016| Wine

334 53 4
                                    

From u

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

From u

•••

Entah bagaimana interaksi mereka terjalin harmonis pagi ini, Jimin banyak menyematkan godaan-godaan nakal, meski kalimat Jimin agak mesum tetapi Saehan menikmati godaan itu, Jimin pandai membuat pipinya merona sampai dia malu-malu. Barusan mereka hampir saja berciuman, tetapi digagalkan karena Saehan yang buru-buru melarikan diri ke keluar kamar bersama tawa-tawa ringan di semenjana halimun pagi. Senang sekali rasanya menjahili pria yang sedang mendamba ciuman selamat pagi itu.

Pagi yang menyenangkan, setelah malam pertama. Saehan merasa sangat bahagia pagi ini sampai rasanya dia ingin berteriak pada dunia 'Aku cinta Jimin' dan melompat-lompat di pinggir pantai. Masih dengan sisa-sisa tawa, sejenak Saehan sadarkan punggungnya pada daun pintu yang tertutup. Jantungnya berpacu, dan hormon endorfin begitu banyak merasang otaknya untuk bahagia, Saehan menahan tangannya di depan dada. Hatinya, gegap akan cinta untuk Jimin dan di ruang gempita itu, Saehan memuja-muja Jimin bagai seorang raja.

Rasanya masih begitu mendebarkan bagaimana sentuhan Jimin membekas di tubuhnya, Saehan yakin sekali ruam-ruam merah yang Jimin lukis pada sekujur tulang selangkanya tadi malam tidak akan hilang dalam waktu seminggu ke depan. Pelan-pelan Saehan usap perutnya sebentar, dia ingin segera hamil, perutnya ngilu setiap kali dia membayangkan hal itu. Mengandung, pastilah sangat menyenangkan.

Lama dia terdiam di sana, akhirnya Saehan menggelengkan kepalanya, ya ampun ini masih terlalu awal untuk Saehan mengharapkan kehadiran anak. Mereka butuh seks yang lebih banyak dan waktu yang panjang untuk bersabar.

Saehan berniat membuat sarapan dan saat dia alihkan pandangan pada sekitar. Di sanalah Saehan terkejut mendapati pakaian yang digunakannya semalam berserak di lantai, tercecer begitu saja tanpa tahu malu. Saehan baru ingat semalam Jimin menelanjanginya di sana. Oh, astaga! Jangan sampai Ella melihat ini semua. Dengan terburu-buru dipungutinya satu persatu potongan kain itu. Sialan si Jimin, kenapa ceroboh sekali menelanjanginya di ruang tangah.

"Oh, Nona! Selamat pagi!"

Mendengar sapaan itu, Saehan langsung saja menyembunyikan potongan kainnya di belakang pinggang. Ella datang dengan sekantung sayuran, gadis itu baru saja tiba pagi ini, setelah tempo lalu Jimin menyuruh Ella untuk beristirahat.

"P-pagi." Saehan agak gugup membalas sapaan Ella, pipinya tersisa merah jambu, mati-matian Saehan menyembunyikan rona wajah dan pakaiannya di belakang tubuh.

Pengantin baru, memang masih banyak malu-malu. Sekarang, inilah yang sedang Saehan rasakan.

"Tuan minta aku beli sayur-sayuran, jadi kucarikan yang katanya bagus untuk rahim supaya nona cepat hamil," kata Ella sambil menepuk-nepuk kantung kertas yang sedang didekapnya lantas melenggang ke arah dapur.

From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang