal sekaligus cemburu. Berkali-kali Saehan menghentak gelas  alkohol ke atas meja keras-keras, tentu itu memancing perhatian di sekitar tetapi kebanyakan dari mereka tidak peduli lantas mengabaikannya begitu saja.

Si cebol Reika itu, telah membuatnya jadi semarah ini, suaranya terdengar sombong saat pamer bahwa Jimin menyayanginya.
Jimin juga salah! Bagaimana pun juga, harusnya Jimin lebih mementingkan urusan mereka, terlebih lagi yang menyangkut urusan pernikahan. Jika hari ini adalah kepulangan Reika dari rumah sakit, ada banyak cara untuk Reika pulang tanpa harus menganggu waktunya dengan Jimin. Jimin adalah calon suaminya, dan Saehan lebih berhak atas Jimin. Reika tidak bisa sepenuhnya mengklaim Jimin! Saehan tidak suka itu. Saehan mati-matian kesal di sini, tetapi di sana Reika menikmati waktu bersama Jimin. Itu bikin Saehan panas, dia cemburu meskipun Reika dan Jimin itu bersaudara.

Selama berjam-jam Saehan minum, dan dia tidak sadar telah menghabiskan cukup banyak gelas taquila. Keseimbangan tubuhnya mulai tidak stabil, meski dalam posisi duduk Saehan hampir berkali-kali tersungkur. Klub malam benar-benar terasa padat, tapi Saehan tidak sama sekali berniat untuk menghambur ke
tengah lantai dansa, dia hanya habiskan waktu di meja bar dan fokus untuk minum.

Sudah banyak gelas yang kosong berserak di atas meja, Saehan pun tidak ingat jam berapa sekarang. Tetapi yang jelas dia tahu sekarang sudah larut malam dan dirinya sudah mabuk berat. Pelan-pelan pandangannya mengabur, kepalanya pusing seperti bianglala yang diputar kencang-kencang. Kepingan-kepingan memori jangka pendek di otaknya mulai absurd, dicampur seperti adonan bakpao. Kacau, Saehan tidak bisa berpikir jernih. Namun, sensasi mabuk ini benar-benar ampuh mengusir kekesalannya.

From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang